Menuju konten utama

Apa Saja Nilai Positif dari Kasus Pengungsi?

Pengungsi Rohingya akhir-akhir ini marak dibicarakan karena beberapa kali mendarat di tanah Indonesia. Lantas, adakah nilai positif dari kasus pengungsi?

Apa Saja Nilai Positif dari Kasus Pengungsi?
Sejumlah imigran etnis Rohingya yang dipindahkan dari Pantai Ujong Kareung Sabang menunggu pendataan setibanya di tempat penampungan sementara di gedung eks kantor Imigrasi, Punteuet, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (23/11/2023).ANTARA FOTO/Rahmad/nym.

tirto.id - Pengungsi adalah individu atau sekelompok orang yang secara paksa meninggalkan negaranya karena adanya ancaman terhadap keselamatan mereka. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari situasi konflik bersenjata hingga penyiksaan atau diskriminasi.

Salah satu contoh kasus pengungsi akhir-akhir ini adalah pengungsi Rohingya, yang berasal dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

Etnis Rohingya telah mengalami diskriminasi dan pengucilan sejak dikeluarkannya Undang-Undang Kewarganegaraan Myanmar pada 1928. UU tersebut membuat status kewarganegaraan etnis Rohingya tercabut secara resmi.

Rohingya pun tidak diakui sebagai warga negara Myanmar. Untuk melindungi diri dari berbagai pelanggaran HAM yang mengancam nyawa, penduduk Rohingya mengungsi di sejumlah negara terdekat, termasuk Indonesia.

Lantas, adakah nilai positif dari kasus pengungsi Rohingya dan lainnya? Simak penjelasannya di bawah ini.

Nilai Positif Kasus Pengungsi Manusia

Kasus pengungsi manusia, termasuk yang melibatkan manusia perahu dari Myanmar yang menimbulkan interaksi antarnegara ASEAN, membawa sejumlah nilai positif yang patut dicermati. Berikut penjelasan beberapa kemungkinan nilai positif dari kasus pengungsi yang bisa diperoleh.

1. Bertambahnya keragaman budaya

Kasus pengungsi Rohingya tentu saja membuat angka migrasi meningkat, sekaligus memengaruhi dinamika kependudukan di negara tujuan, seperti Indonesia. Meskipun dapat menjadi tantangan, kehadiran warga asing juga berpotensi membawa keberagaman budaya bagi masyarakat setempat.

2. Pengetahuan baru

Nilai positif dari kasus pengungsi juga bisa berpeluang menambah pengetahuan baru. Misalnya, pengungsi Rohingya memiliki pengetahuan baru tentang cara bertahan hidup yang bisa disaring oleh masyarakat lokal yang menampungnya.

3. Memupuk rasa kemanusiaan

Nilai positif pengungsi yang berikutnya adalah munculnya kesadaran akan pentingnya perlindungan hak asasi manusia. Nilai positif dari pengungsi ini bisa menginspirasi masyarakat global tentang nilai-nilai kemanusiaan.

Kesulitan yang dihadapi oleh para pengungsi menyentuh hati banyak pihak. Hal ini juga memicu respons kemanusiaan yang melibatkan bantuan dan dukungan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

4. Meningkatkan persaingan kerja

Dalam kasus pengungsi Rohingya, interaksi antarnegara ASEAN dalam menangani krisis pengungsi dapat menciptakan kerja sama ekonomi dan sosial. Kedatangan pengungsi, yang kemungkinan bakal terlibat dalam pasar kerja, berpotensi merangsang pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan peluang bisnis baru bagi masyarakat setempat.

5. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan hak asasi manusia

Pengalaman bersama dalam menanggapi kasus pengungsi berpeluang meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi hak asasi manusia. Dalam kasus pengungsi Rohingya, negara-negara ASEAN dapat bersatu dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih aman dan adil bagi semua individu, termasuk pengungsi.

6. Meningkatnya solidaritas dan kepedulian terhadap sesama

Ketika sebuah negara menerima manusia perahu sebagai respons kemanusiaan, itu bisa dibilang merupakan wujud solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Tindakan ini mencerminkan semangat saling membantu dan berbagi beban dalam mengatasi tantangan kemanusiaan bersama.

Dampak Sosial Ekonomi dari Pengungsi

Dampak sosial ekonomi dari kasus pengungsi membawa konsekuensi yang kompleks, tidak hanya pada tantangan, tetapi juga menciptakan nilai-nilai positif yang layak diperhatikan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini dampak dari kasus pengungsi.

1. Pertumbuhan ekonomi lokal

Masyarakat yang menerima pengungsi dapat mengalami pertumbuhan ekonomi. Kehadiran pengungsi menciptakan peningkatan aktivitas ekonomi di sektor tertentu. Meskipun menghadapi tantangan, pengungsi pasti memiliki potensi untuk berkontribusi bagi perkembangan ekonomi lokal. Mereka dapat membuka usaha kecil, mengembangkan keterampilan, dan menciptakan lapangan kerja baru, membantu menggerakkan roda perekonomian setempat.

2. Ketangguhan mental dan solidaritas

Pengalaman hidup sebagai pengungsi tidak hanya membawa kesulitan, tetapi juga membangun ketangguhan mental. Banyak dari mereka yang hidup di pengungsian mampu mengembangkan keterampilan bertahan hidup, rasa solidaritas, dan ketahanan mental. Hal ini menciptakan individu yang lebih tangguh dan mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Solidaritas antar-pengungsi juga dapat menciptakan jaringan dukungan yang memperkuat mental mereka.

3. Perubahan sosial dalam masyarakat penerima

Masyarakat pengungsi dapat membawa perubahan sosial di lingkungan masyarakat setempat. Meskipun mungkin terjadi ketidakpastian, misalnya kesadaran tentang hidup layak dan inklusi dalam semua lapisan masyarakat ekonomi, hal ini dapat menjadi peluang bagi pemerintah dan masyarakat lokal untuk memperluas perspektif dan meningkatkan keberagaman.

4. Tantangan sosial dan ekonomi

Dalam kasus pengungsi terdapat dampak sosial dan ekonomi yang juga membawa sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Pengungsi sering menghadapi kesulitan dalam menemukan pekerjaan sehingga menyebabkan ketidakpastian ekonomi. Pendidikan dan akses ke pelayanan kesehatan juga sering menjadi permasalahan serius bagi masyarakat pengungsi.

5. Interaksi sosial dan pemecahan masalah budaya

Interaksi sosial antara pengungsi dan masyarakat lokal dapat menciptakan dinamika baru. Meskipun dapat memperkuat rasa percaya dan solidaritas, perbedaan budaya, agama, dan pandangan hidup dapat menjadi tantangan. Pemerintah dan masyarakat lokal perlu bersiap menghadapi perbedaan ini dengan cara yang inklusif dan mendukung integrasi yang positif.

6. Kontribusi pada ekosistem masyarakat lokal

Pengungsi juga dapat berkontribusi dalam kegiatan ekonomi lokal, seperti pertanian, perikanan, dan pekerjaan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengungsi bukan hanya penerima bantuan, tetapi juga dapat menjadi bagian integral dari ekosistem masyarakat. Kontribusi ini menciptakan peluang bagi pembangunan masyarakat lokal. Bila terlaksana dengan baik hal tersebut bisa disebut sebagai nilai positif dari pengungsi.

Baca juga artikel terkait PENGUNGSI ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin