tirto.id - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, memutuskan membagikan 50 persen dari total laba bersih pada 2023 atau senilai Rp10,45 triliun sebagai dividen tunai.
Menurut Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, dari besaran tersebut tercatat nilai dividen sebesar Rp280,49 per lembar saham. Di sisi lain, komposisi saham milik pemerintah pada BNI sebesar 60 persen yang akan mendapat dividen sebesar Rp6,27 triliun.
"Dengan mempertimbangkan komposisi saham pemerintah sebesar 60 persen, maka perseroan akan menyetor dividen Rp6,27 triliun ke rekening kas umum negara," kata Royke saat Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2023, Jakarta, Senin (4/3/2024).
Royke menuturkan bahwa kenaikan rasio dividen menjadi 50 persen pada tahun ini sejalan dengan kinerja perusahaan yang terus postitf dengan laba yang konsisten meningkat. Tahun sebelumnya dividen tunai dibagikan sebesar 40 persen.
"BNI berkomitmen untuk menjaga terus momentum pertumbuhan kinerja berkelanjutan melalui ekspansi bisnis yang sehat dan berorientasi jangka panjang," ucap Royke.
Kinerja BNI pada 2023 mencatatkan laba bersih senilai Rp20,9 triliun. Nilai tersebut naik 14,2 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Laba perusahaan anak juga turut menyumbang Rp419,4 miliar, dengan pertumbuhan 36,2 persen yoy.
Perseroan juga membukukan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 22 persen pada Desember 2023.
Royke menjelaskan, BNI melakukan program transformasi selama tiga tahun terakhir. Langkah strategis ini telah menjadi titik balik yang semakin memperkuat pondasi bisnis ke depannya.
"Berupaya disiplin untuk terus melanjutkan program transformasi agar semakin berdampak positif pada kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional," kata Royke.
Dalam kesempatan yang sama, Royke juga mengumumkan kinerja positif dari penguatan yang berkelanjutan seiring dengan transformasi yang sedang berlangsung seperti pada BNI Finance dan Hibank.
"Seluruh sektor secara umum tumbuh positif dengan kontributor terbesar antara lain di sektor perdagangan, industri manufaktur, energi, dan jasa dunia usaha. Perseroan terus memperkuat inovasi digital dan memperkuat digitalisasi," ucapnya.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi