Menuju konten utama

Bromo Berstatus Siaga, Antisipasi Abu Vulkanis Disiapkan

Status Gunung Bromo telah naik menjadi Siaga. Naiknya status gunung api ini diikuti Badan Penanggulangan Bencana Daerah dengan upaya mengantisipasi dampak erupsi abu vulkanis.

Bromo Berstatus Siaga, Antisipasi Abu Vulkanis Disiapkan
Sejumlah wisatawan dan masyarakat Suku Tengger menuju kawah Gunung Bromo. Antara Foto/Zabur Karuru.

tirto.id - Status Gunung Bromo dilaporkan meningkat ke level III menjadi Siaga. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status gunung api yang berada di perbatasan Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang itu dari Waspada (Level II) terhitung sejak Senin (26/9/2016) pukul 06.00 WIB.

Dari peningkatan status itu, menurut perkiraan, akan ada dua desa di Kabupaten Lumajang yang paling berpotensi terdampak abu Gunung Bromo yakni Desa Argosari dan Desa Ranupani di Kecamatan Senduro. Meski begitu, hujan abu vulkanis Gunung Bromo tergantung dari arah angin.

“Selama ini yang sering terjadi di Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Malang karena abu vulkanis mengarah ke barat dan timur. Kalau arah angin menuju ke selatan, dua desa di Kecamatan Senduro akan terdampak hujan abu vulkanis,” Plt. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Hendro Wahyono, seperti dikutip dari Antara, Selasa (27/9/2016).

Untuk mengantisipasi guguran abu vulkanis BPBD Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sudah menyiapkan ribuan masker. "Stok masker yang sudah didistribusikan di desa yang terdampak abu vulkanis Gunung Bromo sebanyak 7.500 masker dan stok yang ada di BPBD sebanyak 2.000 masker sehingga stok tersebut diprediksi cukup," ungkap Hendro Wahyono.

Sejauh ini, lanjut dia, belum ada informasi tentang hujan abu vulkanis Bromo di Lumajang, namun pihaknya tetap memantau aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl itu. "Berdasarkan pengalaman erupsi Gunung Bromo sebelumnya saat berstatus Siaga, dampak yang dirasakan warga di Desa Argosari adalah tanaman sayuran yang ditanam warga Tengger terpapar abu vulkanis," ujarnya menambahkan.

Data di PVMBG mencatat aktivitas rutin Gunung Bromo pada 27 September 2016 pukul 00.00-06.00 WIB secara visual terpantau cuaca cerah-mendung, angin tenang, suhu udara 11-12 derajat celcius. Sementara itu, asap kawah teramati putih tipis hingga sedang, tekanan lemah-sedang, tinggi asap berkisar 50-500 meter dari puncak kawah ke arah tenggara-timur.

Secara sesimik tercatat gempa tremor dengan amplitudo maksimum 0,5-13 milimeter, namun dominan 1 milimeter, sehingga kesimpulannya status Gunung Bromo siaga atau level III.

Dengan status siaga itu, PVMBG merekomendasikan pengunjung, wisatawan, masyarakat, dan pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 2,5 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo.

Baca juga artikel terkait GUNUNG BROMO AKTIF atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari