Menuju konten utama

BI Perwakilan DKI Targetkan 4,5 Juta Pedagang Pakai QRIS Tahun Ini

Pengguna QRIS di DKI tertinggi se-Indonesia dengan total 15,1 juta pedagang, menurut Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta.

BI Perwakilan DKI Targetkan 4,5 Juta Pedagang Pakai QRIS Tahun Ini
Warga memindai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) melalui aplikasi DOKU e-Wallet saat bertransaksi pembayaran parkir di sebuah rumah sakit di Denpasar, Bali, Selasa (21/12/2021). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.

tirto.id - Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan DKI Jakarta menargetkan pengguna pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di DKI bisa menembus 4,5 juta pedagang.

Saat ini, pengguna QRIS sebagai alat transaksi pembayaran elektronik di Jakarta mencapai 3,9 juta merchant. Pengguna QRIS di DKI tertinggi se-Indonesia dengan total 15,1 juta pedagang.

“Target kami di tahun 2022 itu ada tambahan sebesar 600.000 merchant dan kami sudah mau titik optimal. Jadi, kalau merchant sudah menjadi 3,9 juta, saatnya kita mendorong transkaksi ke toko pakai QRIS,” kata Kepala Kantor BI Perwakilan DKI Jakarta Onny Widjanarko melalui keterangan tertulisnya, Rabu (27/4/2022).

Dia menuturkan, pengguna QRIS saat ini semakin leluasa karena limit transaksi sudah ditambah. Dari yang awalnya maksimal Rp5 juta, sekarang menjadi Rp10 juta.

“Itu adalah angka yang dapat mendorong tambahan pertumbuhan transaksi digital yang ada di Jakarta,” ucapnya.

Berdasarkan catatannya, pangsa ekonomi di Jakarta mencapai 17,19 persen di tingkat nasional. Angka ini diklaim sangat tinggi dibanding provinsi lainnya di Indonesia, padahal Jakarta hanya dihuni 10,6 juta orang.

“Ini karena memang kepusatannya, Jakarta serba pusat dari pusat perdagangan, pusat informasi, pusat keuangan dan pusat ekonomi digital,” jelasnya.

Lantaran Jakarta menjadi pusat perdagangan, dia mengatakan transaksi digital di Jakarta cukup besar.

Hingga akhir 2021 lalu, transaksi e-commerce mencapai Rp22,4 triliun dan angka ini meningkat delapan persen dari triwulan sebelumnya sebesar Rp21,7 triliun.

“Ini baru sumber dari empat e-commerce lokal. Nah, mestinya lebih dari ini karena angka Rp 22,4 triliun baru empat e-commerce terbesar,” tuturnya.

Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat adanya pergeseran perilaku masyarakat dalam setiap aktivitasnya. Kewajiban masyarakat menjaga jarak untuk menghindari penularan Covid-19, justru mengubah berinteraksi, berkomunikasi, dan bertransaksi berubah menjadi menggunakan digital.

Onny berujar, berdasarkan riset Google pada 2021 lalu, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai 146 miliar dollar AS. Angka itu mendekati cadangan devisa negara saat ini.

“Untuk Jakarta diperkirakan pangsanya tetap yang lebih besar, sekitar 65-70 persen digital di Indonesia itu, adanya di Jakarta,” imbuhnya.

Dia menambahkan, BI dan perusahaan penyedia jasa pembayaran (PJP) berkomitmen memperluas akseptasi pembayaran digital. Salah satunya melalui fasilitas penggunaan QRIS di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan, termasuk di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Baca juga artikel terkait QRIS atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Bisnis
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto