Menuju konten utama

Bawaslu: Jakarta & Fakfak Area Rawan Kampanye Negatif di Medsos

Sebagai provinsi paling rawan dalam kampanye di media sosial, Jakarta memperoleh skor 75,00.

Bawaslu: Jakarta & Fakfak Area Rawan Kampanye Negatif di Medsos
Ilustrasi media sosial. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty memaparkan sejumlah provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki tingkat kerawanan tertinggi di media sosial terkait Pemilu 2024. Lolly menyebut DKI Jakarta sebagai provinsi paling rawan terjadinya kampanye bermuatan hoaks dan ujaran kebencian di media sosial.

"Secara Umum DKI Jakarta merupakan provinsi yang memiliki tingkat kerawanan paling tinggi berdasarkan total jumlah kejadian untuk seluruh indikator kerawanan media sosial baik adanya kampanye SARA, hoaks, dan ujaran kebencian di media sosial," kata Lolly Suhenty dalam keterangan tertulis pada Selasa (31/10/2023).

Sebagai provinsi paling rawan dalam kampanye di media sosial, Jakarta memperoleh skor 75,00. Provinsi paling rawan berikutnya adalah Maluku Utara dengan skor 36,11 dan Kepulauan Bangka Belitung memiliki skor 34,03.

Di tingkat kabupaten dan kota, tingkat kerawanan paling tinggi ada di Kabupaten Fakfak dengan skor 30,46, kemudian Kabupaten Intan Jaya 19,35 dan Kabupaten Malaka 13,12.

"Secara Umum Kabupaten Fakfak dan Intan Jaya adalah kabupaten yang paling rawan yang memiliki tingkat kerawanan paling tinggi berdasarkan total jumlah kejadian untuk seluruh indikator kerawanan media sosial baik adanya kampanye bermuatan sara, hoaks, dan ujaran kebencian di media sosial," kata dia.

Sebagai bentuk solusi, Lolly mendorong adanya kolaborasi banyak pihak untuk menangkis serangan hoaks dan ujaran kebencian dalam kampanye di media sosial. Di antaranya adalah pembentukan Satgas yang terdiri dari Kemenkominfo, Platform Media Sosial, Penyelenggara Pemilu dan Komunitas Masyarakat.

Selain itu, ia juga meminta aparat penegak hukum rutin menggelar operasi siber untuk memantau perkembangan kampanye negatif di media sosial.

"Patroli pengawasan Siber secara intensif untuk mencegah potensi maupun embrio berkembangnya politisasi SARA, hoaks dan ujaran kebencian di media sosial," kata Lolly.

Baca juga artikel terkait BAWASLU RI atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Gilang Ramadhan