Menuju konten utama

Bandara Manado Perketat Pengawasan Wisman terkait Virus Corona

PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado memperketat pemeriksaan wisman untuk mencegah masuknya virus corona yang berasal dari China.

Bandara Manado Perketat Pengawasan Wisman terkait Virus Corona
Terminal Bandara Internasional Sam Ratulangi di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (4/7/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado memperketat pemeriksaan para wisatawan mancanagera (wisman) yang berkunjung ke Provinsi Sulawesi Utara guna mencegah masuknya virus corona yang berasal dari China.

"Harus diakui, sejak beberapa tahun terakhir ini kunjungan wisman ke Sulut cukup signifikan, dan patut diapresiasi, namun, kita tetap waspada dengan adanya virus corona dari China," kata Humas Bandara Sam Ratulangi Manado Angga Maruli di Manado, Kamis (23/1/2020).

Dia mengatakan Bandara Sam Ratulangi Manado memperketat pencegahan masuknya virus corona di Sulawesi Utara, dengan menerapkan "thermal scanner" bagi wisman yang baru tiba di Manado.

Angga mengatakan wisman juga mendapatkan kartu kewaspadaan kesehatan atau health alert card.

Upaya tersebut dilakukan, katanya untuk mengacu pada Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan sesuai Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan, yang dilakukan setiap hari dalam rangka deteksi, pencegahan dan respon kemungkinan masuknya "pneumoni" berat yang belum diketahui penyebabnya.

Pencegahan, katanya, dilakukan bersama dengan Kantor Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Manado.

“Setiap kedatangan dari luar negeri dilakukan thermal scanners. Khusus daerah kita ini sangat perlu diterapkan mengingat wisman asal China yang paling dominan datang ke Sulut. Apalagi negara endemis virus corona dari China,” ujar Angga.

Thermal scanner (pemindah suhu) yang terpasang, kata Angga, bisa mendeteksi salah satu gejala berupa demam/suhu tinggi pada setiap pelaku perjalanan internasional.

Saat thermal scanner menunjukan suhu badan turis yang diperiksa lebih dari 38°C, maka ditindaklanjuti dengan segera melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik di ruang isolasi sementara, dalam rangka penegakan diagnosisnya memastikan apakah kecenderungan peneumoni berat dimaksud.

“Jika sudah suspect, yang bersangkutan langsung dirujuk ke rumah sakit yang ditunjuk untuk perawatan lanjutan dan ke Lab Kesehatan untuk uji lab guna memastikan jenis penyakit atau penyebabnya,” terang Angga.

Health alert card (HAC) atau kartu kewaspadaan kesehatan, lanjut Angga, dibagikan kepada setiap wisman. Tujuannya, memantau kemungkinan munculnya gejala peneumoni berat tadi dan dipakai melapor ke fasilitas kesehatan terdekat di mana pelaku perjalanan berada.

“Kartu harus dibawa sekitar 14 hari berada di wilayah kita. Tapi, jika masa kunjungan habis sebelum 14 hari dan kembali ke negara asal, berarti tidak harus dibawa lagi. Bagi setiap orang atau corporasi yang mengurus pelaku perjalanan diminta ikut memantau kartu tersebut untuk selalu dibawa dan tidak disimpan di penginapan apalagi dibuang,” kata Angga.

Kepala KKP Manado Yohanis Patari mengungkapkan setiap orang yang berinteraksi dengan pelaku perjalanan dari China diharapkan dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat selama bersama-sama wisman tersebut.

Baca juga artikel terkait BANDARA SAM RATULANGI

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Abdul Aziz