Menuju konten utama

Carl's Jr dan Keruntuhan Restoran Cepat Saji di Indonesia

Restoran burger premium asal AS, Carl's Jr, akan resmi menutup unit usahanya di Indonesia akhir tahun 2023.

Carl's Jr dan Keruntuhan Restoran Cepat Saji di Indonesia
Header INSIDER Carls JR dan keturunan restoran cepat saji. tirto.id/Fuad

tirto.id - Masyarakat Indonesia akan kembali kehilangan pemain restoran cepat saji kenamaan Amerika Serikat (AS), Carl’s Jr pada akhir tahun ini. Keputusan Carl’s Jr untuk undur diri dari industri Tanah Air setelah hampir satu decade beroperasi disampaikan melalui akun media sosial Instagram @carlsjrindonesia.

"Terima kasih atas dukungan yang luar biasa selama 10 tahun. Carl's Jr. Indonesia akan mengakhiri operasionalnya yang selama ini beroperasi dibawah Mahadasha Group pada tanggal 31 Desember 2023," tulis pengumuman tersebut.

Sejatinya, Carl’s Jr Indonesia mengalami beberapa transisi kepemilikan. Terakhir, Grup Tiara Marga Trakindo (TMT) memeroleh hal eksklusif untuk waralaba merek tersebut melalui unit usaha ritelnya Mahadya. Pada Juli 2013, Carl’s Jr secara resmi beroperasi dengan 5 gerai di Jakarta, yang kemudian bertambah menjadi 7 gerai.

Carl’s Jr dipilih karena merupakan merek burger premium ternama asal Negeri Paman Sam dengan kinerja dan sejarah profesional yang panjang. “Carl’s Jr. telah bergerak di bisnis burger selama lebih dari 70 tahun. Selain itu, kami percaya bahwa burger berkualitas dari Carl’s Jr. akan diminati oleh konsumen Indonesia,” merujuk situs resmi perusahaan.

Sejarah panjang merek burger ini berawal pada tahun 1940-an dari Carl Karcher dan istrinya yang memutuskan menginvestasikan seluruh tabungan mereka untuk membeli gerobak hot dog.

Hanya dalam satu dekade (1950-an), usaha pasangan suami istri tersebut berkembang dan berhasil mengoperasikan 2 restoran Carl’s Jr. Pada periode yang sama, mereka juga memperkenalkan tanda bintang berwarna kuning.

Keluarga Karcher terus berekspansi dan bahkan berhasil mendirikan Carl Karcher Enterprise, Inc (CRE). Dominasi mereka dalam industri burger berlanjut, di mana pada 1977 sudah mampu mengepakkan sayap secara global dan mengoperasikan ribuan gerai.

Saat ini beberapa gerai Carl's Jr masih beroperasi sebelum masa penutupan. Namun, ada beberapa gerai sudah kehabisan stok burger dan hanya menjual menu ayam serta minuman pendamping lainnya.

“Kami kebetulan sedang kehabisan stok, jadi hanya menjual menu ayam (untuk saat ini),” kata salah seorang perwakilan manajemen Carl’s Jr Lotte Shopping Avenue, dikutip Antara.

Hingga saat ini manajemen pusat Carl's Jr belum memberikan tanggapan terkait isu penutupan operasional per 31 Desember. Tapi kabar ini sudah cukup meledak dan mendapatkan reaksi kejut dari penikmat burger Carl's Jr Indonesia.

"Aaaa padahal enak. Cuma ini yang enak dibandingkan resto-resto fast food lain yang jualan burger, bahkan yang ada embel-embel burger di tokonya itu," tulis postingan @hana.izu mengomentari pengumuman resmi Carl's Jr.

Nasib Serupa Restoran Cepat Saji

Carl's Jr Indonesia bukan satu-satunya, restoran cepat saji yang harus angkat koper di Tanah Air. Pandemi COVID-19 menekan banyak industri, tidak terkecuali industri restoran cepat saji.

Lotteria, restoran burger terkenal asal Korea Selatan (Korsel) lebih dulu menyerah dan menutup seluruh gerainya di Indonesia secara permanen pada 29 Juni 2020. Keputusan penutupan tersebut diambil Lotteria setelah hampir sembilan tahun mewarnai terjun di Indonesia.

Pandemi mengakibatkan perusahaan mesti menanggung kerugian hingga KRW 7 miliar di tahun 2020. Perusahaan inti Lotteria di Korsel bahkan harus menerbitkan saham baru untuk mengumpulkan dana KRW12,3 miliar, demi membayar utang.

Penutupan lainnya juga terjadi pada restoran Fish & Co asal Singapura. Berada di Indonesia sejak 19 tahun lalu, restoran ini terpaksa ditutup seiring dengan berhentinya GF Culinary sebagai pemegang lisensi.

GF Culinary adalah grup perusahaan makanan dan minuman yang didirikan oleh Henky Rusli. GF Culinary saat ini memegang beberapa merek makanan antara lain, OJJU, Putien, Marutama Ramen, Song Fa, Isshin, Baba Laksa, Butler's Steak, Shoppa Steak, dan Skinny Dip, Gaston, Baia Nonna, dan Terumbu Seafood. Terrace.

Kemudian, baru-baru ini misalnya, Texas Chicken salah satu brand ternama asal AS di bawah naungan PT Cipta Selera Murni TBK (CSMI), resmi menutup seluruh restorannya yang beroperasi di wilayah Indonesia pada 2022. Lagi-lagi COVID-19 adalah penyebab utamanya.

Texas Chicken sudah mengudara sejak 1984 di Indonesia dengan membuka gerai pertamanya di Indonesia Pintu Besi Plaza, Jakarta. Pada 1996 perusahaan telah melebarkan sayapnya dengan membuka 50 gerai yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

Pada 2005, Texas Chicken bertransformasi menawarkan konsep baru yang lebih inovatif dengan logo barunya. Selang 15 tahun kemudian, tepatnya pada Februari 2020 Perseroan berhasil melakukan penawaran umum perdana saham. Namun, setelah pandemi masa-masa sulit mulai dilalui.

Lewat surat keterbukaannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), CSMI mengumumkan per tanggal 14 Maret 2023 perseroan mengakhiri kerja sama dengan Cajun Global LLC dan tidak lagi menggunakan brand Texas Chicken. Cajun sebagai (prinsipal) memberikan keringanan kepada Perseroan berupa penghapusan utang royalti dan initial fee.

Direktur Cipta Selera Murni, Radino Miharjo, menjelaskan pembatalan perjanjian waralaba ini terpaksa diambil karena sejak Pandemi COVID Perseroan mengalami penurunan omset hingga akhir 2021. Per 14 Agustus 2023, semua restoran Texas Chicken yang dikelola CSMI telah ditutup dan telah menyelesaikan semua prosedur penutupan sesuai persetujuan dari pengelola mall.

Infografik INSIDER Carls JR

Infografik INSIDER Carls JR dan keturunan restoran cepat saji. tirto.id/Fuad

Lebih lanjut, meskipun tidak separah rekan-rekannya, pemimpin di industri restoran cepat saji Indonesia, KFC, juga tidak mampu menghindar dari krisis ini. KFC harus rela menutup layanan pesan antar 14022 dan terus membukukan kerugian sejak 2020.

Melansir laporan keuangan PT Fast Food Tbk (FAST), pemegang lisensi KFC Indonesia, per 30 September 2023 Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp152,41 miliar. Rugi ini membengkak 815,69 persen dibandingkan kerugian tahun sebelumnya yakni Rp17,16 miliar.

Padahal perusahaan terus berupaya untuk meningkatkan pendapatkan dengan menambah jumlah gerai. Sepanjang Januari–September 2023, FAST mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 7,04 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp4,61 triliun. Peningkatan ini didorong oleh segmen makanan dan minuman yang meraih Rp4,6 triliun atau tumbuh 7,39 persen YoY.

Kondisi Industri

Berkebalikan dengan sikap para pemain di industri cepat saji, sektor jasa dan makanan Indonesia sejatinya masih menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar. Kondisi sosial ekonomi menjadi kontributor utama pertumbuhan industri ini. Termasuk didalamnya peningkatan aktivitas masyarakat, kenaikan pendapatan, dan ekspansi di industri transportasi.

Berdasarkan analisa lembaga riset pasar, Mordor Intelligence, industri jasa makanan Ibu Pertiwi diproyeksi mencatatkan kenaikan dua digit tiap tahunnya, yakni sebesar 13,42 persen. Dengan level pertumbuhan tersebut, pada 2029 nilai pasar industri jasa makanan Indonesia diestimasi menyentuh USD103,76 miliar.

Kemudian, jika dilihat dari tipe jasanya, jasa makanan restoran cepat saji juga diprediksi membukukan pertumbuhan positif pada 5,49 persen per tahun. Di Indonesia, pertumbuhan sektor ini tertolong oleh kehadiran jasa pengiriman GrabFood dan GoFood yang mempermudah jangkauan ke pelanggan.

Walaupun begitu, industri jasa makanan tetap menghadapi beberapa tantangan yang cukup besar, di mana hal ini dapat berdampak pada profitabilitas, keberlanjutan, dan kemampuan perusahaan dalam menyediakan jasa ke konsumen mereka. Para pemain dituntut bersikap fleksibel, inovatif dan tentunya responsif terhadap perubahan.

Baca juga artikel terkait INSIDER atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Dwi Ayuningtyas