tirto.id - Pasangan turis asal Spanyol dan Brazil bernama Vincente dan Fernanda menjadi viral usai membagikan pengalaman buruk mereka saat mengunjungi India. Keduanya mengaku dirampok dan diperkosa saat sedang istirahat di daerah Dumka, distrik Jharkhand, India.
Cerita lengkap pengalaman buruk itu mereka bagikan melalui sebuah video di Instagram Story @Vueltaalundoenmoto. Video kronologi kejadian yang dialaminya tersebut lantas menarik perhatian publik internasional.
Video tersebut juga mendapat tanggapan dari pemerintah Spanyol dan media internasional. Perampokan dan pemerkosaan yang dialami oleh Vincente dan Fernanda juga membuat publik geram.
Hal ini membuat sejumlah pengguna di media sosial menyampaikan pesan untuk memboikot destinasi wisata di India. Mereka mengklaim bahwa India bukan tempat yang aman bagi wisatawan.
Melihat respons media sosial yang begitu masif membuat Vincente dan Fernanda kembali merilis klarifikasi. Vincente mengaku mengunggah video untuk mengabarkan para pengikutnya bahwa kondisi mereka baik-baik saja.
Mereka tidak bermaksud mengajak orang untuk tidak mengunjungi India. Ia menjelaskan terlepas dari peristiwa buruk yang mereka alami, masih banyak orang baik di India.
"Jangan berpikir bahwa India seperti itu (tidak aman) karena itu tidak benar. India adalah negara dengan banyak orang baik. India adalah negara yang luar biasa dan patut untuk dikunjungi. Sama seperti negara lainnya yang punya sisi baik dan buruk, kejadian ini termasuk insiden," kata Vincente melalui video yang ia unggah, Minggu (3/3/2024).
Kronologi Turis Diperkosa dan Dirampok di India
Pasangan wisatawan Spanyol, Vincente dan Fernanda, merupakan pelancong yang cukup terkenal di media sosial. Keduanya merupakan pemilik akun Instagram Vuelta Al Mundo En Moto, sebuah akun media sosial yang membagikan cerita perjalanan keliling dunia dengan motor.
Mereka telah melakukan perjalanan ke lebih dari 60 negara selama lima tahun terakhir. Namun, kejadian nahas terjadi saat mereka berkunjung ke India.
Dikutip dari The Publica, pada 1 Maret, Vincente dan Fernanda, mengunggah video yang menceritakan bahwa mereka telah diserang saat berada di India.
Peristiwa itu terjadi saat keduanya sedang dalam perjalanan ke Nepal melalui Bhagalpur. Di tengah perjalanan mereka memutuskan untuk berhenti dan bermalam di Dumka, distrik Jharkhand pada Jumat (1/3/2024).
Mereka memutuskan memasang tenda di dekat pasar Hansdiha. Malam itu, saat mereka tertidur, tiba-tiba tujuh pria muda masuk ke dalam tenda untuk menyerang mereka.
Vincente dan Fernanda diserang, dipukuli, dan dirampok oleh para pelaku. Vincente mengalami luka memar dan pembengkakan di kepalanya.
Fernanda juga mengalami pukulan yang lebih parah dengan memar dan luka berwarna merah di wajahnya. Vincente juga mengungkapkan bahwa Fernanda telah diperkosa oleh tujuh pelaku tersebut.
"Mereka memukuli kami. Mereka menempelkan pisau di leher saya, dan mengatakan bahwa mereka akan membunuh saya," kata Vincente dalam salah satu video, bibir bawahnya membengkak dan tampak dijahit.
"Fernanda diperkosa. Tujuh dari mereka. Tujuh pria. Anjing-anjing..." ujar Vincente dalam video yang diunggahnya di Instagram.
Pasangan itu kemudian melaporkan kejadian yang dialaminya kepada polisi setempat. Selanjutnya mereka juga dibawa ke Pusat Kesehatan Masyarakat Saraiyahat untuk melakukan pemeriksaan kit pemerkosaan.
Sejumlah pelaku telah berhasil ditangkap oleh otoritas setempat. Selain itu, upaya penyelidikan dan dukungan kepada pasangan tersebut terus berlanjut dari kedutaan Spanyol di India dan pihak berwenang setempat.
Pelaku Perampokan dan Pemerkosaan Ditangkap
Kepolisian India telah menangkap empat orang yang dicurigai sebagai bagian dari kelompok yang memperkosa dan merampok Spanyol, demikian dikutip dari Al Jazeera, Minggu (3/3/2024).
Para pelaku yang terlibat dalam perampokan dan pemerkosaan telah berhasil diidentifikasi oleh polisi. Menurut Kepala Kepolisian Jharkhand Ajay Kumar Singh, para tersangka yang belum ditangkap saat ini sedang diburu.
Masih dikutip dari Al Jazeera, di India, kekerasan seksual terbilang sering terjadi, terutama menargetkan perempuan dari komunitas suku minoritas. Masalah ini diperparah oleh stigma untuk melaporkan kejahatan tersebut dan rendahnya tingkat hukuman bagi pelaku.
Menurut Biro Catatan Kejahatan Nasional, hampir 90 kasus pemerkosaan dilaporkan setiap hari di India pada tahun 2022, artinya satu kasus pemerkosaan terjadi setiap 18 menit. Dalam laporan tersebut tercatat 31.516 kasus pemerkosaan terjadi pada tahun 2022.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy