Menuju konten utama

Banjir di Sintang Kalbar Sebabkan Puluhan Gardu PLN Gangguan

Sebanyak 16 gardu PLN di Sintang sudah berfungsi normal, sedangkan 66 gardu lainnya masih padam.

Banjir di Sintang Kalbar Sebabkan Puluhan Gardu PLN Gangguan
Sejumlah warga menggunakan perahu saat melintasi banjir di kawasan perdagangan di Lintas Melawi, Sintang, Kalimantan Barat, Minggu (14/11/2021). ANTARA FOTO/Jane Elisabeth Wuysang/jhw/YU

tirto.id - Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyatakan banjir masih melanda Kabupaten Sintang Kalimantan Barat hingga Selasa (16/11/2021). Banjir menyebabkan puluhan gardu listirk Perusahaan Listrik Negara (PLN) terendam dan mengalami gangguan.

"Bencana banjir menyebabkan 77 gardu PLN mengalami gangguan. Dari total gardu terdampak, sebanyak 16 gardu sudah berfungsi normal, sedangkan 61 lainnya masih padam. Pihak PLN terus melakukan perbaikan di lapangan dengan memperhatikan faktor keselamatan petugas," kata Muhari dalam keterangan tertulis, Selasa (16/11/2021).

Muhari mengatakan tinggi muka air banjir di wilayah Sintang masih berkisar antara 100 hingga 300 sentimeter. Hal tersebut berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang pada Senin (15/11/2021) pukul 16. 30 WIB. Wilayah ini masih berstatus tanggap darurat banjir.

BPBD Kabupaten Sintang juga menginformasikan bahwa tinggi muka air berangsur surut hingga 50 cm di beberapa lokasi. Sedangkan pantauan cuaca pada sore kemarin tampak mendung.

Sedangkan pantauan prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Kecamatan Kayan Hilir dan Sintang masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang pada malam hari ini. Dua wilayah tersebut termasuk dari tiga wilayah yang terdampak paling tinggi banjir di Kabupaten Sintang.

Selain wilayah tersebut, kecamatan lain juga berpeluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada Selasa (16/11/2021).

Menyikapi potensi hujan, pemerintah daerah dan masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siap siaga, khususnya menghadapi bahaya banjir susulan. BNPB mengimbau warga untuk selalu menerapkan protokol kesehatan saat proses evakuasi maupun di pos pengungsian.

Muhari mengatakan BPBD Kabupaten Sintang terus melakukan pelayanan kepada warga terdampak. Pos pengungsian didukung oleh pos lapangan yang tersebar di 5 titik.

Kendali penanganan darurat berada di bawah pos komando (posko) yang berada di Kantor BPBD Kabupaten Sintang. Untuk mendukung pelayanan makan dan minum para penyintas, posko mengoperasikan 36 dapur umum di 12 kecamatan yang terdampak banjir.

"Jumlah warga terdampak mencapai 35.807 kepala keluarga (KK) atau 124.497 jiwa, sedangkan mereka yang mengungsi berjumlah 7.545 KK atau 25.884 jiwa. Warga yang mengungsi tersebar di 32 pos pengungsian," kata Muhari.

Peristiwa banjir di Kabupaten Sintang ini terjadi sejak 21 Oktober 2021 lalu. Banjir melanda setelah hujan ekstrem mengguyur sehingga debit air Sungai Kapuas dan Melawi meluap. Tak hanya itu, pada bagian hilir, pasang laut terjadi sehingga aliran sungai terhambat dan banjir bertahan hingga kini.

BNPB masih berada di lokasi untuk memonitor kondisi lapangan dan pendampingan posko penanganan banjir yang menerjang 12 kecamatan. Kedua belas wilayah administrasi terdampak yaitu Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Sintang, Binjai Hulu, Tempunak, Kelam Permai, Sei Tebelian, Ketungau Hilir, Sepauk, Dedai, Serawai dan Ambalau.

Baca juga artikel terkait BANJIR SINTANG KALBAR atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan