tirto.id - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menawarkan 28 proyek senilai 91,1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.278,6 triliun dalam Belt and Road Initiative (BRI).
Penawaran itu diberikan kepada investor Tiongkok dalam acara Indonesia-China (Chongqing) Business Forum on Trade, Tourism, and Investment yang digelar oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing bersama dengan Kementerian Perdagangan.
“Ini peluang yang baik bagi investor di sini (Chongqing). Sebab, Indonesia saat ini mengembangkan BRI,” ucap Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Ikmal Lukman di Provinsi Chongqing, RRT, dalam keterangan tertulis yang diterima reporter Tirto, Rabu (4/12/2019).
Ikmal menyatakan ke-28 proyek investasi tersebar di seluruh Indonesia. Di Sumatera Utara sendiri katanya terdapat proyek senilai 17,3 miliar dolar AS.
Lalu di Sulawesi Utara terdapat proyek senilai 2,6 miliar dolar AS dan sebesar 8 miliar dolar AS di Bali. Nilai proyek terbesar adalah Kalimantan Utara sebanyak 41,6 miliar dolar AS.
“Nilai ini belum termasuk 8 proyek lainnya yang tidak berlokasi dalam koridor BRI sebesar 21,6 miliar dolar AS. Termasuk di dalamnya tiga proyek pariwisata dan kawasan industri di Sulawesi Utara serta satu proyek pengembangan Tech Park di Bali, " ucap Ikmal.
Investasi Tiongkok di Indonesia masuk ke sektor sekunder metal elektronika, kelistrikan, gas, air, transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi. Ikmal berharap agar investasi RRT dapat meluas ke luar Pulau Jawa. Khususnya, investasi baterai untuk mobil listrik di Morowali, Sulawesi Tengah.
Ikmal yakin investasi Tiongkok bisa tumbuh dengan baik ke depannya. Menurutnya beberapa waktu sebelumnya Tiongkok juga telah melalukan investasi dalam agenda BRI serupa sebelumnya.
“Apalagi kedua negara bekerja sama membangun dalam konteks BRI,” pungkas Ikmal.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Ringkang Gumiwang