Menuju konten utama

Yang Beringas dan yang Lemas di Timnas

Ada sejumlah punggawa Timnas Indonesia yang tampil mengejutkan di Piala AFF 2016, tapi ada pula pemain yang justru tak sesuai harapan. Siapa saja mereka?

Yang Beringas dan yang Lemas di Timnas
Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Kiprah Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 ternyata di luar perkiraan. Dengan skuad terbatas dan berstatus sebagai bekas pesakitan FIFA, Boaz Solossa dan kawan-kawan justru melaju hingga ke final meskipun pada akhirnya gagal meraih gelar juara setelah takluk dari Thailand di partai puncak.

Alfred Riedl dituntut berpikir lebih keras dalam meramu skuad Timnas Indonesia kali ini. Pasalnya, ia hanya boleh memanggil maksimal dua pemain dari masing-masing klub yang sedang berlaga di kompetisi tak resmi bernama Indonesia Soccer Championship A (ISC A) 2016.

Uniknya, pelatih asal Austria itu dengan berani menggunakan lebih banyak pemain muda, bahkan debutan, untuk proyeksi ke Piala AFF 2016. Nama-nama paten dan berpengalaman macam Firman Utina, Ahmad Jufriyanto, Supardi Nasir Bujang, Hariono, dan lainnya tidak dilirik sama sekali.

Riedl bahkan hanya melibatkan satu orang pemain naturalisasi di armada Garuda kali ini, itu pun dipanggil di menit-menit terakhir, yakni Stefano Lilipaly. Sementara Cristian Gonzales, Raphael Maitimo, Bio Paulin, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, bahkan Sergio van Dijk diabaikan.

Sebagai gantinya, Riedl mencoba wajah-wajah baru yang relatif muda macam Rudolof Yanto Basna, Hansamu Yama Pranata, Bayu Pradana, Abduh Lestaluhu, Abdul Rachman, Manahati Lestusen, Muchlis Hadi Ning Saefulloh, juga Lerby Eliandry.

Yang Tak Sesuai Ekspektasi

Ada pemain yang sempat digadang-gadang bakal berbicara banyak di Piala AFF 2016 yang justru tampil di bawah ekspektasi. Yang paling menjadi sorotan tentu saja Zulham Zamrun. Winger Persib Bandung ini dinilai lebih banyak pamer aksi tapi tidak memberikan kontribusi maksimal untuk timnas dan kerap melakukan kesalahan elementer yang sebenarnya tidak perlu.

Sejatinya, Zulham Zamrun sempat menjadi pilihan utama Alfred Riedl di sebagian besar laga ujicoba jelang ke Piala AFF 2016. Dari duel kontra Malaysia, dua kali melawan Vietnam, hingga dijamu Myanmar di pertandingan ujicoba terakhir. Dari 4 laga ujicoba tersebut, Zulham 3 kali menjadi starter dan sekali tampil sebagai pemain pengganti.

Namun, di turnamen yang sesungguhnya, Riedl justru memberikan posisi Zulham kepada Rizky Pora. Pemain Barito Putera itu selalu menempati posisi sayap serang di sektor kiri yang sebenarnya juga bisa dioperasikan oleh Zulham. Sementara untuk sisi sebelah kanan mutlak menjadi milik Andik Vermansah.

Kendati begitu, Zulham Zamrun tetap dilibatkan di 7 pertandingan yang dilakoni tim Merah-Putih dari babak penyisihan grup hingga final kedua Piala AFF 2016 meskipun sebagai pemain pengganti. Biasanya, Zulham dimasukkan di perjalanan babak kedua kecuali di laga terakhir di mana ia menjadi starter karena Andik Vermansah cedera.

Top skor sekaligus pemain terbaik Piala Presiden 2015 itu diharapkan bisa menjadi pembeda di babak kedua. Namun, tampil di 7 laga dalam 209 menit pertandingan, tidak ada gol maupun assist yang tercipta dari aksinya. Apesnya lagi, gaya bermain Zulham yang dinilai kebanyakan tingkah menjadi sasaran kecam para fans timnas di ranah maya.

Masih dari Persib, Rudolof Yanto Basna juga mengalami nasib serupa, tampil di bawah top performa. Sama seperti Zulham, bek 21 tahun asli Papua ini menjadi selalu menjadi pilihan utama Riedl sejak masa persiapan timnas, bahkan hingga tiga laga awal Piala AFF 2016 melawan Thailand, Filipina, dan Singapura.

Pemain terbaik turnamen Piala Jenderal Sudirman 2015 ini langsung kehilangan tempatnya sejak laga semifinal leg pertama kontra Vietnam. Bermula dari absen karena akumulasi kartu kuning, Riedl sama sekali tidak memakai Basna lagi hingga turnamen berakhir. Eks bek Mitra Kukar ini juga tak luput dari kritik karena dinilai sering ceroboh dan tak jarang melakukan blunder.

Satu lagi pemain timnas yang secara mengejutkan kurang bersinar di Piala AFF 2016, yakni Evan Dimas Darmono. Gelandang muda Bhayangkara FC ini digadang-gadang sebagai salah satu pemain terbaik Indonesia di masa depan karena kiprahnya yang luar biasa bersama Timnas Indonesia U19 semasa masih dibesut oleh Indra Sjafri.

Posisi Evan Dimas di lini tengah timnas nyaris tak tergantikan dalam 4 pertandingan ujicoba internasional. Terkadang, Riedl memasang Bayu Pradana atau Dedi Kusnandar untuk bertandem dengan Evan Dimas yang selalu main selama 90 menit di tiap laga.

Tapi, selama timnas bertarung di putaran final Piala AFF 2016, Evan Dimas justru tidak mendapatkan jatah bermain penuh. Ia hanya 2 kali menjadi starter, yakni saat melawan Filipina dan Singapura di babak penyisihan grup, itu pun selalu ditarik keluar di babak kedua. Bahkan, di 3 laga terakhir, Evan Dimas sama sekali tidak menyentuh rumput lapangan.

Riedl tampaknya belum berani memaksimalkan Evan Dimas karena masih rentan cedera dan belum sepenuhnya fit. Namun, kesempatan arek asli Surabaya itu untuk tampil lebih fokus untuk timnas karena ia punya peluang besar untuk membela Timnas Indonesia U23 di ajang regional berikutnya yakni SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Yang Ternyata Tampil Trengginas

Sebaliknya, ternyata cukup banyak pula punggawa Timnas Indonesia yang justru tampil beringas di Piala AFF 2016 meskipun sebelumnya kurang mendapat perhatian. Duo bek muda Hansamu Yama Pranata dan Manahati Lestusen adalah contohnya.

Absennya Basna di semifinal leg pertama menjadi berkah bagi Hansamu. Mantan bek Timnas U19 milik Barito Putera ini pun menjalani debutnya dengan sangat manis. Selain tampil disiplin di sentral pertahanan, Hansamu juga mencetak gol yang turut mengantarkan Indonesia menang 2-1 atas Vietnam.

Di tiga pertandingan selanjutnya hingga partai puncak di Rajamangala, Hansamu menjadi bek tengah andalan Riedl bersama Fachrudin Wahyudi Aryanto. Bahkan, pemuda Mojokerto berusia 21 tahun ini membukukan gol lagi di laga final leg pertama kontra Thailand yang juga berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Indonesia.

Puja-puji untuk Hansamu Yama Pranata pun bertaburan, termasuk dari sejumlah media internasional. Fox Sports Asia menyebutnya sebagai “temuan berharga” Alfred Riedl dan mendapuknya sebagai salah satu bek terbaik di Piala AFF 2016.

Senior Hansamu di Laskar Antasari, Rizky Rizaldi Pora, pun demikian. Hanya mengemas 149 menit di 3 laga ujicoba, winger asal Ternate ini menunjukkan aksi luar biasa di Piala AFF 2016 dan senantiasa menjadi pilihan Riedl untuk mengisi sisi kiri sayap serang Garuda.

Dalam 7 pertandingan Piala AFF 2016, Rizky Pora hanya tidak tampil penuh di 2 laga saja. Total, pemain 27 tahun ini bermain selama 631 menit dan mempersembahkan 3 assist serta 1 gol untuk tim Merah-Putih. Beberapa pelatih lawan sering menyebut Rizky Pora sebagai pemain paling berbahaya yang dimiliki oleh Indonesia.

Manahati Lestusen juga menjadi salah satu pemain yang mengejutkan meskipun Piala AFF 2016 bukanlah laga debutnya untuk timnas senior. Mantan kapten Timnas Indonesia U23 ini lebih sering menghuni bangku cadangan sebelum akhirnya dipercaya mengisi starting line-up bersama Hansamu seiring absennya Basna dan Fachrudin di leg pertama semifinal kontra Vietnam.

Tampil oke di pertandingan tersebut, Riedl kembali mempercayai jebolan tim SAD Indonesia itu kala Indonesia gantian bertandang ke Hanoi. Namun, kali ini Manahati diplot selaku gelandang bertahan bersama Bayu Pradana, dan sempat beralih posisi sebagai full back kanan di pertandingan pamungkas melawan Thailand.

Satu lagi, Stefano Lilipaly. Ia adalah satu-satunya pemain naturalisasi yang dipanggil Riedl dan bergabung dengan timnas di laga ujicoba terakhir melawan tuan rumah Myanmar. Setelah itu hingga akhir Piala AFF 2016, gelandang kelahiran Belanda berdarah Maluku ini menjadi sosok yang paling berpengaruh di lini tengah Timnas Indonesia.

Infografik Rapor Pemain Timnas

Buah Positif Regenerasi

Keberanian Rield memanggil lebih banyak pemain muda untuk memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 terbukti membuahkan hasil positif dengan melajunya tim Garuda hingga ke partai puncak di Rajamangala. Inti tentunya menjadi sinyal yang cukup baik untuk masa depan tim Merah-Putih.

Pemain-pemain di bawah usia 25 tahun seperti Evan Dimas, Rudolof Yanto Basna, Hansamu Yama Pranata, Manahati Lestusen, Abduh Lestaluhu, Teja Paku Alam, juga Muchlis Hadi Ning Saefulloh tentunya masih punya karier panjang di timnas senior. Mereka berpeluang menjadi tulang-punggung Garuda di masa-masa berikutnya.

Itu belum termasuk seabrek talenta muda Indonesia yang tidak ikut ke Piala AFF 2016 karena terbatasnya kuota, sebut saja Irsyad Maulana, Adam Alis, Teguh Amiruddin, I Putu Gede Juni Antara, Ilham Udin Armayn, M. Hargianto, Zulfiandi, Rizky Pellu, Septian David Maulana, Ferinando Pahabol, dan lainnya.

Mereka akan berpadu dengan anggota timnas Piala AFF 2016 yang akan atau sedang memasuki usia emas macam Dedi Kusnandar, Lerby Eliandry, Kurnia Meiga, Andritany Ardhiyasa, Fachrudin Wahyudi Aryanto, Gunawan Dwi Cahyo, Stefano Lilipaly, Rizky Pora, hingga Ferdinand Sinaga, juga pemain lainnya yang masih dalam umur produktif sebagai pesepakbola.

Riedl sendiri tetap berhasrat menukangi Timnas Indonesia meskipun kontraknya belum pasti diperpanjang oleh PSSI. Dengan kombinasi pemain muda dan mereka yang sedikit lebih matang, Riedl rupanya masih penasaran dengan Thailand. Ia yakin, tim Garuda mampu sejajar atau lebih baik dari pasukan Gajah Putih suatu saat nanti.

“Akan menarik bagi saya bila bisa membangun tim yang lebih tangguh untuk menantang Thailand dalam beberapa tahun ke depan,” sebut pelatih berusia 67 tahun ini.

Baca juga artikel terkait SEPAKBOLA atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Olahraga
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Zen RS