tirto.id - Babak delapan besar Piala Indonesia leg pertama antara Borneo FC vs Persib bakal tersaji pada Rabu (24/4/2019) di Stadion Segiri, Samarinda pada pukul 15.30 WIB. Tuan rumah berambisi meraih kemenangan guna menjaga peluang lolos sebagai juara.
Presiden Borneo FC, Nabil Husein mengungkapkan bahwa keuntungan bertanding di kandang sendiri mesti dimanfaatkan sebaik mungkin. Bahkan, dirinya menginginkan Asri Akbar dan kawan-kawan meraih kemenangan dengan skor besar tanpa kebobolan agar di leg kedua yang akan digelar di Bandung bisa sedikit lebih tenang.
Apalagi, Borneo FC menjadi satu-satunya tim yang berasal dari Kalimantan. Jika mampu lolos ke semifinal bahkan final, hal tersebut bakal membanggakan masyarakat Kalimantan.
“Jelas ini satu keuntungan buat kami. Wajib menang besar tanpa kebobolan. Saya harap meski berat bukan jadi beban untuk para pemain. Jadikan ini tantangan sekaligus membawa nama Kalimantan dan Kaltim secara khusus,” kata Nabil seperti dikutip situs resmi klub.
Di ajang Piala Indonesia, Borneo FC memasang target yang tak main-main: menjadi juara. Pada babak 16 besar, mereka berhasil menyingkirkan PSS Sleman dengan agregat 1-0 berkat kemenangan di kandang dan hasil seri saat bermain tandang.
“Kita bisa bertahan sejauh ini tentu dengan pengorbanan yang tidak sedikit. Menyisakan beberapa lagi [pertandingan] wajib dimaksimalkan. Kami punya materi pemain yang bagus musim ini. Ditambah dengan kedatangan pelatih Mario Gomez diharapkan bisa meningkatkan performa tim,” tambah Nabil.
Berbagai persiapan untuk melakoni babak 8 besar Piala Indonesia telah dilakukan Borneo FC. Salah satunya yakni menggelar training camp. Jelang menghadapi Persib, pelatih anyar Pesut Etam, Mario Gomez pun akan menghadapi mantan klubnya musim lalu. Hal tersebut diperkirakan menjadi daya tarik tersendiri agar suporter menonton secara langsung ke stadion.
Seperti diketahui, musim lalu, Gomez mampu mengantarkan Persib ke posisi empat besar Liga 1 2018. Sementara Borneo FC yang musim lalu dilatih Dejan Antonic bercokol di peringkat ketujuh.
Editor: Fitra Firdaus