MN Yunita adalah penulis lepas yang mengawali karir sebagai jurnalis. Saat ini aktif menulis di beberapa media dan creative agency dengan beragam topik, mulai dari gaya hidup, keuangan, kesehatan, hingga sains.
Anak tengah tentu merasa sedih jika pengalaman & pencapaiannya dianggap lalu oleh keluarga. Meski begitu, ada sederet kekuatan yang bisa diraih dari situ.
Perlukah merasa gusar saat pasangan tidak membagikan kemesraan di media sosialnya? Apa dasarnya dia tidak peduli, atau sekadar punya bahasa cinta berbeda?
Kalau ada ojek, buat apa jalan kaki? Menurut riset, otak kita lebih memilih bersantai daripada bergerak. Perlu motivasi kuat untuk merutinkan olahraga.
Energi perempuan lebih banyak terkuras untuk urusan anak dan rumah. Tidak mudah membangun rutinitas bersantai yang sifatnya outdoor atau jauh dari rumah.
Di balik manfaatnya, bertukar meme sebaiknya tidak jadi satu-satunya landasan untuk membangun relasi. Percakapan dan koneksi tatap muka tetap yang utama.
Meski menyehatkan dan menguatkan otot-otot kaki, sepatu yang terinspirasi dari kondisi alamiah kaki telanjang ini kurang efektif melindungi dari benturan.
Sering dilabeli sebagai makhluk emosional membuat perempuan dianggap lebih terburu-buru dalam hal asmara daripada laki-laki. Riset menunjukkan kebalikannya.
Memprioritaskan kenyamanan, investasi pada pertumbuhan pribadi & kesehatan mental semasa muda tentu bagus, namun apa konsekuensinya buat masa pensiun kelak?
Menghindari pasangan yang "berisik" saat tidur sering dijadikan alasan tidur beda kasur. Kira-kira, apa dampaknya untuk hubungan romantis jangka panjang?