Menuju konten utama

Siapa Ketua UNHCR Indonesia dan Apa Sikapnya Terkait Rohingya?

Perwakilan UNHCR untuk Indonesia bernama Thomas Vargas. Berikut profil dan sikapnya terkait pengungsi Rohingya.

Siapa Ketua UNHCR Indonesia dan Apa Sikapnya Terkait Rohingya?
Thomas Vargas. instagram/thomasvargasunhcr

tirto.id - United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) merupakan Komisi tinggi di PBB yang bergerak untuk melindungi para pengungsi. Organisasi ini memiliki cabang yang tersebar di berbagai negara termasuk Indonesia.

Komisi tinggi PBB itu menunjuk perwakilan berbeda-beda untuk setiap cabang negara. Lantas, siapa ketua perwakilan UNHCR untuk Indonesia? Perwakilan UNHCR untuk Indonesia bernama Thomas Vargas.

Nama Thomas Vargas saat ini sedang ramai dibicarakan seiring dengan masalah pengungsi Rohingya di Indonesia. Sebagai perwakilan UNHCR, Thomas Vargas tentu berusaha melindungi hak-hak para pengungsi Rohingya yang berlabuh ke Aceh sejak pertengahan November ini.

Indonesia memang menjadi salah satu negara tujuan para pengungsi Rohingya yang kabur dari Myanmar. Para pengungsi Rohingya melarikan diri dari Myanmar akibat krisis kemanusiaan yang terjadi di negara tersebut.

Sayangnya, kedatangan Rohingya ke Indonesia justru menimbulkan masalah baru. Dikutip dari Antara, Pemerintah Aceh melaporkan bahwa jumlah pengungsi Rohingya terus bertambah sehingga sulit untuk mengontrol dan memberi mereka akomodasi.

Ditambah Pemerintah Aceh mengeluhkan kurangnya bantuan dan perhatian dari pemerintah pusat. Tak hanya datang dari pemerintah daerah, masalah terkait pengungsi Rohingya datang dari masyarakat setempat.

Warga Aceh dihadapkan dengan banyaknya masalah sosial akibat para pengungsi tak mau mengikuti norma yang berlaku. Kondisi ini menyebabkan warga Aceh menolak kedatangan pengungsi Rohingya pada 16 November lalu.

Profil Ketua UNHCR Indonesia Thomas Vargas

Ketua atau perwakilan UNHCR untuk Indonesia bernama Thomas Vargas. Jejaknya sebagai perwakilan UNHCR Indonesia telah tercatat selama lebih dari 8 tahun. Namun, sepak terjang Thomas Vargas di UNHCR diperkirakan jauh lebih lama.

Thomas Vargas setidaknya telah bekerja untuk UNHCR selama lebih dari dua dekade. Sebelum datang ke Indonesia, Vargas merupakan pegawai di Biro Eropa UNHCR pada 2003.

Menurut Stephen H. Legomsky dalam International Journal of Refugee Law (2003), Vargas saat itu bekerja di Departemen Perlindungan Internasional UNHCR Eropa.

Program kampanye perlindungan pengungsi yang diselenggarakan Thomas Vargas di Indonesia tercatat sudah berlangsung sejak 2015. Salah satu gerakan perlindungan imigran dan pengungsi yang ia gelar bersama UNHCR Indonesia adalah konser amal bertajuk "Voice of Refugees".

Dikutip dari Instagram pribadinya, @Thomasvargasunhcr, acara konser tersebut berlangsung di sebuah stasiun televisi swasta pada 18 September 2016. Melalui konser yang sama, Vargas memperkenalkan lagu tentang kemanusiaan yang ia ciptakan.

Bekerja sama dengan Irwan Raharjanto, Vargas menciptakan lagu berjudul "Take me in Save the World." Lagu ini merupakan lagu tema konser amal UNHCR yang dinyanyikan oleh Gita Gutawa, Cakra Khan, The Brothers, Kafin DARR, dan Elfa's Children Choir.

Vargas juga tercatat mendukung pengungsi Rohingya di Indonesia sejak krisis kemanusiaan yang memanas di Myanmar pada 2015 dan 2017. Selama kiprahnya menjadi perwakilan UNHCR di Indonesia, Thomas Vargas berhasil menjalin kerja sama dengan sejumlah tokoh publik, termasuk seniman, musisi, pengusaha, politisi, hingga filantropis.

Di bawah kepemimpinan Thomas Vargas pula UNHCR berhasil menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga donasi dan kemanusiaan seperti Dompet Duafa, Yayasan Buddha Tzu Chi, dan sebagainya.

Sikap UNHCR Indonesia Terkait Pengungsi Rohingya

Dikutip dari situs resmi UNHCR, mengakomodir pengungsi Rohingya merupakan salah satu program utama UNHCR cabang Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Program ini sudah berjalan selama lebih dari satu dekade.

Selaku perwakilan UNHCR Indonesia, Thomas Vargas tentunya memiliki posisi yang jelas terhadap pengungsi Rohingya, yaitu memastikan hak asasi manusia mereka terpenuhi. Contoh pada 2015 ketika krisis kemanusiaan di Myanmar kembali memanas.

Vargas dan UNHCR bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengatasi masalah anak-anak pengungsi Rohingya di Indonesia yang terpisah dari keluarganya. Pihaknya juga memberikan para pengungsi keterampilan kerja dan membantu mereka mencari suaka ke negara tujuan.

Menurutnya dengan mengajarkan keterampilan kerja dapat memberikan dampak positif baik bagi pengungsi maupun negara penanggung.

"Itu akan memberi semangat baru bagi mereka (pengungsi), selain itu agar tidak menjadi beban negara penanggung," kata Vargas seperti yang dikutip dari Antara.

Hal yang sama juga kembali dilakukan oleh UNHCR menyusul kedatangan pengungsi Rohingya pada November ini. UNHCR Indonesia di bawah kepemimpinan Vargas berharap agar masyarakat dan pemerintah Aceh dapat mengizinkan kapal-kapal Rohingya kembali mendarat.

Melalui Senior Communications Assistant UNHCR Yanuar Farhanditya, lembaga tersebut mengatakan siap berkomitmen untuk membantu masyarakat dan pemerintah untuk menyelamatkan pengungsi Rohingya.

"UNHCR siap membantu pemerintah, pihak otoritas dan masyarakat dalam menjalankan upaya-upaya penyelamatan jiwa bagi pengungsi," kata Yanuar.

Baca juga artikel terkait ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy