tirto.id - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau SYL menekankan pentingnya penanganan musim kering alias cuaca ekstrim El Nino yang diperkirakan terjadi pada Agustus mendatang. Dia pun mengimbau kepada para petani agar membuka setiap sumur resapan, mengoperasikan pompa, hingga mengatur irigasi serta menyiapkan benih unggul yang tahan cuaca buruk.
Hal itu disampaikan Syahrul saay membuka Rembug Utama Pekan Nasional Petani Indonesia ke XVI di Auditorium Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat.
"Besok itu sudah pasti akan ada suhu panas yang luar biasa, Pak. Kalau begitu salah satunya antisipasinya harus dimainkan, salah satunya membuka sumur bor yang sudah menampung air, termasuk menyiapkan berbagai varietas unggul. Pemerintah siap membantunya dengan program KUR sebagai permodalan," tutur SYL dikutip dari keterangannya yang diterima Tirto, Senin (12/6/2023).
Terkait dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR), SYL mengatakan pemerintah sudah memiliki layanan KUR pertanian yang bisa diakses semua petani dan pelaku usaha tani. Hal itu dilakukan untuk menguatkan sisi permodalan. Sejauh ini, kinerja dan peminta KUR cukup bagus mengingat kredit yang ditawarkan memiliki bunga yang sangat rendah.
Lebih lanjut, SYL berharap petani bisa membiasakan diri dengan penggunaan pupuk organik sebagai alternatif dalam mengurangi pupuk kimia. Apalagi saat ini bahan baku pupuk kimia mulai langka hampir di seluruh dunia akibat konflik dan perang Rusia dan Ukraina.
"Karena itu harus kita sikapi dengan membuat pupuk sendiri sebagai alternatif penggunaan pupuk kimia yang langka di seluruh dunia. Apalagi di kita ini banyak sekali kearifan lokal yang bisa menunjang itu semua dan yang pasti berskala ekonomi," ucapnya.
"Mudah-mudahan dengan upaya dan kerja keras kita ini, besok masalah El Nino bisa kita lewati secara baik," tambahnya.
Selain itu, SYL juga mengatakan bahwa sektor pangan adalah sektor yang paling strategis karena berkaitan langsung dengan aspek dasar kehidupan masyarakat. Sektor pangan juga menjadi tumpuan bagi terbukanya lapangan kerja serta menguatkan ekonomi Indonesia.
"Karena itu Kementan terus mencanangkan semua kabupaten bisa melakukan pengolahan lahan 1000 hektare untuk menguatkan ketahanan dan kemandirian pangan nasional. Disinilah pentingnya kolaborasi sebagai penguat mewujudkan lumbung pangan dunia," bebernya.
Lebih lanjut, dia berharap tanah air bisa membangun kolaborasi yang kuat untuk memantapkan posisi tawar komoditi lokal Indonesia dalam mewujudkan kemandirian pangan berkelanjutan.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin