Menuju konten utama

Cara Melepas KB IUD di Waktu yang Tepat, Adakah Efek Samping?

Cara melepas KB IUD tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Terdapat prosedur khusus agar steril dan aman. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Cara Melepas KB IUD di Waktu yang Tepat, Adakah Efek Samping?
Ilustrasi kontrasepsi KB IUD dan cara melepasnya. iStockphoto/Getty Images

tirto.id - KB IUD adalah alat kontrasepsi berbentuk T yang dipasang di dalam rahim. Jenis kontrasepsi ini kerap juga disebut KB spiral. Terdapat dua jenis KB IUD (Intrauterine Device), yakni IUD hormonal dan IUD non-hormonal.

Kelebihan kontrasepsi IUD meliputi tingkat efektivitas tinggi, perlindungan jangka panjang, dan tidak mengganggu aktivitas seksual. KB IUD juga cocok digunakan oleh ibu menyusui.

Namun, KB IUD memiliki sejumlah kekurangan. Penggunaan jenis KB ini berpotensi membuat pendarahan menstruasi lebih banyak, tidak bisa melindungi dari penyakit menular seksual, dan memiliki efek samping.

Meskipun jarang, terdapat risiko penembusan dinding rahim dan infeksi saat pemasangan. Tidak semua wanita cocok menggunakan KB IUD. Misalnya, perempuan yang sedang hamil, memiliki masalah kesehatan tertentu, atau punya banyak pasangan seksual. Untuk itu, pastikan berkonsultasi dengan tenaga profesional saat hendak menggunakan KB IUD.

Dalam pengaplikasiannya, selain mengetahui cara perawatan KB IUD, Anda juga mesti memahami cara melepas KB IUD sesuai prosedur.

Lantas, bagaimana cara melepas KB IUD? Bisakah melepas IUD sendiri? Untuk memahami lebih dalam, simak penjelasan di bawah ini, termasuk terkait efek samping KB IUD.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Melepas IUD?

Ada beberapa kondisi yang membuat seseorang memilih untuk melepas KB IUD. Biasanya opsi melepas IUD dilakukan ketika seseorang ingin hamil kembali, mengalami infeksi, pendarahan, atau terjadi kehamilan ektopik (hamil di luar rahim).

Saat seseorang mengalami infeksi atau perdarahan, dokter biasanya memberikan rekomendasi untuk melepaskan IUD. Pada kondisi seseorang mengalami kehamilan, termasuk kehamilan ektopik, IUD harus dilepas sebelum usia kehamilan mencapai 14 minggu.

Dalam kondisi yang tidak darurat, waktu yang paling tepat untuk melepas IUD sebaiknya ketika sedang mengalami menstruasi. Hal ini bertujuan mengurangi kemungkinan timbulnya rasa tidak nyaman.

IUD juga dapat dilepas untuk diganti ketika sudah mencapai periode tertentu. Umur IUD terbatas sehingga terdapat periode penggantian berkisar 3-10 tahun. Waktu penggantian IUD bergantung pada jenis IUD yang digunakan.

Sebelum mengambil keputusan untuk melepaskan IUD, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan informasi yang diperlukan.

Prosedur Melepas KB IUD dan Langkah-langkahnya

Cara melepas KB IUD harus dilakukan oleh dokter atau pihak pelayanan kesehatan lainnya. Hal ini untuk menghindari risiko kesehatan dan efek samping KB IUD yang lebih kompleks.

Sebagaimana dijelaskan dalam buku Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi (2013) yang ditulis oleh Suratun, prosedur alias cara melepas KB IUD mencakup beberapa tahapan, yakni:

1. Persiapan alat

Sebelum melepas KB IUD pada pasien, dokter mesti menyiapkan beberapa alat dan instrumen yang diperlukan untuk pencabutan IUD. Peralatan yang dimaksud termasuk spekulum cocor bebek atau spekulum SIMS kecil; larutan antiseptik, seperti povidon, iodin, atau campuran Dettol dengan air; kain kasa atau kapas; tang tampon atau pinset panjang; sepasang sarung tangan steril; dan alat pengait IUD.

2. Pemberian informasi dan persiapan pasien

Dokter memberikan informasi kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan dan memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya. Pasien diminta untuk buang air kecil dan membersihkan area genitalnya sebelum prosedur.

3. Penggunaan sarung tangan

Sebelum memulai tindakan, petugas kesehatan menggunakan sarung tangan steril untuk menjaga kebersihan dan mencegah penularan infeksi.

4. Pembersihan daerah genital

Bibir liang vagina, dinding liang vagina, dan mulut rahim, dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan larutan antiseptik. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi. Ini merupakan cara perawatan KB IUD sebelum dilakukan tindakan pencabutan.

5. Pemeriksaan

Dilakukan pemeriksaan untuk menentukan ukuran, bentuk, dan posisi rahim. Pasien diminta berbaring di tempat periksa dalam posisi litotomi. Selanjutnya, spekulum dimasukkan ke dalam liang senggama untuk visualisasi yang baik.

6. Pembersihan dan identifikasi benang IUD

Serviks dibersihkan dengan larutan antiseptik oleh dokter. Kemudian, petugas kesehatan melakukan identifikasi benang IUD. Jika benang terlihat, dokter menggunakan alat pengait IUD untuk menggenggam benang.

7. Pencabutan normal

Benang IUD ditarik perlahan-lahan ke bawah hingga IUD keluar dari liang senggama. Jika terdapat tahanan yang kuat, dokter melakukan manuver dengan menarik-narik benang secara lembut.

8. Pencabutan sulit

Jika benang tidak terlihat, dokter menggunakan sonde untuk mencari benang di dalam rahim. Jika masih sulit, sonde dimasukkan ke dalam rahim dan diputar untuk menemukan posisi IUD. IUD kemudian ditarik keluar dengan menggunakan alat pengait.

Setelah berhasil melepas IUD, spekulum dilepaskan dan dilakukan desinfeksi pada daerah vagina. Kemudian, pasien diberikan informasi lanjutan mengenai cara perawatan pasca-pencabutan. Selain itu, peralatan dan bahan pakai ulang perlu didekontaminasi menggunakan larutan klorin 0,5 persen untuk menjaga kebersihan dan mencegah risiko infeksi.

Prosedur pelepasan IUD tersebut dirancang untuk memastikan pencabutan IUD dilakukan dengan hati-hati. Dengan prosedur yang benar dapat meminimalkan ketidaknyamanan bagi pasien serta memenuhi standar kebersihan medis yang tinggi.

Efek Samping Setelah Melepas IUD

Setelah melepas KB IUD, beberapa perubahan mungkin terjadi pada tubuh seseorang. Selain itu, ada pula beberapa efek samping setelah melepas IUD. Dikutip dari situs web resmi Nationwide Children's Hospital, pusat medis pediatrik akademis Amerika Serikat, berikut beberapa efek samping setelah lepas IUD:

1. Mengalami keterlambatan menstruasi

Setelah melepas IUD, ada kemungkinan mengalami keterlambatan menstruasi. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kemungkinan kehamilan atau perubahan hormonal yang terkait dengan proses pencabutan IUD.

2. Flek atau pendarahan ringan

Efek samping KB IUD lainnya juga termasuk kemungkinan munculnya flek atau pendarahan ringan. Hal ini mungkin berlangsung beberapa jam atau bahkan dalam hitungan hari.

3. Nyeri perut

Seiring dengan pencabutan KB IUD, seseorang mungkin mengalami nyeri perut ringan hingga beberapa jam setelahnya. Selain itu, efek samping KB IUD juga termasuk kram dalam intensitas rendah.

Apabila mengalami efek samping yang tidak nyaman atau berlanjut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat memberikan informasi lebih lanjut, mengevaluasi kondisi kesehatan, dan memberikan saran yang sesuai.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin