tirto.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak jajaran direksi PT Pertamina (Persero), menyusul terjadinya sejumlah peristiwa seperti kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) maupun gas elpiji di masyarakat beberapa bulan terakhir.
Perubahan pada struktur organisasi Pertamina sendiri diklaim telah melalui konsultasi dengan jajaran komisaris serta pengkajian secara komprehensif yang sudah cukup lama. Selain itu, Pertamina juga berencana mengubah metode pemasarannya dari yang tadinya berorientasi pada produk menjadi berorientasi kepada konsumen.
“Kita melihat, kelangkaan ini sebenarnya terjadi karena apa? Kemudian ditelusuri dari situ. Sebenarnya mulainya itu untuk konsumen, sehingga kajian dilihat lagi. Meskipun ini dari sisi makronya,” kata Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta pada Selasa (13/2/2018).
Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri BUMN Nomor 39/MBU/02/2018 tentang Pemberhentian, Perubahan Nonmenklatur, Pengalihan Tugas Anggota Direksi Pertamina yang ditandatangani Menteri BUMN Rini Soemarno pada 9 Februari 2018 lalu, Direktorat Gas dihapuskan.
Dengan demikian, Yenni Andayani yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Gas Pertamina pun dicopot dari posisinya. Saat dikonfirmasi kepada Fajar, ia mengaku belum ada posisi baru yang dipersiapkan bagi Yenny.
“Mengenai personil, dengan tidak adanya Direktorat Gas, maka otomatis Bu Yenni diberhentikan,” ucap Fajar.
Selain memberhentikan Yenny, Kementerian BUMN juga menetapkan Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Muchamad Iskandar menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pemasaran Ritel serta Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina Nicke Widyawati menjadi Plt Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur.
Jabatan sebagai Plt tersebut bakal berlangsung hingga terpilihnya pejabat definitif untuk masing-masing posisi. Menurut rencana, penentuan pejabat definitif bakal dilakukan dalam kurun waktu dua minggu ke depan.
“Kita harapkan nggak lama ya. Dua minggu paling lambat sudah selesai. Sekarang ini kita harapkan Dewan Komisaris dan Direksi dapat menjabarkan itu dalam pelaksanaannya, bentuknya seperti apa,” ungkap Fajar.
Masih dalam kesempatan yang sama, Fajar menyebutkan bahwa perombakan ini terjadi untuk meningkatkan pelayanan Pertamina. Sejumlah rencana bisnis Pertamina beserta upaya restrukturisasi organisasi ini pun bakal disampaikan kepada Menteri Rini dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina nantinya.
“Pemegang saham mengambil keputusan untuk melakukan perubahan organisasi. Direksi dan Komisaris hanya akan mengikuti perubahan itu dan melaksanakannya melalui penjabaran lebih lanjut,” ucap Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng.
“Tugas direksi saya kira cukup berat untuk bisa melakukan perubahan. Karena tidak saja organisasinya, tapi manusia dan paradigmanya,” tambah Tanri.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yandri Daniel Damaledo