Menuju konten utama
Biaya Cek Kehamilan di Bidan

Biaya Cek Kandungan di Puskesmas Melalui Bidan maupun Dokter

Biaya cek kandungan di puskesmas melalui bidan maupun dokter bisa gratis jika menggunakan BPJS. Lantas, berapa biaya jika tidak pakai BPJS?

Biaya Cek Kandungan di Puskesmas Melalui Bidan maupun Dokter
Ilustrasi periksa kehamilan. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Biaya cek kandungan di puskesmas melalui bidan maupun dokter bisa gratis kalau pakai BPJS. Namun, pemeriksaannya harus dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama atau rumah sakit rujukan.

Kalau tidak memiliki BPJS, pemeriksaan ibu hamil di puskesmas maupun di rumah sakit akan dibebankan biaya sesuai layanan yang diperoleh. Kisarannya berbeda di setiap wilayah, serta bergantung pada kualitas layanan di masing-masing fasilitas kesehatan.

Selain cek kandungan di rumah sakit, ibu hamil bisa melakukan pemeriksaan kehamilan di dokter kandungan (ginekolog), dokter praktik keluarga, spesialis kedokteran ibu-janin, bidan perawat bersertifikat, dan praktisi perawat yang berada di puskesmas atau klinik.

Saat cek kehamilan di bidan atau dokter, hal pertama yang dilakukan biasanya adalah skrining. Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui apakah janin punya risiko kelainan genetik tertentu atau tidak.

Dilansir March of Dimes, berikut ini jadwal cek kandungan yang bisa dilakukan sesuai usia kehamilan:

  • Untuk usia kehamilan 4-28 minggu, pemeriksaan bisa dilakukan 4 pekan sekali (sebulan sekali).
  • Untuk usia kehamilan 28-36 minggu, pemeriksaan bisa dilakukan 2 minggu sekali.
  • Untuk usia kehamilan 36-41 minggu, pemeriksaan bisa dilakukan setiap pekan.

Berapa Biaya Periksa Kandungan di Puskesmas tanpa BPJS?

Biaya periksa kehamilan di puskesmas tanpa BPJS berbeda-beda, tergantung jenis pemeriksaan yang Anda lakukan.

Pemeriksaan kehamilan awal seperti cek tekanan darah kemungkinan tidak memakan biaya banyak jika dilakukan di puskesmas. Namun, jika periksa kandungan yang dilakukan adalah cek lab, biaya yang harus Anda keluarkan mungkin lebih banyak.

Berikut ini biaya cek kehamilan di bidan hingga dokter kandungan di puskesmas atau rumah sakit:

1. Ultrasonografi (USG)

USG merupakan pemeriksaan menggunakan teknologi gelombang suara untuk membuat gambar yang menunjukkan bentuk dan posisi bayi. Tes USG dapat dilakukan pertama kali pada usia kehamilan 11-14 minggu.

Selama proses kehamilan hingga melahirkan, tes USG sebaiknya dilakukan minimal 3 kali. Namun, dokter akan menyarankan pemeriksaan USG lebih dari 3 kali apabila terjadi kondisi tertentu dalam kehamilan.

Berikut rincian biaya USG di puskesmas dan rumah sakit:

  • Biaya USG di puskesmas: gratis hingga Rp50 ribu.*
  • Biaya USG di rumah sakit: Rp50 ribu hingga Rp770 ribu bergantung pada jenis pemeriksaan USG: 2D, 3D, 4D, atau 5D.*

2. Tes Darah Lengkap

Saat periksa kehamilan di puskesmas maupun rumah sakit, dokter atau bidan juga akan melakukan tes darah ibu hamil. Tujuannya adalah mengetahui kadar sel darah merah, hemoglobin, leukosit, hingga trombosit.

Tes darah lengkap bagi ibu hamil dapat dilakukan minimal 3 kali selama proses mengandung. Rincian biayanya sebagai berikut:

  • Biaya di puskesmas: Rp15 ribu hingga Rp200 ribu.*
  • Biaya di rumah sakit: Rp90 ribu hingga Rp200 ribu.*

3. Tes Golongan Darah

Tes golongan darah merupakan tes yang bertujuan mengetahui golongan darah ibu hamil: A, B, AB, atau O. Pengetahuan terkait golongan darah ibu hamil berguna jika suatu ketika terjadi pendarahan hebat selama kehamilan, yang membutuhkan transfusi darah.

Tes golongan darah dapat dilakukan sekali di periode awal kehamilan. Rincian biaya tes golongan darah dalam rangkaian cek kandungan dapat disimak berikut ini:

  • Biaya tes golongan darah di puskesmas: mulai Rp15 ribu.*
  • Biaya tes golongan darah di rumah sakit: Rp15 ribu hingga Rp20 ribu.*

4. Tes Gula Darah Acak

Cek kehamilan di bidan atau dokter juga mencakup tes gula darah acak menggunakan alat seperti glukometer. Tes ini bertujuan mengukur jumlah glukosa yang beredar dalam darah ibu hamil.

Tes gula darah acak dapat dilakukan minimal sekali ketika usia kehamilan 24-28 minggu. Perkiraan biaya periksa kandungan khusus untuk tes gula darah acak meliputi:

  • Biaya tes gula darah acak di puskesmas: mulai Rp20 ribu.*
  • Biaya tes gula darah acak di rumah sakit: Rp190 ribu hingga Rp390 ribu.*

5. Tes HBsAg

Tes HBsAG (Hepatitis B surface antigen) merupakan tes yang diberikan kepada ibu hamil guna mendeteksi keberadaan virus hepatitis B dalam darah. Tes HBsAG dapat dilakukan ibu hamil 3-4 kali hingga persalinan. Perkiraan biaya periksa ke dokter kandungan untuk tes HBsAg sebagai berikut:

  • Biaya tes HBsAG di puskesmas: Rp20 ribu hingga Rp45 ribu.*
  • Biaya tes HBsAG di rumah sakit: Rp20 ribu hingga Rp300 ribu.*

6. Tes HIV

Tes HIV merupakan serangkaian tes yang dapat dilakukan ibu hamil guna menanggulangi risiko penularan HIV kepada bayi. Tes HIV dapat dilakukan minimal sekali ketika pemeriksaan kehamilan pertama.

Perkiraan biaya cek kandungan di puskesmas dan rumah sakit, khusus tes HIV, sebagai berikut:

  • Biaya tes HIV di puskesmas: mulai Rp75 ribu.*
  • Biaya tes HIV di rumah sakit: Rp75 ribu hingga Rp1.600 ribu.*

7. Tes Sifilis

Tes sifilis merupakan tes untuk mendeteksi bakteri treponema pallidum penyebab sifilis pada ibu hamil. Tes ini bertujuan mengobati apabila ibu hamil mengidap penyakit tersebut, serta mencegah penularan kepada bayi.

Tes sifilis dapat dilakukan minimal sekali selama kehamilan. Namun apabila menderita sifilis primer dan sekunder, dokter akan menyarankan pemeriksaan lebih dari sekali.

Biaya periksa ke dokter kandungan untuk tes sifilis diperkiraan sebagai berikut:

  • Biaya tes sifilis di puskesmas: mulai Rp50 ribu*
  • Biaya tes sifilis di rumah sakit: RP95 ribu hingga Rp400 ribu.*

8. Tes Protein Urine

Tes protein urine merupakan tes untuk mengetahui komplikasi preeklamsia yang dapat menyebabkan masalah kehamilan hingga kematian ibu dan bayi. Tes protein urine dapat dilakukan minimal sekali selama kehamilan pada usia kandungan 20 minggu. Perkiraan biayanya sebagai berikut:

  • Biaya tes protein urine di puskesmas: Rp10 ribu hingga Rp15 ribu.*
  • Biaya tes protein urine di rumah sakit: Rp39 ribu hingga Rp130 ribu.*

9. Tes Reduksi Urine

Tes reduksi urine merupakan tes untuk memeriksa kandungan glukosa pada urine yang mengindikasikan penyakit diabetes melitus.

Salah satu bagian dari cek kehamilan ini dapat dilakukan minimal sekali, yakni saat usia kandungan 20 minggu. Bagi ibu hamil penderita diabetes melitus, tes mungkin akan dilakukan beberapa kali.

Biaya periksa kandungan khusus tes reduksi urine diperkiraan sebagai berikut:

  • Biaya tes reduksi urine di puskesmas: Rp10 ribu hingga Rp15 ribu.*
  • Biaya tes reduksi urine di rumah sakit: Rp39 ribu hingga Rp130 ribu.*
*Semua biaya cek kandungan yang dituliskan dalam artikel ini hanyalah perkiraan. Biaya periksa kehamilan dapat dicek di masing-masing puskesmas atau rumah sakit.

Apa Saja yang Diperiksa saat Periksa Kandungan?

Cek kandungan sebaiknya dilakukan setelah mendapatkan hasil testpackpositif yang ditunjukan dengan 2 strip pada alat tersebut. Kendati tingkat keakuratannya mencapai 99 persen, pengukuran testpack bisa jadi salah. Anda sebaiknya memastikan hal itu dengan cek kandungan di bidan atau dokter.

Situs American Pregnancy Association merekomendasikan cek kehamilan pertama kali dilakukan pada 8 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir. Jika Anda dipastikan hamil, penyedia pelayanan kesehatan akan memberikan beberapa saran terkait tindakan lanjutan, termasuk periksa kehamilan secara rutin.

Situs Pregnancy Birth & Baby menuliskan beberapa cek kandungan yang bisa dilakukan selama kehamilan:

1. Kunjungan Pertama

  • Konfirmasi kehamilan.
  • Menghitung berapa minggu kehamilan dan kapan jatuh tempo. Ibu hamil akan ditawari pemindaian USG apabila tanggalnya tidak jelas.
  • Pemeriksaan tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan.
  • Pertanyaan seputar kesehatan ibu dan keluarga.
  • Tes darah, tes golongan darah, tes anemia, tes kekebalan rubella, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, klamidia, dan HIV.
  • Tes urine untuk melihat kandung kemih atau infeksi saluran kemih.
  • Skrining untuk down syndrom.
  • Skrining serviks untuk memeriksa human papillomavirus (HPV) atau tanda-tanda kanker serviks.
  • Tes tertentu apabila memiliki risiko kekurangan vitamin D.
  • Dokter atau bidan juga akan menanyai obat yang dikonsumsi, kebiasaan merokok atau minum alkohol, suplemen vitamin yang dikonsumsi, pilihan perawatan antenatal yang tersedia, hingga kelas antenatal.
2. Kunjungan Usia Kehamilan 19-20 Minggu

  • Pemeriksaan tekanan darah.
  • Pengukuran perut (palpasi perut) untuk memeriksa pertumbuhan janin.
  • Pemeriksaan kesehatan ibu hamil.
  • Pemindaian USG untuk mengetahui perkembangan fisik, pertumbuhan, komplikasi penyakit (kalau ada), serta jenis kelamin bayi.
3. Kunjungan Usia Kehamilan 22 Minggu

  • Pemeriksaan tekanan darah.
  • Pengukuran perut untuk memeriksa pertumbuhan janin.
  • Pemeriksaan kesehatan ibu hamil.
4. Kunjungan Usia Kehamilan 26-27 Minggu

  • Pemeriksaan tekanan darah.
  • Pengukuran perut untuk memeriksa pertumbuhan janin.
  • Pemeriksaan kesehatan ibu hamil.
  • Tes kadar glukosa dalam darah untuk mendeteksi diabetes.
5. Kunjungan Usia Kehamilan 28 Minggu

  • Pemeriksaan tekanan darah.
  • Pengukuran perut untuk memeriksa pertumbuhan janin.
  • Pemeriksaan kesehatan ibu hamil.
  • Memeriksa detak jantung janin dan gerakannya
  • Mendiskusikan rencana kelahiran bayi.
  • Tes darah untuk memeriksa anemia dan kadar trombosit darah.
  • Penyuntikan imunoglobulin anti-D pada ibu hamil dengan golongan darah Rh negatif.
  • Vaksinasi pertusis.
  • Tes urine untuk melihat tanda-tanda infeksi saluran kemih atau tekanan darah tinggi.
6. Kunjungan Usia Kehamilan 32 Minggu

  • Pemeriksaan tekanan darah.
  • Pengukuran perut untuk memeriksa pertumbuhan janin.
  • Pemeriksaan kesehatan ibu hamil.
  • Memeriksa detak jantung dan gerakan bayi.
  • Tes urine untuk melihat tanda-tanda infeksi saluran kemih atau tekanan darah tinggi.
7. Kunjungan Usia Kehamilan 34-36 Minggu

  • Pemeriksaan tekanan darah.
  • Pengukuran perut untuk memeriksa pertumbuhan janin.
  • Pemeriksaan kesehatan ibu hamil.
  • Pemeriksaan detak jantung dan gerakan bayi.
  • Tes urine guna mengetahui tanda-tanda infeksi saluran kemih atau tekanan darah tinggi.
  • Usap vagina untuk streptococcus Grup B (GBS).
  • Penyuntikan imunoglobulin anti-D kedua, apabila ibu hamil dengan golongan darah Rh negatif.
  • Melihat presentasi bayi berada dan seberapa jauh telah bergerak ke dalam panggul.
8. Kunjungan Usia Kehamilan 38-39 Minggu

  • Pemeriksaan tekanan darah.
  • Pengukuran perut untuk memeriksa pertumbuhan janin.
  • Pemeriksaan kesehatan ibu hamil.
  • Memeriksa detak jantung dan gerakan bayi.
  • Tes urine untuk mengecek ada-tidaknya infeksi saluran kemih atau tekanan darah tinggi.
  • Melihat presentasi bayi berada dan seberapa jauh telah bergerak ke dalam panggul.
9. Kunjungan Usia Kehamilan 40-41 Minggu

  • Pemeriksaan tekanan darah.
  • Pengukuran perut untuk memeriksa pertumbuhan janin.
  • Pemeriksaan kesehatan ibu hamil.
  • Memeriksa detak jantung dan gerakan bayi.
  • Tes urine untuk melihat tanda-tanda infeksi saluran kemih atau tekanan darah tinggi.
  • Melihat presentasi bayi berada dan seberapa jauh telah bergerak ke dalam panggul.
  • Apabila belum terjadi kelahiran, akan dilakukan pemeriksaan detak jantung bayi dan jumlah cairan di sekitarnya.
Selain tes, pemindaian, dan pemeriksaan di atas, penyedia layanan kesehatan mungkin akan menyarankan beberapa tes lanjutan bagi ibu hamil dengan faktor risiko dan keadaan tertentu. Beberapa contoh tes lanjutan seperti chorionic villus sampling, tes pra-kelahiran non-invasif, pemindaian nuchal translucency, dan amniosentesis.

Baca juga artikel terkait KEHAMILAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin