tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menetapkan zona radius 500 meter dari tepi pantai Selat Sunda yang berada pada elevasi rendah (kurang dari 5 meter di atas permukaan laut) masih sebagai zona waspada tsunami.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly melalui keterangan tertulis pada Minggu (6/1/2019) menyatakan penetapan zona waspada tsunami itu dilakukan berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengenai perkembangan erupsi Gunung Anak Krakatau dengan mempertimbangkan kondisi lereng/tebing dasar laut dan potensi kegempaan di Selat Sunda.
BMKG mengimbau warga tetap tenang tapi waspada saat beraktivitas di pantai/pesisir Selat Sunda dalam radius 500 meter dari tepi pantai yang berada pada elevasi rendah.
Warga diminta memantau perkembangan informasi mengenai kewaspadaan bahaya tsunami melalui situs, aplikasi mobile dan media sosial InfoBMKG, serta memonitor perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau melalui aplikasi MAGMA INDONESIA Badan Geologi.
BMKG beserta Badan Geologi dengan dukungan TNI dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman masih tetap terus memantau, dan akan terus menyampaikan informasi perkembangannya, kata M Sadly.
Pada Sabtu (5/1) malam, warga di pesisir Kota Bandarlampung, seperti di kawasan Gudang Lelang dan Gubuk Sero, Telukbetung, dihebohkan oleh kabar mengenai air laut yang naik ke daratan.
Beberapa warga di Gubuk Sero, Gudang Lelang, dan Kangkung, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Bandarlampung, sempat berlarian keluar rumah gara-gara isu air laut di pesisir naik, yang kemudian diketahui tidak benar.
Tsunami di Selat Sunda terjadi pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Tsunami yang diduga dipicu oleh longsoran sebagian tubuh Gunung Anak Krakatau tersebut melanda sejumlah pesisir di Provinsi Banten dan Lampung. Kawasan pesisir di Kabupaten Pandeglang, Banten tercatat sebagai daerah yang paling parah terdampak tsunami.
Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 31 Desember 2018 atau H+9, koban tewas akibat tsunami di Selat Sunda tercatat mencapai 437 jiwa. Sebanyak 14.059 korban mengalami luka-luka dan 16 orang dinyatakan masih hilang.
Tsunami ini mengakibatkan setidaknya 2.752 rumah rusak dan 33.719 orang mengungsi. Karena pendataan masih berlangsung, jumlah data korban diperkirakan masih mungkin bertambah.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra