tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan rupiah terus menunjukkan penguatan terhadap dolar AS hingga September 2024. Berdasarkan data BI, nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp15.330/US$, bahkan tercatat lebih tinggi dibandingkan apresiasi mata uang Won Korea yang menguat 0,32 persen dan Rupee India yang menguat 0,13 persen terhadap dolar AS.
Perry juga menuturkan, nilai tukar ini ini menguat 0,78 persen dibandingkan posisi akhir Agustus 2024.
“Nilai tukar rupiah menguat didukung konsistensi bauran kebijakan moneter Bank Indonesia serta meningkatnya aliran masuk modal asing,” ujar Perry dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (17/9/2024).
Perry mencatat, arus masuk modal asing alias capital inflows tercatat mencapai US$10,1 miliar selama kuartal III hingga data transaksi 13 September lalu. Dengan kurs dolar AS saat ini, nilai arus masuk modal asing itu setara dengan Rp154,98 triliun.
Lalu, nilai tukar rupiah juga menguat sebesar 0,40 persen apabila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023. Capaian itu diklaim lebih baik dibandingkan dengan perkembangan mata uang regional lain.
“Rupee India dan Won Korea bahkan masing-masing mengalami depresiasi sebesar 0,66 persen dan 3,41 persen,” ucap Perry.
Ke depan, Perry memperkirakan nilai tukar rupiah akan terus cenderung menguat, bersamaan dengan menariknya imbal hasil, kenaikan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia, rendahnya inflasi, serta komitmen BI dalam menjaga stabilitas ekonomi.
“BI akan terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter termasuk penguatan strategi operasi moneter pro market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk modal asing dan mendukung penguatan nilai tukar rupiah lebih lanjut,” ujarnya.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Irfan Teguh Pribadi