Menuju konten utama

Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi dalam Kandungan

Cara mengetahui jenis kelamin bayi dalam kandungan apakah laki-laki atau perempuan.

Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi dalam Kandungan
Ilustrasi janin dalam kandungan. foto/Istockphoto

tirto.id - Ada beberapa metode prediksi awal yang dapat menentukan jenis kelamin bayi, di antaranya pengujian ultrasonografi, pengujian genetik, dan pengujian darah.

Meskipun semua metode ini dapat diandalkan, tetapi tidak semua cocok untuk semua orang.

Pada minggu ke-6 kehamilan, pembentukan vulva atau penis mulai terjadi. Jenis kelamin perempuan dan laki-laki akan terlihat sangat mirip sampai sekitar minggu ke-14 kehamilan.

Menurut lamanFlo, terdapat teori yang mengatakan bahwa jenis kelamin janin dapat diprediksi pada minggu ke-6 kehamilan dengan melihat penempatan plasenta pada gambar Ultrasonografi (USG).

Sehingga, akan sangat mungkin jika memeriksa sisi rahim di mana janin berada, maka jenis kelamin janin dapat diprediksi. Namun begitu, metode ini tidak memiliki bukti ilmiah yang mendukung.

Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan untuk mengetahui jenis kelamin bayi Anda:

Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi di dalam Kandungan

1. Fertilisasi in Vitro dengan seleksi jenis kelamin (In vitro fertilization with sex selection)

Dilansir dari Healthline, in vitro fertilization with sex selection (IVF) merupakan metode yang sangat mungkin digunakan untuk memilih jenis kelamin janin.

IVF dapat membantu kesuburan pasangan dengan menggabungkan sel telur yang matang dan sperma di luar tubuh. Kemudian, metode ini menciptakan embrio yang akan ditanamkan di dalam rahim.

Metode ini akan membuat Anda dan pasangan dapat mengidentifikasikan jenis kelamin dari embrio yang berbeda. Lalu, embrio akan ditransfer dengan jenis kelamin yang diinginkan.

Dengan metode ini, rencana memiliki janin dengan jenis kelamin tertentu sangat mungkin untuk terpenuhi. Tingkat keakuratan pemilihan jenis kelamin melalui metode IVF sebanyak 99 persen.

Namun begitu, tetap ada risiko kelahiran ganda dengan IVF. Risiko ini muncul apabila lebih dari satu embrio dipindahkan ke rahim.

2. Tes prenatal non-invasif (Non-invasive prenatal test)

Non-invasive prenatal test (NIPT) merupakan metode dengan pemeriksaan kondisi kromosom layaknya sindroma Down.Tes ini dapat dijalani mulai dari 10 minggu kehamilan

NIPT bukan merupakan metode untuk mendiagnosis kelainan koromosom, tetapi hanya untuk melihat kemungkinan terjadinya kelainan kromosom.

Kemudian akan diambil sampel darah, lalu dikirim ke laboratorium, dan diperiksa keberadaan DNA janin. Apabila Anda ingin mengetahui jenis kelamin janin secara akurat, beri tahu dokter sebelum pengujian dimulai.

Metode ini penting apabila bayi akan lahir dengan risiko tinggi kelainan kromosom. Kondisi tersebut berpotensi terjadi apabila Anda pernah melahirkan bayi dengan kelainan, atau berusia di atas 35 tahun saat melahirkan.

Pengambilan sampel darah tidak akan berisiko apa pun bagi ibu atau bayi.

3. Pengambilan sampel vilus korionik (Chorionic villus sampling)

Chronic villus sampling (CVS) adalah bentuk dari tes genetik yang digunakan untuk sindroma Down. Tes ini menghilangkan sampel vilus korionik.

Vilus korionik merupakan jenis jaringan yang ditemukan di plasenta. Cara ini akan mengungkapkan informasi genetik pada bayi.

Tes CVS dapat dilakukan sedini mungkin pada minggu ke-10 atau 12 kehamilan. Risiko menjalankan tes ini di antaranya, ibu hamil mengalami kram, pendarahan, atau kebocoran cairan ketuban, risiko keguguran, bahkan persalinan prematur.

4. Amniosentesis

Amniosentesis merupakan tes untuk mendeteksi perkembangan pada janin. Dokter akan mengumpulkan sejumlah kecil cairan ketuban.

Cairan ketuban tersebut mengandung sel-sel yang mengindikasikan kelainan. Alur tes Amniosentesis dimulai dari penggunaan USG oleh dokter untuk mendeteksi lokasi bayi di dalam rahim.

Kemudian, dokter akan memasukkan jarum halus melalui perut Anda untuk mengeluarkan cairan ketuban. Risiko pada tes ini adalah, kram, memar, bercak, bahkan keguguran.

Selain mendeteksi cacat lahir dan kelainan pada bayi, Anda juga dapat mengidentifikasi jenis kelamin anak melalui tes ini.

5. USG (Ultrasond)

Ultrasonografi merupakan tes prenal yang dilakukan secara rutin, tes ini dilakukan oleh seorang ibu hamil dengan cara berbaring di atas meja.

Kemudian, dokter akan memindai perut Anda. USG akan memanfaatkan gelombang suara untuk melihat gambar janin.

Tes ini dilakukan untuk memeriksa perkembangan dan kesehatan janin. Tidak sedikit dokter menjadwalkan USG sekitar 18 hingga 21 minggu.

Jenis kelamin dapat ditentukan dengan USG paling cepat 14 minggu. Namun begitu, tes ini tidak selalu akurat karena tergantung pada posisi bayi di dalam kandungan.

Tidak hanya lima metode di atas, terdapat pula metode tradisional untuk mengetahui jenis kelamin bayi.

Dikutip dari Live Science terdapat enam fakta terkait USG, dan penentuan jenis kelamin janin yang disampaikan oleh Carr, seorang profesor kebidanan dan ginekologi di Sekolah Kedokteran Warren Alpert di Universitas Brown:

    • Jenis kelamin bayi ditentukan saat sel telur dibuahi.
    • Jenis kelamin bayi ditentukan pada saat pembuahan, jauh sebelum kebanyakan perempuan menyadari bahwa mereka hamil.
    • Sel telur selalu menyumbang kromosom X, dan sperma dapat menyumbang kromosom X atau Y, tergantung pada sel sperma.
    • Jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel sperma yang membuahi sel telur terlebih dahulu. Jika sperma membawa kromosom X, bayinya adalah perempuan. Jika sperma membawa kromosom Y, bayinya adalah laki-laki.
    • Ultrasonografi tidak dirancang untuk prediksi jenis kelamin.

Cara Lain Mengetahui Jenis Kelamin Bayi di dalam Kandungan

1. Kit pengujian di rumah

Tes ini dapat menentukan jenis kelamin bayi sedini mungkin atau selama 8 minggu, dengan tingkat keakuratan sebanyak 99 persen.

Akan tetapi, ini adalah klaim yang dibuat oleh perusahaan dan tidak ada bukti ilmiah yang mendukung penelitian ini.

Cara kerjanya yaitu, Anda mengambil sampel darah. Kemudian, kirim sampal tersebut ke laboratorium.

Lalu, laboratorium akan memeriksa sampel darah Anda untuk mencari kromosom pria. Apabila tidak ditemukan kromosom pria, maka janin di dalam kandungan berjenis kelamin perempuan, dan sebaliknya.

2. Dongeng istri tua

Cara ini dilakukan oleh sebagian besar orang untuk memprediksi jenis kelamin bayi mereka.

Berdasarkan cerita rakyat yang beredar, jika seorang ibu yang tengah mengandung selalu merasa lapar ketika hamil berarti janin di dalam kandungan berjenis kelamin laki-laki.

Dipercaya bahwa ekstra testosteron yang dikeluarkan oleh bayi laki-laki, akan meningkatkan rasa lapar.

Lain halnya dengan kondisi ketika detak jantung ibu lebih tinggi lebih dari 140 bpm, maka janin berjenis kelamin perempuan.

Bahkan beredar cerita juga bahwa, jika seorang ibu memiliki perut lebih tinggi berarti bayi yang dikandung berjenis kelamin perempuan.

Meski begitu, dongeng istri tua merupakan cara yang menyenangkan untuk memprediksi jenis kelamin bayi yang akan lahir. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung kebenaran cara ini.

Baca juga artikel terkait KEHAMILAN atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno