Menuju konten utama

Apa Itu Skin Cycling dan Manfaatnya untuk Kecantikan?

Artikel berikut ini akan mengulas all about skin cycling dan manfaatnya untuk kecantikan wajah.

Apa Itu Skin Cycling dan Manfaatnya untuk Kecantikan?
Ilustrasi wanita menggunakan skincare. Apa Itu Skin Cycling dan Manfaatnya untuk Kecantikan? FOTO/iStockphoto

tirto.id - Banyak cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan kulit glass skin atau bening. Salah satu tren kecantikan yang saat ini populer untuk mewujudkannya adalah dengan melakukan skin cycling. Lalu, apa itu skin cycling? Apa pula manfaat skin cycling?

Skin cycling adalah rangkaian rutin perawatan kulit wajah yang dilakukan selama empat malam berturut-turut. Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, siklus perawatan ini dapat dilakukan berulang-ulang.

Perawatan dibagi menjadi dua bagian yaitu dengan mengaplikasikan produk perawatan kulit berbahan aktif pada hari pertama dan kedua. Selanjutnya, pada hari ketiga dan keempat, membiarkan kulit wajah beristirahat dengan menggunakan produk yang menenangkan.

Tren skin cycling sempat viral di sosial media TikTok, membuat para TikTokers yang kerap mengunggah konten perawatan kecantikan mencoba metode perawatan kulit ini.

Apa itu Skin Cycling?

Secara sederhana, skin cycling adalah perawatan kulit yang dilakukan selama empat malam secara bergantian antara menggunakan bahan aktif dan membiarkan kulit beristirahat dan memulihkan diri.

Dikutip laporanHarper Bazar, metode skin cycling, menurut dokter kulit dari New York City, Dendy Engelman, “dirancang untuk meningkatkan khasiat bahan aktif dan meminimalkan iritasi dengan cara menggunakan produk yang aktif dan tidak aktif selama empat malam.”

Skin cycling adalah konsep penggunaan skincare yang diperkenalkan oleh Whitney Bowe, dokter kulit yang berbasis di New York City dan pendiri Dr. Whitney Bowe Beauty.

Ide mengenai skin cycling lahir setelah Bowe melihat pasiennya mencampur, mencocokkan, dan mengaplikasian berbagai bahan pada kulit mereka setiap malam, tapi mereka kata Bowe, tidak menerapkan langkah kunci dalam perawatan kulit yaitu pemulihan.

“Ada fokus pada masing-masing bahan dan pemikiran bahwa semakin tinggi persentasenya, semakin baik, sehingga bahan-bahan tertentu yang digunakan dengan cara yang sebenarnya hanya menyebabkan iritasi dan bukannya memberikan hasil,” kata Bowe.

Sebagai seorang ahli perawatan kulit, Bowie memahami bahwa manfaat maksimal bisa didapatkan ketika menggunakan baha-bahan aktif secara terpisah, bukan dalam waktu bersamaan.

Maka itu, ia memutuskan untuk menyusun strategi baru yang tepat agar pasiennya dapat merasakan manfaat dari skincare yang mereka gunakan. Strategi itulah kemudian diperkenalkannya ke sosial media dengan sebutan skin cycling.

Manfaat Skin Cycling

Tujuan utama dari skin cycling adalah untuk membantu kulit agar dapat menoleransi bahan aktif, seperti retinoid serta asam laktat, glikolat, dan asam salisilat.

Secara keseluruhan, manfaat potensial dari skin cycling dapat mencakup melindungi pelindung kulit, mencegah efek samping yang tidak diinginkan dari produk perawatan kulit, dan menghindari kulit kering dan teriritasi.

1. Melindungi Penghalang Kulit

Penghalang kulit (epidermis), atau lapisan terluar dari kulit, memiliki beberapa fungsi penting. Lapisan ini membantu kulit tetap terhidrasi dengan mengunci kelembapan dan melindungi kulit dari iritasi lingkungan, sinar ultraviolet, dan alergen.

Menggunakan produk perawatan kulit yang keras atau mengaplikasikannya terlalu sering dapat merusak pelindung kulit, membuat kulit lebih rentan terhadap peradangan dan iritasi.

Eksfoliator dan retinoid khususnya dapat merusak lapisan luar kulit dan membuatnya kurang efektif sebagai pelindung. Memberi kulit waktu istirahat dari bahan aktif yang intens dan pengelupasan kulit dapat membantu menjaga pelindung kulit dalam kondisi prima.

2. Mencegah Efek Samping yang Tidak Diinginkan

Banyak produk perawatan kulit yang efektif memiliki efek samping yang tidak diinginkan, seperti iritasi. Sebagai contoh, banyak orang yang menggunakan retinol melaporkan bahwa mereka mengalami “retinol burn” yang menyebabkan kulit menjadi merah, hiperpigmentasi, panas, lembut, bersisik, dan atau mengelupas.

Mary Alice Mina, dokter kulit dan ahli bedah dermatologi sekaligus pembawa acara podcast The Skin Real, mengatakan kepada Health,skin cycling dapat membantu memaksimalkan manfaat dari produk tertentu sambil meminimalkan potensi kerugian dari penggunaan yang terlalu sering. Metode ini juga dapat membantu kulit terbiasa dengan produk baru secara bertahap.

Skin cycling adalah cara yang bagus untuk membiasakan kulit dengan produk yang mungkin berpotensi mengiritasi atau mengeringkan kulit Anda,” kata Mina.

“Misalnya, jika Anda menggunakan steroid topikal pada kulit, penting untuk tidak menggunakannya lebih dari 1-2 minggu dalam satu waktu, karena dapat menyebabkan efek samping seperti penipisan kulit atrofi dan perubahan pigmen dengan bintik-bintik yang lebih ringan pada kulit.”

3. Menghindari Kulit Kering

Pemilik kulit yang cenderung kering dan sensitif atau bagi mereka yang tinggal di iklim yang kering, skin cycling dapat meningkatkan rutinitas perawatan kulit. Banyak produk populer yang mengobati jerawat, perubahan warna, dan tanda-tanda penuaan juga dapat menyebabkan kulit kering.

Orang-orang tersebut mungkin dapat menghindari kekeringan pada kulit dengan menggunakan pembersih dan pelembab yang lembut pada “hari istirahat” dalam rangkaian skin cycling.

Hal ini terutama penting bagi orang-orang yang menggunakan retinoid untuk mencegah keriput. “Turunan vitamin A ini dapat menyebabkan iritasi dan mengeringkan kulit, terutama di musim dingin atau cuaca kering,” ujar Dr.Mina.

Tahapan Melakukan Skin Cycling

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, skin cycling merupakan rangkaian tahapan perawatan kulit yang diawali dengan penggunaan bahan aktif. Lalu, disusul dengan tahapan pemulihan. Berikut ini adalah tahapan dan rincian yang bisa dilakukan untuk melakukan skin cycling.

Malam Pertama: Pengelupasan Kulit

Jadwal skin cycling malam pertama dimulai dengan pengelupasan yang bertujuan untuk membersihkan kulit. “Anda ingin membersihkan [kulit], mengeringkan, lalu memakai produk pengelupasan kulit,” jelas Bowe kepada Vouge. Ia merekomendasikan untuk menggunakan produk tanpa bilas daripada produk yang dapat dibersihkan, seperti pembersih.

Pilihlah eksfoliator kimiawi dan asam pengelupas, yang mengandung bahan-bahan seperti AHA, BHA, dan PHA, alih-alih eksfoliator fisik dan scrub karena lebih baik untuk pelindung kulit dan lebih efektif. Pelapisan ulang dan pengangkatan sel kulit mati yang sedikit akan memungkinkan produk tahap berikutnya untuk menembus kulit dengan lebih baik, sehingga memungkinkan peningkatan kemanjuran.

Malam kedua: Retinoid

Pada malam kedua, aplikasikan retinoid setelah membersihkan wajah. Jika baru mengenal retinoid (umumnya tersedia di pasaran sebagai retinol), perawatan kulit favorit ini merupakan turunan dari vitamin A yang bekerja untuk meningkatkan proses pembaruan kulit, mencerahkan kulit, meningkatkan kolagen, dan meminimalkan garis-garis halus.

Dianjurkan untuk dengan mengoleskan krim pelembap pada area wajah yang sensitif di bawah mata, di sekitar sudut hidung, dan pada garis-garis marionette untuk bertindak sebagai penyangga dan mencegah kekeringan dan iritasi. Kemudian, aplikasikan retinoid ke seluruh wajah, ke bawah leher, dan ke seluruh décolletage.

Malam Ketiga dan Keempat: Perbaikan dan Pemulihan

Pada malam ketiga dan keempat, saatnya untuk menjaga pelindung kulit dan memastikan kulit terhidrasi dengan baik. Bowe merekomendasikan untuk membersihkan kulit, membiarkannya lembap, dan kemudian mengoleskan serum yang mengandung bahan-bahan seperti asam hialuronat, ceramide, gliserin, dan atau niacinamide.

Kemudian, lanjutkan dengan pelembab: “Pilihlah formula yang benar-benar menutrisi yang akan mendukung pelindung kulit,” kata Bowe. “Jika kulit benar-benar kering, oleskan minyak rosehip atau squalane ke pipi.”

Baca juga artikel terkait TREN KECANTIKAN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno