tirto.id - Prediksi awal puasa Ramadhan 2024 jika memperhatikan posisi hilal menunjukkan bahwa hilal tidak dapat dirukyat pada Minggu, 10 Maret 2024. Oleh karenanya, kemungkinan besar Nahdlatul Ulama (NU) akan memulai puasa 1 Ramadhan 1445 H pada Selasa, 12 Maret 2024.
Untuk menentukan awal bulan puasa, sejumlah ormas memiliki cara yang berbeda-beda. Di antaranya ialah lewat metode hisab dan rukyatul hilal. Untuk hal ini, awal puasa menurut NU menggunakan cara rukyatul hilal.
Cara NU Menentukan Awal Puasa
Cara NU menentukan awal puasa ialah dengan menggunakan metode rukyatul hilal. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah (LF) PBNU akan melakukan pemantauan hilal awal Ramadhan 1445 H pada hari Minggu, 10 Maret 2024 atau tanggal 29 Sya'ban 1445 H.
Rukyatul hilal NU berlangsung secara serentak di beberapa titik yang sudah ditentukan. Lokasinya berada di pinggir pantai yang mengarah ke barat dan gedung tinggi dengan ufuk barat yang tidak terhalang.
Titik rukyatul hilal NU berjumlah mencapai 60 tempat dan tersebar di berbagai kawasan yang meliputi wilayah timur, tengah, dan barat Indonesia.
NU juga tidak bekerja sendirian. Mereka menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Semisal Kementerian Agama, Pengadilan Agama, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan masyarakat.
Rukyatul hilal memiliki pengertian penglihatan bulan secara fisik. Hal ini dilakukan untuk menentukan awal bulan Qamariah.
Secara bahasa, hilal adalah penampakan bulan baru atau sabit yang merupakan penanda dimulainya bulan baru dalam kalender Hijriah. Sedangkan rukyat yaitu aktivitas mengamati dan melihat hilal yang tampak di ufuk barat.
Salah satu dasar yang melatarbelakangi penggunaan metode rukyatul hilal ialah sebuah hadis Nabi Muhammad saw. yang berbunyi sebagai berikut:
"Berpuasalah kalian pada saat kalian telah melihatnya (bulan), dan berbukalah kalian juga di saat telah melihatnya (hilal bulan Syawal) Dan apabila tertutup mendung bagi kalian maka genapkanlah bulan Sya'ban menjadi 30 hari." (H.R. Bukhari: 1776 dan Imam Muslim 5/354).
Prediksi Awal Puasa 2024 Menurut NU
Prediksi awal bulan puasa 2024 NU diperkirakan mulai hari Selasa, tanggal 12 Maret 2024. Artinya, bulan Syaban 1445 H akan menjadi genap selama 30 hari.
Awal puasa menurut NU itu berdasarkan pengamatan posisi hilal dari sisi tinggi maupun elongasi yang dilakukan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU).
Menurut Ketua LF PBNU, KH Sirril Wafa, hilal tidak mungkin dapat dirukyat pada tanggal 29 Syaban 1445 H atau hari Minggu, 10 Maret 2024.
"Untuk awal Ramadhan tahun ini, dengan memperhatikan posisi hilal baik tinggi maupun elongasinya, secara pengalaman atau tajribah, hilal tak mungkin dapat dirukyat pada Ahad sore 10 Maret," katanya, dikutip situs web NU Online, Jumat, (23/2).
Alhasil, 1 Ramadhan 1445 H diprediksi jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024. Maka, kalangan NU diperkirakan memulai puasa pada hari tersebut.
"Jadi langkah ikmal/istikmal Sya'ban sebagaimana tertulis di almanak PBNU sudah benar. Insyaallah fix 1 Ramadhan 1445 H bertepatan dengan 12 Maret 2024 M," tegas KH Sirril Wafa.
Berdasarkan keterangan Lembaga Falakiyah PBNU, hilal 29 Syaban 1445 H bertepatan dengan Minggu, 10 Maret 2024 M. Data perhitungan falak menunjukkan tinggi hilal 0 derajat 11 menit 25 detik.
Ijtima atau konjungsi terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 pukul 16:00: 50 WIB. Titik markas Jakarta berlokasi di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, dengan koordinat koordinat 6º 11' 25" LS 106º 50' 50" BT.
Letak matahari terbenam berada pada posisi 3 derajat 55 menit 36 detik selatan titik barat. Letak hilal pada posisi 5 derajat 7 menit 23 detik selatan titik barat.
Kedudukan hilal berada pada 1 derajat 11 menit 27 detik selatan matahari dalam keadaan miring ke selatan dengan elongasi 2 derajat 30 menit 25 detik.
Kendati demikian, LF PBNU akan tetap melakukan rukyatul hilal awal Ramadhan 1445 H pada hari Minggu, 10 Maret 2024 atau 29 Syaban 1445 H.
Di lain sisi, ormas Muhammadiyah sudah jauh-jauh hari menetapkan awal puasa 2024. Melalui Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/202, Muhammadiyah memutuskan awal puasa jatuh pada hari Senin, tanggal 11 Maret 2024 atau lebih dulu daripada NU.
Berbeda dengan NU, Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal. Hasilnya, ijtimak jelang Ramadhan 1445 H terjadi pada pukul 16:07:42 WIB, hari Minggu, 10 Maret 2024 atau 29 Syaban 1445 H. Tinggi bulan saat Matahari terbenam di Yogyakarta adalah +00° 56' 28″ (hilal sudah wujud).
Kapan Pengumuman Awal Puasa Versi NU?
Pengumuman awal puasa menurut pemerintah Indonesia ditentukan setelah menggelar Sidang Isbat penentuan puasa 2024. Sidang diselenggarakan 29 Syaban 1445 H atau hari Minggu, 10 Maret 2024.
Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 H digeber bersama Kementerian Agama di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
Acara turut dihadiri Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, para duta besar negara sahabat, dan perwakilan ormas Islam. Termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Komisi VIII DPR RI
Sidang Isbat mencakup 3 sesi dan dimulai pukul 17.00 WIB. Sesi pertama bersifat terbuka dan berisi pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1445 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi) dari Tim Hisab dan Rukyat Kemenag.
Sesi kedua digelar secara tertutup setelah Magrib. Sidang membahas data hisab dan rukyatulhilal dari 134 lokasi di seluruh Indonesia. Terakhir adalah sesi konferensi pers terkait hasil Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 Hijriah.
Sementara itu, terkait penetapan awal Ramadhan, NU biasanya menggelar ikhbar penetapan kapan awal puasa Ramadhan untuk kalangan mereka juga pada hari yang diperkirakan sebagai hari terakhir bulan Syaban. Tahun ini, ikhbar berlangsung pada Minggu, 10 Maret 2024.
Keutamaan Bulan Ramadhan dalam Ayat Al-Quran
Umat Islam menyambut bulan puasa dengan penuh suka cita. Ramadhan termasuk bulan yang paling mulia dan menjadi kesempatan untuk semakin memperbanyak amalan ibadah selain mengerjakan puasa wajib.
Ramadhan adalah bulan ke-9 dalam urutan kalender Hijriah. Bulan ini jatuh setelah Sya'ban dan sebelum Syawal. Biasanya, Ramadhan terdiri dari 29 hari atau digenapkan menjadi 30 hari.
Salah satu kemuliaan yang dimiliki Ramadhan ialah menjadi waktu turunnya Al-Qur'an. Dalam surah Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman:
syahru ramadlânalladzî unzila fîhil-qur'ânu hudal lin-nâsi wa bayyinâtim minal-hudâ wal-furqân, fa man syahida mingkumusy-syahra falyashum-h, wa mang kâna marîdlan au ‘alâ safarin fa ‘iddatum min ayyâmin ukhar, yurîdullâhu bikumul-yusra wa lâ yurîdu bikumul-‘usra wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullâha ‘alâ mâ hadâkum wa la‘allakum tasykurûn
Artinya:"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah.
"Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur,".