tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat agar mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga empat meter di perairan Bali hingga 18 Juni 2023.
“Angin umumnya bertiup dari arah timur-tenggara dengan kecepatan hingga 40 kilometer per jam atau 21,5 knot,” kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Kamis (15/6/2023).
Perairan di Bali yang diperkirakan memiliki gelombang tinggi hingga empat meter itu meliputi Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan Bali.
Sedangkan Laut Bali yang berada di Bali Utara atau berbatasan dengan Kabupaten Buleleng diperkirakan memiliki tinggi gelombang laut rendah sekitar 1,25 meter.
BMKG menyebutkan potensi gelombang laut tinggi salah satunya disebabkan gerakan angin yang konstan bertiup dari daratan Australia menuju Asia.
Kondisi angin dan gelombang laut yang berisiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran. BMKG merinci perahu nelayan apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kapal tongkang apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, serta kapal feri apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Selat Bali merupakan kawasan strategis penyeberangan Bali-Jawa yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana, Bali, dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Sedangkan, Selat Lombok adalah jalur penyeberangan yang menghubungkan Pelabuhan Padangbai di Karangasem, Bali, menuju Pelabuhan Lembar di Lombok, NTB.
Selain itu, wilayah tersebut juga menjadi jalur kapal nelayan hingga kapal penumpang dari Pelabuhan Benoa Denpasar menuju Indonesia timur.
Sementara itu, Selat Badung merupakan jalur penyeberangan dari Sanur, Denpasar menuju Pulau Nusa Penida di Kabupaten Klungkung. Perairan tersebut merupakan kawasan wisata bahari seperti Nusa Dua dan kawasan pulau di Nusa Penida.
Editor: Gilang Ramadhan