Menuju konten utama

BPS Catat Sektor Pertanian Berhasil Menyumbang 12,40% PDB

Sektor pertanian masih menjadi basis perekonomian Indonesia dan menyumbang 12,40 persen terhadap produk domestik bruto (PBD).

BPS Catat Sektor Pertanian Berhasil Menyumbang 12,40% PDB
Pekerja menjemur jagung di Desa Wegil, Sukolilo, Pati, Jawa Tengah, Senin (13/11/2023). Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi jagung 2024 mencapai 16 juta ton atau meningkat jika dibandingkan 2023 yaitu sekitar 14 juta ton. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/YU

tirto.id - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menuturkan sektor pertanian masih menjadi basis perekonomian Indonesia. Dia mencatat sektor tersebut menyumbang 12,40 persen terhadap produk domestik bruto (PBD).

"Sektor pertanian merupakan basis perekonomian Indonesia, diketahui 12,40 persen PDB Indonesia dikontribusikan oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Artinya sektor pertanian masih merupakan salah satu engine dalam perekonomian nasional," kata Amalia saat Diseminasi Sensus Pertanian 2023, Jakarta, Senin (4/12/2023).

Amalia menuturkan sektor pertanian merupakan sektor yang menyerap tenaga terbesar dibandingkan sektor lainnya dalam perekonomian sebesar 29,96 persen dari total tenaga kerja di Indonesia. Pada data terbaru Februari 2023, proporsi tenaga kerja yang bekerja pada sektor pertanian berkisar 29,36 persen.

Sementara itu, di tengah ketidakpastian global dan juga tekanan inflasi maupun fluktuasi dari harga pangan, sektor pertanian masih menyumbang ekspor produk yang terus meningkat. Tercatat, pertumbuhan ekspor pertanian pada 2023 sebesar 15,39 persen.

"Di tengah ketidakpastian global dan juga di tengah tekanan inflasi maupun fluktuasi dari harga pangan tingkat global, ternyata ekspor produk pertanian terus meningkat dan kalau kita lihat dibandingkan dengan 2021 pertumbuhan ekspor pertanian Indonesia sekitar 15,39 persen," kata Amalia.

Lebih lanjut, dia menuturkan produktivitas pada sektor pertanian masih rendah. Hal ini tercermin dari komposisi mayoritas petani Indonesia yang hanya menamatkan pendidikan sekolah dasar (SD).

"rendahnya produktivitas di sektor pertanian, salah satunya dikontribusikan karena tenaga kerja pertanian mayoritas hanya menamatkan pendidikan paling tinggi sekolah dasar [SD] atau sekitar hampir 75 persen," kata Amalia

Berdasarkan data Tenaga Kerja Pertanian Menurut Pendidikan Ditamatkan pada Februari 2023 memperlihatkan, jumlah petani jenjang SD sebanyak 30,48 juta orang atau sebesar 74,89 persen. Disusul lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 6,28 juta orang atau 15,44 persen, kemudian Sekolah Menengah Kejuruan/Atas (SMK/A) sebesar 3,62 juta orang atau 8,89 persen. Terakhir, lulusan Diploma ke atas sebanyak 0,70 juta orang atau 1,82 persen.

Bukan hanya itu, dia menambahkan, berdasarkan data BPS, sekitar 58 persen tenaga kerja pertanian berumur 45 tahun ke atas pada Februari 2023. Hal ini menjadi perhatian untuk mendorong regenerasi tenaga kerja pada sektor tersebut.

"Kalau kita lihat berdasarkan umur, 58 persen tenaga kerja pertanian berumur 45 tahun ke atas. Oleh sebab itu ada tren bahwa pekerja di sektor pertanian cenderung menua dan ini merupakan perhatian kita bersama untuk bagaimana mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian," ucap Amalia.

Baca juga artikel terkait SEKTOR PERTANIAN atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin