Menuju konten utama

BI Perkirakan Inflasi Inti Bakal Tembus 4,15 %, Ini Penyebabnya

Perry Warjiyo memperkirakan, inflasi inti sampai akhir tahun bakal berada di atas 4 %. Asumsi ini mempertimbangkan kondisi kenaikan harga BBM non subsidi.

BI Perkirakan Inflasi Inti Bakal Tembus 4,15 %, Ini Penyebabnya
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Erwin Rijanyo, menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta,Kamis (20/2/2020). ANTARAFOTO/Puspa Perwitasari/ama.

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memperkirakan, inflasi inti sampai akhir tahun bakal berada di atas 4 persen. Asumsi ini mempertimbangkan kondisi kenaikan harga BBM non subsidi, tarif angkutan udara dan kelompok pangan bergejolak (volatile foods).

"Inflasi inti pada akhir tahun ini bisa sedikit lebih tinggi dari 4 persen sekitar 4,15 persen. Itu adalah inflasi inti," kata dia dalam Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Pengumuman Hasil RDG Agustus 2022, di Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Sementara inflasi berasal dari Indeks Harga Konsumen atau IHK diperkirakan berada di 5,24 persen. Angka ini lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh pemerintah dan BI berada di 3,5 persen plus 1 persen.

"Itu pertimbangan pertama kenapa tadi menaikan suku bunga untuk menekan risiko inflasi inti dari ekspetasi inflasi karena dampak rembetan kenaikan harga BBM non subsidi," ujarnya.

Untuk diketahui, inflasi IHK Juli 2022 tercatat sebesar 4,94 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,35 persen (yoy). Inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile foods) tercatat sangat tinggi mencapai 11,47 persen (yoy), terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global dan terganggunya pasokan.

Inflasi kelompok harga diatur Pemerintah (administered price) juga meningkat menjadi 6,51 persen (yoy) sejalan dengan kenaikan angkutan udara dan harga BBM nonsubsidi.

Sementara itu, inflasi inti masih relatif rendah sebesar 2,86 persen (yoy) didukung oleh konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga ekspektasi inflasi. Ke depan, tekanan inflasi IHK diprakirakan meningkat, didorong oleh masih tingginya harga energi dan pangan global, serta kesenjangan pasokan.

Baca juga artikel terkait INFLASI INTI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang