Menuju konten utama

Kenapa Rohingya Mengungsi ke Indonesia dan Diusir dari Myanmar?

Kenapa pengungsi Rohingya datang ke Indonesia dan alasan diusir dari Myanmar. Simak penjelasannya di bawah ini.

Kenapa Rohingya Mengungsi ke Indonesia dan Diusir dari Myanmar?
Pengungsi etnis Rohingya mengikuti pendataan Polisi Polres Bireun saat berada di penampungan sementara di Gedung SKB Bireuen, Aceh, Senin (16/10/23). ANTARA FOTO/Rahmad/hp.

tirto.id - Pengungsi Rohingya yang semakin banyak di wilayah Aceh membuat tidak sedikit orang penasaran mengenai alasan mengapa mereka datang ke Indonesia.

Pada pertengahan November 2023 Aceh didatangi lebih kurang 1.084 pengungsi Rohingya. Mereka datang dengan enam gelombang. Tiga di Kabupaten Pidie lalu di Aceh Timur, Bireuen, dan Kota Sabang.

Sebagian dari mereka dikumpulkan di tempat penampungan sementara yaitu di bekas kantor imigrasi Kota Lhokseumawe, Aceh. Sebagian lagi mereka dikumpulkan di Kamp Mina Raya.

Baru-baru ini tujuh orang pengungsi Rohingya yang semuanya berjenis kelamin laki-laki dikabarkan melarikan diri dari bekas kantor imigrasi Kota Lhokseumawe.

“Kita menduga ketujuh pengungsi Rohingya tersebut melarikan diri,” ungkap Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemko Lhokseumawe, Darius pada Selasa dikutip Antara News.

Ketujuh orang pengungsi itu diketahui sudah menghilang dari lokasi penampungan saat petugas membagikan makanan pada Senin, 27 November 2023.

Mulanya total pengungsi berjumlah 514 orang, namun setelah dihitung pada saat itu yang berada di lokasi hanya tersisa 507 orang.

Darius menduga, ketujuh pengungsi itu melarikan diri dengan bantuan orang lain. Sebab, kata dia pengungsi Rohingya pasti membutuhkan orang lain untuk pergi karena mereka tidak memahami wilayah di Aceh, mereka juga sulit berkomunikasi karena keterbatasan bahasa.

Mengapa Pengungsi Rohignya Datang ke Indonesia?

Awal mula kedatangan warga Rohingya didasari oleh peristiwa penyiksaan dan genosida yang dilakukan militer Myanmar kepada etnis Rohingya pada 2017 lalu.

Kondisi ini menyebabkan warga Rohingya kabur mencari suaka ke negara terdekat untuk menyelamatkan diri. Dalam usaha mereka melarikan diri, warga Rohingya berlayar menggunakan kapal kayu dan peralatan seadanya.

Menurut data dari Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), terdapat lebih dari 1 juta warga Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.

Setelah terombang-ambing di lautan, warga Rohingya lantas mendarat di garis pantai wilayah terluar sejumlah negara termasuk di Aceh, Indonesia.

Siapa Sebenarnya Rohingya dan Mengapa Mereka Mengungsi?

Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang telah tinggal selama berabad-abad di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha.

Meskipun telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi, Rohingya tidak diakui sebagai kelompok etnis resmi dan telah ditolak kewarganegaraannya sejak tahun 1982, menjadikan mereka populasi tanpa kewarganegaraan terbesar di dunia.

Sebagai populasi tanpa kewarganegaraan, keluarga Rohingya tidak memiliki hak-hak dasar dan perlindungan dan sangat rentan terhadap eksploitasi, kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender serta pelecehan.

UNHCR melaporkan, Rohingya telah mengalami kekerasan, diskriminasi, dan penganiayaan selama puluhan tahun di Myanmar. Eksodus terbesar mereka dimulai pada Agustus 2017 setelah gelombang kekerasan besar-besaran terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, yang memaksa lebih dari 742.000 orang, setengahnya adalah anak-anak, yang mencari perlindungan di Bangladesh.

Seluruh desa dibakar habis, ribuan keluarga dibunuh atau dipisahkan dan pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran dilaporkan terjadi.

Lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya telah melarikan diri dari kekerasan di Myanmar dalam beberapa gelombang pengungsian sejak tahun 1990-an.

Saat ini, lebih dari 960.000 pengungsi Rohingya tinggal di Bangladesh dengan mayoritas menetap di dalam dan di sekitar kamp-kamp pengungsian Kutupalong dan Nayapara di wilayah Cox's Bazar, Bangladesh, yang merupakan salah satu kamp pengungsian terbesar dan terpadat di dunia.

Lebih dari separuh pengungsi Rohingya di Bangladesh (52 persen) adalah anak-anak, sementara 51 persen terdiri dari perempuan dan anak perempuan. Populasi pengungsi saat ini mencapai sepertiga dari total populasi di wilayah Cox's Bazar, sehingga dukungan kepada komunitas tuan rumah sangat penting untuk hidup berdampingan secara damai.

Sejak tahun 2021, untuk mengosongkan 33 kamp di Cox's Bazar, hampir 30.000 pengungsi telah direlokasi ke pulau Bhasan Char oleh Pemerintah Bangladesh. Meskipun layanan perlindungan dan bantuan kemanusiaan telah ditingkatkan di pulau tersebut, masih ada kesenjangan yang signifikan dalam pemberian layanan dan keberlanjutan bantuan yang sangat penting.

Pengungsi Rohingya juga telah mencari perlindungan di negara-negara tetangga seperti Thailand (92.000) dan India (21.000), sebagian kecil lainnya di Indonesia, Nepal, dan negara-negara lain di seluruh kawasan.

Bentrokan bersenjata di seluruh Myanmar terus memicu pengungsian, sehingga jumlah total pengungsi internal di negara tersebut mencapai lebih dari 1,8 juta - termasuk 1,5 juta di antaranya telah mengungsi sejak Februari 2021.

Baca juga artikel terkait PENGUNGSI ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra