tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan atau year on year (yoy) pada Februari 2024 sebesar 2,75 persen. Sedangkan secara bulanan atau month to month (mtm) inflasi terjadi sebesar 0,37 persen. Catatan inflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, menyebut bahwa andil inflasi terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau. Secara rinci, komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah beras dengan andil sebesar 0,21 persen, disusul cabai merah dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen.
“Komoditas penyumbang inflasi adalah yang pertama beras dengan andil inflasi sebesar 0,21 persen, selanjutnya ada cabai merah dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen, telur ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen,” ucap Habibullah dalam konferensi pers BPS, Jumat (1/3/2024).
Kemudian, komoditas yang memberikan andil deflasi adalah bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,04 persen serta cabai rawit dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen.
Sebaran inflasi menurut wilayah terjadi di sebanyak 26 dari 38 provinsi di Indonesia. Sedangkan, 12 provinsi lainnya mengalami deflasi.
“Inflasi tertinggi sebesar 1,17 persen terjadi di Provinsi Sumatera Barat, sementara deflasi terdalam terjadi di Provinsi Maluku sebesar 1,19 persen,” ujar dia.
Lebih lanjut, terkait komoditas penyumbang inflasi terbesar, yakni komoditas beras pada Februari 2024, inflasi terjadi sebesar 5,32 persen dengan andil inflasi nasional 0,21 persen. Secara umum, BPS mencatat kenaikan harga beras terjadi di 37 provinsi.
“Komoditas beras memberikan andil inflasi terbesar, baik secara month to month maupun year on year,” ucap Habibullah.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang