Menuju konten utama
Preview Indonesia vs Thailand

Cara Thailand Membunuh Para Lawan

Thailand hampir tak menemukan kesulitan untuk melaju ke babak final Piala AFF 2016. Tim Gajah Putih ini selalu meraih kemenangan dari lima pertandingan.

Cara Thailand Membunuh Para Lawan
Thailand lolos ke Final Piala AFF 2016 setelah menang 2-0 atas Myanmar di semifinal. FOTO/Suzuki AFF CUp 2016

tirto.id - Capaian tim nasional Thailand di Asia Tenggara seakan menunjukkan kalau mereka berada di level berbeda dengan kesebelasan negara lain. Sebelum berlaga di Piala AFF, Thailand berlaga di babak kualifikasi Piala Dunia 2018. Thailand menjadi satu-satunya kesebelasan negara di ASEAN yang berhasil tembus hingga babak ketiga.

Tepat empat hari sebelum melawan Indonesia di babak grup Piala AFF, Thailand mesti menjamu tim kuat Australia. Ini yang membuat Thailand dianggap tidak mengeluarkan kekuatan penuh saat menang 4-2 dari Indonesia. Ada faktor kelelahan yang membuat konsentrasi mereka kerap terpecah.

Di babak grup Piala AFF pun Thailand tidak terlihat superior bila dilihat dari hasil akhir pertandingan. Teerasil Dangda dan kolega hanya menang 1-0 atas Filipina dan Singapura, itu pun lewat gol di 10 menit terakhir pertandingan.

Thailand baru menunjukkan superioritasnya kala bermain di babak semifinal melawan Myanmar. Pada leg pertama, Thailand menang 2-0, sementara saat bermain di kandang, Thailand menang 4-0.

Mudahnya Thailand lolos ke babak final, jelas berbeda dengan Indonesia. Skuat Garuda bahkan mesti bertanding hingga babak perpanjangan waktu di babak semifinal setelah Vietnam menyamakan agregat.

Tetapi Thailand sebenarnya punya pola yang hampir mirip dari setiap gol yang mereka cetak. Dan pola ini mestinya bisa dimaksimalkan Indonesia untuk meraih juara kali pertama sepanjang gelaran Piala AFF.

Spesialis Menit Akhir

Thailand selalu mencetak gol dalam setiap 15 menit. Namun, yang paling mengkhawatirkan adalah kebiasaan mereka mencetak gol di 15 menit akhir. Itu yang mereka tunjukkan saat menekuk Filipina dan Singapura.

Sebanyak 66% gol kesebelasan yang ditangani Kiatisuk Senamuang ini tercipta pada babak kedua. Itu tak lepas dari perubahan skema yang dilakukan oleh Kiatisuk.

Apabila serangan Thailand mentok, Kiatisuk kerap menempatkan Sarawut Masuk sebagai ujung tombak. Ini terbukti manjur saat gol Sarawut di 10 menit akhir melawan Filipina dan Singapura. Kala melawan Singapura, Sarawut baru dimasukkan pada menit ke-63.

Tajam di Kotak Penalti

Sebelas dari 12 gol yang dicetak Thailand selama Piala AFF terjadi di dalam kotak penalti. Teorinya, untuk mencegah Thailand mencetak gol, Indonesia tak boleh membiarkan pemain Thailand berkeliaran dengan bola di dalam kotak penalti. Namun kenyataannya tidak semudah itu.

Sebagai contoh, pada gol yang dicetak Teerasil saat melawan Myanmar di leg pertama, pemain bernomor punggung 10 ini awalnya bergerak jauh dari kotak penalti. Terdapat dua pemain Myanmar yang bersiap menutup pergerakan Teerasil. Tetapi pergerakan mantan pemain Almeria ini mampu mengelabui penjagaan pemain lawan untuk mencetak gol dengan kaki kiri.

Hal lain yang patut diperhatikan adalah kemampuan para pemain Thailand melepaskan diri dari kawalan. Delapan gol ke gawang lawan terjadi karena mereka tidak mendapatkan pengawalan ketat.

Gol yang dicetak Sarawut melawan Singapura terjadi ketika umpan silang dari sisi kanan penyerangan Thailand langsung dituntaskan lewat sundulan Sarawut. Juga gol dia mengalahkan Filipina melalui skema serangan balik dan Sarawut mampu melepaskan tembakan terukur merobek jala gawang Roland Muller.

Hal serupa dilakukan Sarawut kala mencetak gol pembuka ke gawang Myanmar di leg kedua semifinal. Berdiri di dalam kotak penalti, Sarawut menyundul bola dan membuka keunggulan Thailand atas Myanmar.

Urusan kawal-mengawal ini akan jadi tugas berat Indonesia yang kerap kehilangan konsentrasi. Para pemain Garuda lebih memerhatikan bola ketimbang mengawasi pergerakan pemain lawan. Indonesia bisa melakukan apa yang ditunjukkan Singapura dan Filipina yang berhasil menahan gempuran Thailand setidaknya hingga 80 menit pertandingan.

INFOGRAFIK HL Cara Timnas Thailand Membunuh Indonesia

Peran Teerasil Dangda

Teerasil memang menjadi kunci utama Thailand di lini serang. Ia punya kemampuan individu yang terbilang komplet, dribel yang mantap, dan tendangan yang keras.

Kurnia Meiga sudah tahu betapa berbahaya Teerasil. Gawangnya pernah tiga kali kebobolan oleh penyerang yang kini merumput di Muangthong United tersebut.

Kecerdikan Teerasil adalah dia tidak melulu menunggu di depan kotak penalti. Ia kerap menjemput bola hingga ke lini tengah, bahkan kerap muncul di lini kedua untuk mencetak gol. Ini terlihat dari gol keduanya ke gawang Indonesia. Teerasil bergerak dari depan kotak penalti lalu menyambut sodoran bola lewat sepakan keras kaki kiri. Gol itu pula yang menjadikan satu-satunya gol dari luar kotak penalti yang dicetak oleh Thailand.

Bahaya Sisi Kiri Thailand

Sebanyak 50% gol yang dicetak Thailand berasal dari sisi kiri, sementara hanya 16% dari sisi kanan. Problem besar bagi Indonesia: sisi kanannya rapuh dan terkuras.

Sisi kanan Indonesia yang dihuni Benny Wahyudi kerap menjadi target serangan lawan. Ini tak lain karena Andik Vermansyah loyo dalam membantu pertahanan. Sebaliknya, sisi kiri Indonesia yang dihuni Abduh Lestaluhu mampu klop bekerjasama dengan Rizky Pora.

Tetapi Indonesia juga agak lemah di area tengah. Tidak ada gelandang murni bertahan membikin dua bek Indonesia bisa langsung terekspos. Kelemahan ini terlihat sewaktu Indonesia kalah 2-4 dari Thailand dan ditahan imbang 2-2 Filipina. Duet Yanto Basna dan Fachruddin seketika goyah saat digempur langsung oleh para pemain lawan.

Opsi Alfred Riedl mengganti Andik Vermansyah dengan Dedi Kusnandar kala menahan imbang Vietnam 2-2 sedikit meredakan gempuran di sisi kanan. Tetapi bila Andik tidak dimainkan lebih dulu juga jadi problem skuat Garuda dalam menyusun serangan, dan di situlah dilemanya.

Dua Gol Garuda

Catatan bagaimana cara Thailand mencetak gol memang mengesankan. Mencetak 12 gol dari lima pertandingan menunjukkan bagaimana superiornya Tim Gajah Putih ini.

Thailand punya dua penyerang dengan dua karakter yang berbeda. Teerasil bermain lebih ke dalam, sementara Sarawut beroperasi di dalam kotak penalti. Sialnya, keduanya menunjukkan penampilan terbaik.

Melepaskan penjagaan dan membiarkan para pemain Thailand masuk ke dalam kotak penalti sama saja dengan bunuh diri. Pasalnya, hampir semua gol Thailand terjadi karena dua hal itu: di dalam kotak penalti dan tak dikawal.

Namun, Indonesia punya preseden baik dari laga melawan Thailand di babak grup. Boaz Salossa dan Lerby Eliandry mampu mencetak gol ke gawang tim asuhan Kiatisuk.

Melihat skema dua gol tersebut, terlihat kalau lini pertahanan Thailand kerap lengah melakukan pengawalan. Dua gol Indonesia terjadi lewat umpan silang yang kemudian disundul dan dua-duanya bebas tanpa pengawalan. Ini bisa menjadi kunci utama Indonesia untuk mengalahkan dominasi Thailand di ajang Piala AFF.

Baca juga artikel terkait PIALA AFF 2016 atau tulisan lainnya dari Frasetya Vady Aditya

tirto.id - Olahraga
Reporter: Frasetya Vady Aditya
Penulis: Frasetya Vady Aditya
Editor: Fahri Salam