Menuju konten utama

BI Sebut Rupiah Melemah Sebab Reaksi Pasar pada Kebijakan AS

Bank Indonesia (BI) menyatakan pelemahan nilai rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap situasi di AS.

BI Sebut Rupiah Melemah Sebab Reaksi Pasar pada Kebijakan AS
(Ilustrasi) Masyarakat melakukan penukaran uang di Gedung C Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (26/7/2017). tirto.id/Arimacs Wilander.

tirto.id - Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo mengatakan pelemahan kurs rupiah dalam beberapa hari terakhir disebabkan reaksi pasar terhadap kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Menurut Dody, reaksi itu muncul menyusul rencana pemerintah AS untuk menurunkan pajak dan pernyataan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Janet Yellen tentang membaiknya perekonomian AS. Pernyataan Yellen soal rencana The Fed menaikkan suku bunganya pada akhir tahun telah memicu sentimen positif bagi dolar AS di pasar valas.

"Penyebabnya (pelemahan rupiah) karena menguatnya dollar AS disebabkan antara lain pernyataan Yellen yang cenderung hawkish (agresif) dan rencana reformasi pajak AS," kata Dody pada Kamis (28/9/2017) seperti dikutip Antara.

Dody menjelaskan tidak hanya rupiah yang terkena dampak pelemahan, namun juga sebagian besar mata uang negara-negara di sejumlah kawasan, termasuk Asia. Dia mencatat nilai kurs rupiah yang menurun hingga 0,45 persen, masih lebih baik dibandingkan Yen Jepang yang melemah 0,60 persen.

Pada pembukaan pasar Kamis pagi ini, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah menjadi Rp13.547 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.445 per dolar AS. Di pasar spot, pada Kamis siang ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp13.546 per dolar AS.

Sementara, kurs Refrensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis (28/9/2017), ada di posisi Rp13.464 per dolar AS atau terdepresiasi 80 poin dari posisi Rp13.384 pada Rabu kemarin (27/9/2017).

Kurs jual di Rp13.531 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.397 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp134.

Analis Monex Investindo Futures Agus Chandra mengatakan bahwa pemangkasan pajak yang direncanakan oleh pemerintahan Donald Trump diyakini oleh pasar dapat memicu pertumbuhan dan tingkat investasi di AS.

"Dolar AS menguat juga dipicu oleh pernyataan Janet Yellen yang membuka peluang kenaikan suku bunganya," kata dia.

Baca juga artikel terkait RUPIAH MELEMAH

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom