tirto.id - Tantrum ternyata tidak terjadi pada anak-anak saja, tetapi orang dewasa juga. Mirip seperti tantrum anak-anak, penyebab tantrum dewasa adalah rasa tidak puas atas harapan yang tidak tercapai.
Tantrum dewasa bisa terjadi pada siapa saja, khususnya para penderita penyakit mental, masalah emosi, dan lansia. Lantas, bagaimana cara mengatasinya?
Tantrum dewasa adalah respons emosional tidak terkendali terhadap ketidakpuasan atas keinginan atau harapan yang tidak tercapai.
Ketidakpuasan itu diwujudkan dalam emosi meledak-ledak karena individu tak mampu mengungkapkan perasaannya dalam kata-kata.
Kasus tantrum pada anak-anak umumnya berupa menangis, berteriak, menjerit, atau juga membangkang. Hal ini juga dapat terjadi pada tantrum dewasa.
Orang dewasa yang mengalami tantrum dapat menunjukkan emosinya seperti wajah tegang, bicara dengan nada tinggi dan keras, gelisah, putus asa, marah, dan gerakan tangan yang cepat.
Beberapa kasus tantrum dewasa juga dapat berupa perilaku agresif, seperti kekerasan fisik atau merusak barang. Tantrum pada orang dewasa dapat merugikan.
Sikap agresif pada tantrum dewasa berisiko memicu konflik pada psikologis dan hubungan sosial. Oleh karena itu, penting bagi individu yang pernah mengalami tantrum dewasa untuk menemukan penyebab dan cara mengatasinya.
Penyebab Tantrum pada Orang Dewasa
Penyebab tantrum pada orang dewasa dapat bervariasi, mulai dari pola asuh hingga kondisi kesehatan mental individu. Berikut ini beberapa penyebab tantrum pada orang dewasa:
1. Pola asuh tidak tepat selama masa anak-anak
Pola asuh yang tidak tepat selama masa anak-anak dapat menyebabkan individu mengembangkan tantrum saat dewasa. Mengutip Medline Plus, masa anak-anak dengan pola asuh sehat umumnya sudah bisa mengendalikan emosinya setelah memasuki usia 6-7 tahun.
Sayangnya, pada anak-anak yang mengalami pola asuh tidak tepat lebih sulit belajar mengendalikan emosi mereka. Hal ini bisa jadi terbawa hingga mereka dewasa. Selain itu, anak-anak yang mengalami kekerasan fisik atau verbal juga rentan mengembangkan tantrum saat mereka dewasa.
2. Menderita penyakit mental
Gangguan mental juga berpengaruh terhadap tantrum dewasa ini. Beberapa kondisi mental penyebab tantrum dewasa termasuk:
- gangguan bipolar;
- depresi;
- borderline personality disorder;
- autisme;
- PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) atau Gangguan Stres Pasca Trauma;
- ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau Gangguan Hiperaktivitas dan Kurang Perhatian.
3. Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol
Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol juga dapat menjadi penyebab tantrum pada orang dewasa. Zat-zat tertentu yang terkandung pada narkoba atau alkohol dapat memengaruhi suasana hati dan ledakan emosi sehingga membuat individu mudah tersinggung dan mengalami tantrum.
Cara Mengatasi Tantrum pada Orang Dewasa
Cara mengatasi tantrum dewasa memerlukan kesadaran diri dan dukungan tepat dari orang-orang sekitar. Individu yang mengalami tantrum orang dewasa harus melatih kesabaran dan mempertahankan komitmen untuk mengelola emosi dan merubah diri menjadi positif.
Langkah paling tepat bagi penderita tantrum dewasa adalah dengan berkonsultasi dengan seorang profesional seperti psikolog. Psikolog akan membantu individu dalam mengidentifikasi penyebab tantrum dan menyusun strategi pengelolaan yang efektif.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi atau setidaknya mengurangi tantrum pada orang dewasa:
1. Kenali tanda-tandanya
Individu perlu mengenali gejala fisik dan emosional yang menandai kemunculan tantrum. Tanda-tanda tantrum orang dewasa termasuk jantung berdebar cepat, tremor, dada sesak, atau perasaan marah yang meningkat.
2. Identifikasi pemicu
Catat situasi atau peristiwa yang memicu kemarahan atau kehilangan kontrol diri di masa lalu. Mengetahui pemicu tantrum dapat membantu individu mengantisipasi dan mengelola emosi dengan lebih baik.
3. Terapkan teknik relaksasi
Menerapkan teknik relaksasi seperti pernapasan, meditasi, atau membayangkan hal-hal yang menyenangkan juga dapat membantu meringankan tantrum. Tindakan relaksasi semacam ini dapat membantu menenangkan diri saat emosi memuncak.
4. Ekspresikan emosi secara baik
Cobalah untuk mengungkapkan perasaan secara jujur dan terbuka. Pastikan emosi disampaikan dengan cara yang sopan dan terkontrol. Hindari mengeluarkan emosi dengan cara yang merugikan diri sendiri atau orang lain.
5. Komunikasi yang efektif
Pelajari strategi komunikasi yang lebih efektif untuk menyampaikan perasaan dan kebutuhan. Strategi komunikasi yang baik tidak memicu konflik atau kemarahan.
6. Cari bantuan profesional
Jika kesulitan mengendalikan emosi dan mengatasi tantrum, coba pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang profesional seperti psikolog atau psikiater. Profesional membantu individu mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari tantrum dan memberikan rekomendasi pengelolaan yang efektif.
7. Bercerita ke orang terpercaya
Berbagi perasaan dan pengalaman dengan teman dapat membantu meredakan tekanan emosional. Cobalah bercerita ke orang terpercaya untuk memberikan perspektif yang lain ketika merespons sebuah masalah.
8. Manajemen emosi
Individu perlu berlatih mengelola emosi dengan bijaksana untuk mengatasi tantrum. Ini termasuk mengenali tanda-tanda perilaku impulsif dan menghindari reaksi berlebihan.
Penulis: Fajri Ramdhan
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy