tirto.id - Sejarah Sumpah Pemuda, yang dirumuskan dan diikrarkan pada 28 Oktober 1928, bermula dari pelaksanaan Kongres Pemuda 1 dan 2.
Meskipun sama-sama mengusung tujuan persatuan bangsa, terdapat beberapa perbedaan Kongres Pemuda 1 dan 2. Hal-hal yang bisa dibandingkan di antaranya yakni terkait pemimpin, anggota yang hadir, isi pembahasan, dan hasil rapatnya.
Dua kongres tersebut dihadiri oleh para perwakilan organisasi pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang. Di antaranya yakni Jong Java, Jong Bataks, Jong Minahasa, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Borneo, dan Jong Ambon.
Namun, perkumpulan pemuda yang kebanyakan terbentuk pada awal 1920-an tersebut cenderung bersifat kedaerahan. Sifat gerakannya yang terkotak-kotakkan inilah yang membuat persatuan bangsa belum terwujud.
Kemudian, mereka memutuskan untuk berdiskusi dalam wadah bernama Konferensi Organisasi Pemuda Nasional Pertama pada November 1925. Hasil rapat tersebut menetapkan rencana penyelenggaraan Kerapatan Besar yang kemudian disebut Kongres Pemuda 1.
Sejarah Kongres Pemuda 1 Singkat
Momon Abdul Rahman, dkk. dalam Sumpah Pemuda: Latar Sejarah dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional (2008) menyebutkan, terdapat satu tokoh yang memotori terjadinya Kongres Pemuda I, yakni Mohamad Tabrani.
Selaku promotor pertemuan Kongres Pemuda 1, Tabrani juga merangkap tugas sebagai ketua. Kala itu, hanya ada dua poin tujuan dari kongres, yakni memajukan pemahaman tentang persatuan dan mempererat hubungan antara organisasi kepemudaan.
Kongres Pemuda 1 dihadiri oleh sejumlah perwakilan organisasi pemuda, dari Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatranen Bond, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Batak, Studerende Minahasers, hingga Pemuda Kaum Theosofie.
Kongres yang diadakan selama tiga hari, 30 April-2 Mei 1926, diperdengarkan pidato berjudul “Indonesia Bersatu” yang berisi anjuran tentang persatuan. Ada juga pidato “Kemungkinan-kemungkinan untuk bahasa dan Kesusastraan Indonesia di Kemudian Hari”, yang dibawakan Mohammad Yamin.
Terakhir, ada juga pembahasan terkait keagamaan yang mesti saling toleransi meskipun berbeda-beda. Berikut ini rangkuman hasil Kongres Pemuda 1 yang mencakup tiga poin utama:
- Impian merdeka merupakan cita-cita para pemuda Indonesia
- Perkumpulan pemuda harus bisa bersatu dalam satu kesatuan
- Saling mengakui cita-cita Indonesia melalui persatuan
Sejarah Singkat Kongres Pemuda 2
Berbeda dengan kongres pertama, Kongres Pemuda 2 berlangsung pada 27-28 Oktober 1928. Berlangsung selama dua hari, Kongres Pemuda 2 dipimpin oleh Soegondo Djojopusito, yang menjabat sebagai ketua, dan wakilnya, RM Djoko Marsaid.
Pada 27 Oktober 1928, ketua Kongres Pemuda 2 Soegondo Djojopuspito memberi sambutan pembuka. Di kongres kedua ini Mohammad Yamin kembali menyampaikan pidato tetapi dengan judul berbeda: “Persatuan dan Kesatuan”.
Dari pidato ini, muncul pemahaman bahwa Indonesia punya kesamaan di bidang kebudayaan, hukum adat, dan agamanya. Kemudian, ditanggapi oleh Suwiryo bahwa persatuan tersebut juga bisa diciptakan melalui bahasa Indonesia.
Pada hari berikutnya, 28 Oktober 1928, beberapa tokoh Kongres Pemuda 2 menyampaikan pidato.
Pertama, Poernamawoelan, yang membahas tentang pendidikan demokratis. Kedua, Abdoellah Sigit, membahas budaya membaca pada pendidikan anak-anak.
Malam harinya. Sartono dan Soenario menjabarkan tentang pentingnya nasionalisme atau rasa cinta tanah air. Mereka berdua juga menyampaikan ihwal persatuan bangsa.
Pada jam istirahat hari yang sama, lagu berjudul "Indonesia Raya" dinyanyikan. Kemudian, disampaikan hasil rapat berupa Sumpah Pemuda, ditandatangani oleh beberapa tokoh penting yang hadir dalam Kongres Pemuda 2.
Perbedaan Kongres Pemuda I dan 2
Sebagaimana dijabarkan di atas, terdapat sejumlah perbedaan Kongres Pemuda 1 dan 2. Jika dibandingkan, beberapa faktor pembeda antara keduanya mencakup tujuan, ketua atau penggagas, isi pembahasan, dan hasil kongresnya.
Perbandingan Kongres Pemuda 1 1926 dan Kongres Pemuda 2 1928 bisa disimak di tabel di bawah ini:
Aspek Perbedaan | Kongres Pemuda 1 | Kongres Pemuda 2 |
Penggagas | Mohamad Tabrani | Soegondo Djojopuspito |
Ketua | Mohamad Tabrani | Soegondo Djojopuspito |
Tanggal penyelenggaraan | 30 April-2 Mei 1926 | 27-28 Oktober 1928 |
Tujuan |
|
|
Isi Kongres |
|
|
Hasil kongres |
|
|
Lagu kebangsaan |
|
|
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Fadli Nasrudin