tirto.id - Kementerian Investasi/BKPM melaporkan realisasi investasi selama kuartal III-2022 mencapai Rp307,8 triliun, atau meningkat 1,9 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sementara secara year on year (yoy) realisasi investasi pada periode Juli - September 2022 tumbuh 42,1 persen.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menuturkan, realisasi investasi sebesar Rp307,8 triliun tersebut berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp138,9 triliun. Sedangkan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp168,9 triliun.
"Ini adalah sebuah target seperti di awal saya katakan, bahwa insyaAllah target kami Rp1.200 triliun akan bisa kita capai. Data ini betul-betul lewat LKPM berdasarkan OSS berbasis cipta kerja ini lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan," kata Bahlil dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Senin (24/10/2022).
Bahlil menyebut penyebaran realisasi investasi pada kuartal III-2022 saat ini didominasi di luar Jawa mencapai Rp166,3 triliun, atau 54,0 persen dari total investasi. Sedangkan di Jawa mencapai Rp141,5 triliun atau hanya 46 persen dari total investasi.
"Kalau kita lihat sekarang pertumbuhan ekonomi nasional kita yang dulunya itu di atas 60 persen sumbangsihnya dari Jawa sekarang di bawah 60 persen. Ini terjadi karena penetrasi untuk investasi dilakukan sebagian di luar Jawa," jelasnya.
orang.
Berdasarkan sektor usaha, pada kuartal III-2022 realisasi investasi terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, terutama sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang berkontribusi Rp44,0 triliun dari total investasi. Sektor lainnya sebagai penyumbang terbesar terdiri dari sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, pertambangan, dan listrik gas dan air.
"Kita tidak fokus lagi namanya kepada sektor jasa, kita sudah bangun namanya industri hilirisasi. Ini terkonfirmasi kita lihat industri logam ini sebenernya mesin-mesin orang mau membangun pabrik," bebernya.
Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan bahwa sebaran lokasi investasi pada kuartal III terbesar masih di Jawa Barat yang mencapai Rp44,9 triliun. Diikuti DKI Jakarta Rp28,4 triliun Riau Rp27,5 triliun, Jawa Timur Rp25,9 triliun, dan Sulawesi Tengah Rp24,3 triliun.
"Memang Jawa Barat ini paten sekali dalam konteks kecenderungan realisasi investasi. Karena memang di samping pemerintahannya sangat responsif kemudian kawasan strategis dan harus diakui produktivitas tenaga kerjanya bagus," pungkasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin