Menuju konten utama

Australia Bentuk Intelejen Siber, Lacak Pendanaan Teroris

Pemerintah Australia mengatakan bahwa mereka telah membentuk satuan baru di bawah badan pelacak uang, Australian Transaction Reports and Analysis Center (AUSTRAC), untuk mengantisipasi ancaman "tak terduga" pada keamanan nasionalnya.

Australia Bentuk Intelejen Siber, Lacak Pendanaan Teroris
Ilustrasi. Foto/Shutterstock.

tirto.id - Australia membentuk sebuah satuan intelijen siber yang ditujukan untuk melacak pendanaan terorisme, pencucian uang dan penyalahgunaan keuangan dalam jaringan, sebagai sebuah langkah antisipasi dari ancaman "tak terduga" pada keamanan nasionalnya.

Pemerintah Australia mengatakan pada Selasa (9/8/20116), langkah itu adalah perpanjangan dari landasan utama Perdana Menteri Malcom Turnbull, yang konservatif dan menang tipis dalam pemilihan umum pada ulang bulan lalu setelah berjanji meningkatkan keamanan siber di Australia dan mengembangkan ekonomi Negeri Kangguru tersebut menjadi pusat niaga dengan teknologi canggih.

Menteri Keuangan Michael Keenan mengatakan bahwa satuan baru di bawah badan pelacak uang, Australian Transaction Reports and Analysis Center (AUSTRAC), itu akan menyelidiki dasar pembayaran dalam jaringan dan kejahatan siber untuk keuangan guna melacak uang hasil pencucian dan jaringan kejahatannya.

"Kami menyadari bahwa penggunaan jati diri yang disamarkan masih dipergunakan secara kontinu untuk melakukan tindak kejahatan siber dan terorisme," kata Keenan dalam pernyataannya.

Dalam pernyataan disebutkan bahwa unit AUSTRAC akan bekerjasama dengan badan pemerintah Australia dan Selandia Baru, untuk mengenali identitas petugas yang mendapat dana, kartu identitas, serta perekrutan tenaga kejahatan yang memanfaatkan orang polos untuk melakukan transaksi keuangan di luar hukum.

Satuan baru itu juga akan bekerjasama dengan jaringan Pelaporan Kejahatan Siber Australia untuk melihat pola dan kecenderungan yang bisa mengenali skema keuangan dalam skala besar atau pun metodologi mereka, kata Keenan.

Reuters sebelumnya melaporkan bahwa keputusan yang dibuat oleh bank-bank utama Australia untuk menghentikan pengiriman dana ke luar negeri menyebabkan munculnya transaksi keuangan luar negeri melalui usaha gelap, sehingga pihak berwenang semakin kesulitan untuk melacaknya.

Pada Februari, seorang peretas tidak dikenal mencuri uang hampir satu miliar dolar dari Bank Pusat Bangladesh di New York, Amerika Serikat, dan berhasil memindahkan 81 juta dana ke empat akun bank di RCBC di Manila, Filipina.

Baca juga artikel terkait AUSTRALIA

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara