Menuju konten utama

CORE Sarankan Tax Holiday Fokus ke Investor yang Ada di Indonesia

"Kenapa enggak membenahi banyak investasi yang enggak jadi itu dulu?" tanya Akhmad.

CORE Sarankan Tax Holiday Fokus ke Investor yang Ada di Indonesia
Para pembicara dalam CORE Economic Outlook 2019 di Graha Niaga pada Rabu (21/11). tirto/Vincent

tirto.id - Ekonom CORE Indonesia, Akhmad Akbar Susamto menilai program tax holiday yang dicanangkan pemerintah melalui paket kebijakan ekonomi ke 16 seharusnya ditujukan kepada investor yang sudah lama berada di Indonesia.

Apabila sasarannya adalah investor baru, kata Akhmad, maka akan timbul sejumlah kendala yang membuat dampak kebijakan tersebut tidak dapat dirasakan dalam waktu dekat. "Tax holiday bisa juga untuk yang sudah berjalan. Kita dorong mereka untuk ekspansi lebih cepat," ucap Akhmad di sela acara "CORE Economic Outlook 2019", Rabu (21/11/2018).

Akhmad mengingatkan, penerapan tax holiday itu juga akan membutuhkan waktu yang lama. Pasalnya, perlu waktu untuk menunggu investor baru yang bersedia untuk masuk ke Indonesia.

Kendala lainnya, kata dia, adalah lamanya waktu yang diperlukan bagi investor untuk membangun industri atau pabriknya di Indonesia. Secara tidak langsung, kata dia, pembangunan itu memberikan sedikit pengaruh untuk perekonomian Indonesia. Pasalnya, proses pembangunan itu membutuhkan membutuhkan material dan pekerja.

Namun, efek yang benar-benar akan dirasakan adalah saat pabrik tersebut sudah mulai berproduksi. Tetapi, kata Akhmad, untuk mencapai tahapan itu juga membutuhkan waktu yang lama.

Selain itu, Akhmad menilai bahwa pemerintah Indonesia masih memiliki kendala dalam menghadapi investor baru. Sebab, dari sekian banyak target investasi baru di Indonesia, realisasinya hanya mencapai 1/3 pada golongan domestik dan 1/4 pada Penanaman Modal Asing (PMA).

Realisasi yang rendah itu juga disebabkan karena sejumlah kebijakan pemerintah Indonesia belum konsisten dalam mendukung investor yang sudah mendaftar.

Untuk itu, ia berpandangan seharusnya pemerintah mengevaluasi sebab di balik rendahnya realisasi investasi baru tersebut. Ketimbang mempromosikan investasi baru, ia justru menyarankan pemerintah untuk berfokus pada investasi yang sudah ada.

"Pemerintah masih terlalu fokus ke kampanye investasi baru. padahal investasi yang sekarang sudah terdaftar kan itu bisa naik 4 kali lipat. Kenapa enggak membenahi banyak investasi yang enggak jadi itu dulu?" tanya Akhmad.

Baca juga artikel terkait INVESTOR atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto