tirto.id - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, membeberkan akan masuk 500 ribu ton beras impor secara bertahap ke Indonesia. Dia meminta maaf lantaran harus mengambil langkah tersebut yang nantinya akan dimanfaatkan untuk intervensi pemerintah terhadap bantuan pangan.
Menurut Arief, upaya impor beras adalah langkah yang telah terukur, mengingat terdapat program yang akan menggunakan beras impor. Utamanya, digunakan untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
“Kami mohon maaf harus mengambil keputusan pahit dengan harus mengimpor. Tapi ini importasi yang terukur, jadi importasi ini hanya masuk ke gudang Bulog dan ini akan dipakai untuk intervensi pemerintah, seperti bantuan pangan, kemudian SPHP,” ucap Arief dari keterangannya, dikutip Kamis (25/1/2024).
Arief mengatakan, langkah impor merupakan upaya memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP), terutama mengingat adanya keterlambatan selama dua bulan dalam proses panen raya. Dia menekankan niatnya untuk menghentikan impor segera setelah panen raya dimulai.
“Hari ini stok di Bulog 1,4 juta ton. Kemudian kami juga siapkan setiap minggu itu ada bidding isinya 500 ribu ton dan akan masuk secara bertahap. Begitu panen raya, kami setop [importasi], karena kami ingin menjaga harga di tingkat petani,” ucap dia.
Kemudian, impor beras juga dilakukan untuk memenuhi program lain seperti suplai ke para penggiling padi, tujuannya untuk ptoduktivitas tetap berjalan.
“Dan kebutuhan-kebutuhan khusus, misalnya untuk beras premium kita berikan kepada para penggiling padi. Tahun lalu sudah realisasi 200 ribu ton, yang tahun ini juga sudah disetujui Bapak Presiden diberikan 200 ribu ton lagi,” ujar Arief.
Dikonfirmasi Tirto, Manajer Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya, menuturkan tahun ini pemerintah akan kucurkan beras impor sebanyak 2 juta ton. Langkah dalam penambahan 500 ribu ton yang berstatus dalam perjalanan adalah kelanjutan dari penugasan tahun lalu.
“500 ribu ton itu carry over penugasan tahun lalu yang sudah dikontrak dan dalam perjalanan. 2 juta ton penugasan tahun ini,” kata Tomi kepada Tirto, Kamis (25/1/2024).
Tomi juga menjelaskan, CBP dimanfaatkan untuk program-program stabilisasi seperti bantuan pangan dan SPHP. “CBP ini akan digunakan untuk program stabilisasi seperti bantuan pangan dan SPHP,” ucap dia.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Abdul Aziz