Menuju konten utama

Beras Masih Langka, Bapanas: Stok Akan Disiapkan sampai Ramadan

Di sejumlah retail modern di Jaksel dan Depok stok beras sudah kosong selama dua pekan. Kepala Bapanas menyebut tengah mempersiapkan stok hingga Ramadan.  

Beras Masih Langka, Bapanas: Stok Akan Disiapkan sampai Ramadan
Kelangkaan beras di Retail Modern. tirto.id/Faesal Mubarok

tirto.id - Kelangkaan beras masih berlanjut hingga saat ini, Kamis (22/2/2024). Berdasarkan pantauan di retail-retail modern di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, dan Cinere, Kota Depok, stok beras kosong telah terjadi selama dua pekan.

Ditemui di Indomaret Cinere, Supriati (47), seorang sales promotion, mengatakan bahwa stok beras sudah tidak disuplai sejak lama.

Menurutnya, hanya beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) dari Perum Bulog yang sempat mengisi stok per kemarin, Rabu (21/2/2024), namun terbatas. Sehari kemudian beras yang dibanderol Rp54.900 per 5 kg ini sudah ludes tanpa sisa.

"Selain beras dari Bulog, enggak ada beras lain yang ngisi, bahkan beras Indomaret pun enggak ada sejak lama," ucap Supriati, Kamis (22/2/2024).

Beras di Indomaret juga dibatasi pembeliannya Satu pembeli hanya boleh mendapatkan 2 pak beras atau setara 10 kg, dan 2 pak gula pasir ukuran 1 kg.

Ditemui terpisah, Agus (33), sales promotion di Alfamidi Cinere, juga mengatakan beras tak mengisi retailnya sejak dua pekan lalu. Padahal menurutnya, menjelang Ramadan beras seharusnya ditempatkan di etalasi paling depan dengan stok melimpah.

Kondisi yang sama terjadi di retail Alfamart di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Tak ada sisa satu pun beras di retail tersebut.

Menanggapi kosongnya stok beras di retail-retail modern, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mangatakan akan mempersiapkan stok beras untuk merespons stok defisit. Bahkan dirinya mengeklaim akan mempersiapkan untuk kebutuhan Ramadan 1445 Hijriah.

"Sedang dipersiapkan semua," ucap Arief saat merespons pertanyaan persiapan pengucuran beras yang sedang langka dan kecukupannya jelang Ramadan.

Sebelumnya, Deputi III Kantor Staf Presiden, Edy Priyono, mengatakan permasalahan harga beras terjadi akibat persoalan permintaan dan penawaran. Di sisi lain, katanya, beras adalah produk pertanian berbasis musim sehingga naik turunnya harga bisa terjadi disebabkan oleh musim tanam.

"Jadi kalau demand-nya tetap, supply-nya turun ya pasti harga jadi naik. Atau sebaliknya, supply tetap demand naik, maka harganya juga akan naik," kata Edy di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (19/2/2024).

"Bulan Januari-Februari itu memang biasanya produksi kecil. Sehingga kalau harga beras Januari-Februari itu relatif tinggi, itu sebenarnya biasa," imbuhnya.

Edy mengatakan, panen diperkirakan baru terjadi pada Maret, dan April biasanya terjadi panen raya. Dia memprediksi momen tersebut akan membuat harga beras turun.

Baca juga artikel terkait KELANGKAAN BERAS atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - News
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi