tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat di wilayah Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara untuk mewaspadai potensi kekeringan.
"Waspada bagi daerah-daerah yang sudah kita sampaikan di sini, umumnya Jawa itu sangat rentan terhadap kekeringan. Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat maupun Nusa Tenggara Timur," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip dari Antara, Selasa (13/6/2023).
Abdul melaporkan di Nusa Tenggara Barat sudah tampak mengalami kekeringan. Wilayah-wilayah tersebut merupakan wilayah rawan kekeringan dalam data yang telah diteliti selama 10 tahun terakhir.
Dalam memitigasi kekeringan, BNPB mengupayakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dengan membuat hujan buatan untuk mengisi maupun mempertahankan posisi air di waduk-waduk.
Dengan begitu, air yang berkurang saat musim kemarau menjadi sedikit dan masih terdapat stok air yang tersisa untuk dipergunakan masyarakat.
"Jadi kita tidak menunggu musim kering dulu baru hujan buatan, karena kalau begitu udah musim kering dulu kita mau hujan buatan, awan udah tidak ada, sudah tidak bisa," ujar Muhari.
Muhari menilai kekeringan akan sangat berdampak pada perekonomian Indonesia. BNPB mengimbau peringatan dini maupun apel kesiapsiagaan terkait kekeringan di Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.
Sementara untuk wilayah Sumatra, BNPB mengimbau kewaspadaan pada potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Editor: Gilang Ramadhan