Menuju konten utama

Cara Mengatasi Tulang yang Sering Bunyi dan Penyebabnya

Artikel berikut akan membahas tentang cara mengatasi tulang yang sering bunyi dan penyebab tulang bunyi kretek. Simak selengkapnya di bawah ini.

Cara Mengatasi Tulang yang Sering Bunyi dan Penyebabnya
Cara Mengatasi Tulang yang Sering Bunyi dan Penyebabnya. foto/istockphoto

tirto.id - Cara mengatasi tulang yang sering bunyi selama tidak menimbulkan rasa sakit, bengkak, atau cedera sebenarnya tidak wajib dilakukan. Namun sebaliknya jika menyebabkan rasa sakit hingga bengkak, menemui dokter spesialis ortopedi untuk menentukan cara penyembuhan yang tepat sepertinya dapat dilakukan.

Di antara kita, mungkin pernah mendengar tulang sering bunyi seperti suara "retakan" atau "letupan" ketika menggerakkan leher, punggung, hingga persendian jari.

Dilansir laman Healthline, sebuah penelitian pada 2017 menyebutkan bahwa keretakan sendi jari dilaporkan terjadi sebanyak 25-45 persen di Amerika Serikat.

Bunyi "krek" dari tulang atau sendi secara medis dikenal dengan istilah krepitus atau krepitasi, yang berasal dari bahasa Latin "rattle". Tulang sering bunyi krek terjadi seiring bertambahnya usia seseorang, karena berkaitan tulang rawan yang terkikis.

Penyebab Sendi Tulang Bunyi

Penyebab tulang bunyi kretek ada beberapa dan tidak melulu karena krepitus. Berikut ini beberapa penyebab tulang sering bunyi pada seseorang:

1. Bunyi aktivitas otot

Aktivitas otot yang meregang dapat menyebabkan bunyi sendi. Sebagai contoh, tendo dapat keluar masuk dari tempatnya ketika seseorang melakukan peregangan, olahraga, menari, hingga bergerak berulang-ulang saat bekerja.

2. Kehilangan tulang rawan

Kehilangan tulang rawan dapat terjadi akibat penuaan. Kehilangan tulang rawan tersebut dapat menyebabkan permukaan sendi mengeras sehingga menimbulkan bunyi ketika bergerak.

3. Artritis

Artritis adalah peradangan satu atau lebih pada sendi yang dapat menyebabkan nyeri. Artritis juga dapat menyebabkan degenerasi tulang rawan sehingga mengeluarkan kebisingan sendi.

4. Krepitus

Krepitus dalam penjelasan tradisional disebabkan karena tekanan pada sendi menciptakan gelembung-gelembung kecil pada cairan sinovial, yang meletus ketika terbentuk dengan cepat.

Cairan sinovial mengandung oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida, serta berfungsi melindungi tulang-tulang supaya tidak bergesekan satu sama lain.

Dalam sebuah studi 2015, dijelaskan bahwa krepitus dihasilkan karena adanya pembentukan rongga pada cairan sendi, bukan pecahnya gelembung yang sudah ada sebelumnya.

Namun sebuah studi dengan model matematis dinamika gelembung dan suara pada 2018, membuktikan bahwa krepitus terjadi karena runtuhnya gelembung.

Dilansir laman Gleneagles Hospital Singapore, krepitasi sebenarnya adalah suara gas yang terperangkap yang dilepaskan dari cairan di antara persendian saat bergerak.

Gelembung nitrogen dalam cairan sinovial di antara persendian terbentuk seiring berjalannya waktu, kemudian dilepaskan ketika persendian digunakan seperti untuk menggapai, membungkuk, atau peregangan.

Apakah Tulang Bunyi Berbahaya

Dalam kasus krepitasi, tulang berbunyi tidak berbahaya. Namun, meretakkan sendi terlalu keras seperti di punggung dapat melukai saraf atau otot.

Mitos tentang radang sendi apabila meretakkan jari-jari tidak terbukti. Dalam sebuah penelitian pada 2011, menunjukkan bahwa meretakkan jari-jari tidak menipiskan tulang rawan dan tidak mungkin menyebabkan osteoartritis.

Retakan bunyi sendi adalah sesuatu yang umum terjadi serta bukan gejala penyakit. Namun, apabila mengalami nyeri atau bengkak, cara terbaik adalah menghubungi ahli kesehatan untuk mendiagnosa penyebabnya.

Di sisi lain, ketika seseorang baru saja cedera kaki seperti terkilir, mungkin tendon peroneal Anda dapat bermasalah. Berikut ini beberapa kasus akibat tendon peroneal bermasalah:

1. Subluksasi relatif

Subluksasi relatif kerap terjadi pada atlet ketika tiba-tiba memutar pergelangan kaki ke dalam. Jenis cedera ini mungkin memerlukan pembedahan.

2. Dislokasi tendon

Dislokasi tendon terjadi karena tendon otot peroneal terdorong keluar dari lokasi semula. Cedera ini dapat menyebabkan bunyi letupan atau gertakan di pergelangan kaki. Selain itu, dislokasi tendon dapat menyebabkan peradangan, pembengkakan, dan nyeri.

3. Dislokasi tendon peroneal

Dislokasi tendon peroneal terjadi karena pergelangan kaki seseorang terkilir. Cedera ini membutuhkan perhatian medis untuk memastikan tendon kembali ke posisi semula.

4. Lesi osteochondral

Lesi osteochondral adalah cedera pada tulang rawan di ujung tulang. Terjadinya cedera jenis tersebut memungkinkan kaki berbunyi klik dan terkunci serta disertai pembengkakan dan keterbatasan rentang gerak.

Cara Mengatasi Tulang Bunyi

Cara mengatasi tulang yang sering bunyi dapat dilakukan melalui beberapa cara di rumah. Meskipun demikian, cara terbaik terlebih sendiri atau tulang mengalami rasa sakit hingga bengkak adalah mendatangi dokter.

Berikut ini cara mengatasi bunyi tulang dalam keadaan normal:

1. Bergerak lebih banyak

Banyak duduk atau berdiri dalam satu posisi dapat menyebabkan kaku, sehingga orang cenderung meretakkan sendinya untuk menghilangkan ketegangan.

Namun salah satu cara lebih baik adalah berdiri setiap setengah jam, terlebih bagi Anda yang duduk di depan meja sepanjang hari.

2. Peregangan lembut

Peregangan lembut akan menggerakkan cairan sinovial sehingga melumasi sendiri. Lakukan peregangan dinamis dan status di semua sendi tubuh.

3. Olahraga

Cobalah berolahraga yang cukup seperti 150 menit per minggu. Pilihlah olahraga yang sesuai dengan usia serta gaya hidup. Selain itu, olahraga juga dapat dilengkapi aktivitas fisik seperti mengerjakan pekerjaan rumah, berjalan kaki, hingga berkebun.

Baca juga artikel terkait TULANG SERING BUNYI atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno