tirto.id - Sumpah Pemuda berisi tiga bunyi pernyataan semangat persatuan para pemuda Indonesia yang diikrarkan pada 28 oktober 1928.
Ikrar ini memiliki beberapa nilai yang dianggap penting bagi bangsa Indonesia.
Dalam proses pembentukannya, Sumpah Pemuda diawali oleh Kongres Pemuda II.
Dikutip dari catatan Apriyanti Wulandari dalam Heroisme Masa Lalu dan Masa Kini (2018, hlm. 14), pertemuan pertama digelar pada 27 Oktober 1928, di Gedung Katholik Jongelingen Bond.
Pada 28 Oktober 1928, sidang Kongres Pemuda II Kedua dilaksanakan di Gedung Oost Java Bioscoop Koningspelein. Kala itu, segala hal terkait pendidikan generasi muda dibahasa di tempat tersebut.
Pada hari yang sama, mulai pukul 17.30-12.00, sidang lanjutan diadakan di Gedung Indonesische Clubgebouw.
Di tempat tersebut, lagu Indonesia Raya dinyanyikan ketika jam rehat. Kemudian, sidang diakhiri dengan pembacaan Sumpah Pemuda yang telah dirancang Muhammad Yamin.
Seperti dikutip situs Museum SUmpah Pemuda Kemdikbud, berikut isi ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928:
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
- Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Nilai Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia
Berdasarkan ungkapan Alin Rizkiyan dalam Modul Sejarah Indonesia (2020, hlm. 12-14), tercatat ada tujuh nilai yang menjadi nilai Sumpah Pemuda.
Di antaranya nilai cinta bangsa atau tanah air, persatuan, hingga semangat gotong royong.
Berikut penjelasan lengkap mengenai tujuh nilai Sumpah Pemuda:
1. Cinta Bangsa dan Tanah Air
Dalam ikrar Sumpah Pemuda, para pemuda Indonesia menyatakan satu tanah, satu bangsa, dan satu bahasa.
Dengan begitu, rasa cinta terhadap bangsanya sendiri tercipta berdasarkan kesamaan rasa. Lebih dari itu, perasaan ini juga bisa melahirkan sikap nasionalisme serta bangga terhadap bangsanya sendiri.
2. Persatuan
Melalui ikrar, persatuan bangsa Indonesia memang menjadi poin utama. Bukan hanya bersatu di dalam tanah air, namun juga bersatu dalam suatu bangsa dan suatu bahasa.
Kendati perbedaan dalam berbagai hal melingkupi pembentukan Sumpah Pemuda kala 1928, namun mereka bisa mengikrarkan sumpah persatuan tersebut.
3. Toleransi Perbedaan
Seperti halnya persatuan, toleransi perbedaan juga menjadi salah satu nilai yang terkandung di dalam Sumpah Pemuda.
Latar belakang para peserta Kongres Pemuda misalnya, meski mereka berbeda tetap dipersatukan lewat beberapa bunyi sumpah.
4. Sikap Rela Berkorban
Dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, para pemuda berkumpul di suatu tempat. Dalam hal ini tentu mereka sudah banyak berkorban, baik itu segi materi hingga yang lainnya.
Namun, pengorbanan yang ikhlas ini dapat dilihat sebagai bukti bahwa mereka bisa menyingkirkan keegoisan dan berkorban demi kepentingan banyak pihak.
5. Kepentingan Bangsa yang Utama
Masih bersangkutan dengan rela berkorban, kepentingan bangsa Indonesia berada di atas segalanya karena para pemuda telah mengorbankan urusan pribadinya.
Dengan menjadikan kepentingan bangsa sebagai prioritas, pemuda merasa pengorbanannya bisa menjadikan Indonesia lebih baik di kehidupan berikutnya.
6. Semangat Persaudaraan
Dalam Sumpah Pemuda, para pemuda menyatakan dirinya sebagai satu bangsa dan satu tanah air.
Dengan begitu, mereka menganggap diri masing-masing sebagai bagian dari Indonesia dan menjadi keluarga di dalamnya.
7. Semangat Gotong Royong
Cita-cita kemerdekaan sudah dijalankan mulai dari cara kedaerahan hingga skala nasional.
Dengan Sumpah Pemuda, nilai nasionalisme terwujud akibat kerja sama para pemuda dalam menghasilkan ikrar.
Dengan kerja sama yang bisa disebut juga gotong royong ini, mereka bergerak demi kepentingan bersama.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno