tirto.id - Jalan tol Trans-Jawa dari Merak, Banten, hingga Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, ditargetkan akan tersambung pada 2019. Hal ini ditegaskan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/10/2017).
Diungkapkan Herry, saat ini tahap prakonstruksi proyek strategis nasional tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 170,36 kilometer itu dikebut dan direncanakan masuk tahap konstruksi pada pertengahan 2018.
Sebagaimana dilansir Antara, nilai investasi Tol Probolinggo-Banyuwangi sekitar Rp23 triliun, kata Herry. Jumlah itu belum ditambah dengan nilai tanah yang mencapai Rp4 triliun. Seluruh biaya pembangunan tol dan pembebasan tanah tidak menggunakan APBN melainkan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
"Untuk konstruksi kapan mulainya sangat tergantung pembebasan tanah, kami berharap pertengahan 2018 bisa sudah dimulai konstruksinya," ujarnya.
Herry melanjutkan jika ada tanah-tanah yang sudah selesai pembebasannya maka akan bisa langsung dikerjakan. Ia memperkirakan lahan-lahan awal yang paling pertama dibebaskan adalah milik Perhutani.
"Mungkin sekitar 30 persen lahan di tol itu punya Perhutani. Jadi mungkin bisa dimulai di Perhutani," tuturnya.
Ia mengatakan di tahun 2018 ruas-ruas tol di Pantura tersambung sepenuhnya termasuk ruas tol ke arah timur sampai Probolinggo.
"Sampai akhir 2018 nanti, tol trans-Jawa sudah bisa tersambung tidak hanya sampai Surabaya. Tetapi sampai Probolinggo," katanya.
Pada 2018, pemerintah menargetkan penambahan 766,3 kilometer jalan tol baru. Dengan begitu, di akhir 2018, panjang tol yang sudah beroperasi mencapai 1.321,5 kilometer.
Pada 2019, Herry memasang target sepanjang 533,1 kilometer tol yang baru akan beroperasi. Dengan begitu, panjang jalan tol yang beroperasi hingga 2019 mencapai 1.854,6 kilometer.
Sementara itu, Kepala Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Eka Pria Anas menyatakan Konsorsium perusahaan pelat merah yang terdiri dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Waskita Toll Road dan PT Brantas Abipraya (Persero) menjadi satu-satunya peserta lelang yang bertahan dalam lelang tol Probolinggo- Banyuwangi sepanjang 170,36 kilometer.
"Lelang yang sedang jalan sekarang salah satunya Probolinggo-Banyuwangi, itu sudah pasti Jasa Marga. Kami sedang proses negosiasi untuk menetapkan tarif yang mau kami sepakati. Mungkin bulan ini selesai," ujarnya.
Dalam melakukan negosiasi, Eka mengaku berpatokan pada perhitungan tarif paling tinggi Rp1.500 per kilometer golongan I untuk tahun 2019.
Meski demikian, dia menyatakan pemerintah juga mempertimbangkan kemampuan atau daya beli masyarakat dan juga pengusaha logistik mengingat pengguna jalan ini diperkirakan tak hanya berasal dari kendaraan pribadi saja, tetapi juga truk golongan 3 dan 4.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari