Menuju konten utama

Bolehkah Shalat Idul Fitri Sendirian, Bagaimana Hukum & Tata Cara?

Sholat Idul Fitri boleh dikerjakan sendirian. Hukum Sholat Idul Fitri adalah sunah muakadah. Berikut tata cara mendirikan sholat Idul Fitri sendirian.

Bolehkah Shalat Idul Fitri Sendirian, Bagaimana Hukum & Tata Cara?
Ilustrasi Salat. foto/Istockophoto

tirto.id - Tidak semua orang berkesempatan untuk mendirikan salat Idul Fitri berjemaah. Ada kalanya, di momen Idul Fitri, seorang muslim mengalami sakit tertentu sehingga tidak bisa mendatangi lapangan, masjid, atau berkumpul di musala. Lantas, di keadaan tersebut, apakah boleh mendirikan salat Idul Fitri sendirian? Bagaimana hukumnya?

Pada dasarnya, salat Idul Fitri hukumnya sunah muakadah atau sangat dianjurkan pengerjaannya. Terlebih, salat Idul Fitri hanya terjadi setahun sekali sehingga sangat sayang untuk dilewatkan.

Idealnya, salat Idul Fitri sebaiknya dikerjakan secara berjemaah. Hal itu berdasarkan teladan Nabi Muhammad SAW dari riwayat Abu Sa'id Al-Khudri, ia berkata:

“Rasulullah SAW biasa keluar pada hari raya Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Akan tetapi, jikapun berhalangan mengerjakan salat Idul Fitri berjemaah, salat Idul Fitri boleh dikerjakan sendirian (munfarid), atau dikerjakan di rumah bersama keluarga.

Tata Cara Sholat Idul Fitri Sendirian

Salat Idul Fitri boleh dikerjakan sendirian atau munfarid apabila seorang muslim tertinggal salat Idul Fitri berjemaah di masjid atau tanah lapang.

Berbeda dari salat berjemaah yang pembacaannya dikeraskan atau secara jahr, jika dikerjakan sendirian, bacaannya diucapkan dengan pelan (sirr) atau tidak dikeraskan.

Berikut tata cara salat Idul fitri sendirian yang dikerjakan di rumah.

1. Sebelum salat Id, disunahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih. Salat Id dilaksanakan tanpa didahului azan dan iqamah.

2. Membaca niat salat Idulfitri

Sebagaimana ibadah-ibadah lainnya, salat Idulfitri juga mesti didahului dengan niat.

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُنْفرِدا لِلهِ تَعَــــالَى

Bacaan latinnya: "Ushallii sunnatan lii'idil fitri rak'ataini munfaridan lillahi taa'ala"

Artinya: Saya berniat salat sunah Idulfitri dua rakat sendirian karena Allah Ta'ala.

3. Membaca takbiratul ihram (الله أكبر/Allahu Akbar) sambil mengangkat kedua tangan.

4. Tujuh takbir pada rakaat pertama

Pada rakaat pertama salat Id, setelah membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan membaca takbir lagi sebanyak tujuh kali. Takbir sebanyak tujuh kali tersebut diucapkan sambil mengangkat tangan.

Di sela-sela setiap dari tujuh takbir itu dianjurkan membaca doa berikut:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Bacaan latinnya: "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar."

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

Kalau ingin membaca doa lainnya, dapat melafalkan bacaan berikut:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Bacaan latinnya: "Allahu akbar kabira, walhamdulillahi katsira wa subhanallahi bukrataw waashilaa"

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

5. Membaca Surah Al-Fatihah

Setelah takbir tujuh kali, kemudian membaca surah Al-Fatihah sebagai rukun salat. Setelah itu, disunahkan membaca surah Al-A'la.

6. Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua, seperti salat biasa. Lalu, berdiri kembali untuk melaksanakan rakaat kedua.

7. Lima takbir pada rakaat kedua

Selepas berdiri lagi pada rakaat kedua, membaca takbir lagi sebanyak 5 kali sambil mengangkat tangan seperti sebelumnya. Kelima takbir itu di luar takbir saat berdiri pada rakaat kedua (takbir qiyam).

Di sela-sela setiap dari lima takbir itu dianjurkan membaca doa berikut:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Bacaan latinnya: "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar."

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

Kalau ingin membaca doa lainnya, dapat melafalkan bacaan berikut:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Bacaan latinnya: "Allahu akbar kabira, walhamdulillahi katsira wa subhanallahi bukrataw waashilaa"

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

8. Setelah lima takbir, membaca surah Al-Fatihah, dan kemudian disunahkan membaca surah Al-Ghasyiyah.

9. Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, Iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, duduk tasyahud akhir dan salam.

Baca juga artikel terkait SHOLAT IDUL FITRI atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom