tirto.id - Kebiasaan duduk terlalu lama tidak baik bagi kesehatan. Selain dapat menyebabkan kaki kesemutan, duduk terlalu lama bisa menyebabkan nyeri di bagian bokong dan pinggang.
Nyeri di bagian bokong dan pinggang tidak dapat diabaikan. Hal itu bisa menjadi salah satu awal gejala sindrom piriformis. Lantas, apa itu sindrom piriformis, gejala, dan bagaimana cara mengatasinya?
Pengertian Sindrom Piriformis
Menurut laman kesehatan Healthline, sindrom piriformis merupakan kondisi ketika otot piriformis menekan saraf skiatik.
Saraf skiatik merupakan saraf yang memanjang dari ujung tulang belakang menuju tumit. Sementara itu, piriformis merupakan otot yang berada jauh di bagian dalam bokong.
Otot ini terletak mulai dari tulang punggung bagian bawah dan terhubung ke permukaan atas tulang paha. Otot ini berfungsi untuk menggerakkan tulang paha ke samping kanan dan kiri.
Gejala Sindrom Piriformis
Gejala umum sindrom piriformis biasanya dimulai dari skiatika. Ia merupakan linu yang menyerang bokong hingga belakang paha.
Selain itu, terdapat juga sejumlah gejala lainnya dari sindrom piriformis sebagai berikut:
- Mati rasa atau kesemutan pada bokong dan dapat menjalar hingga ke kaki bagian belakang.
- Otot bokong yang melunak.
- Sulit duduk dengan nyaman.
- Semakin lama duduk, semakin parah sakit yang dirasakan.
- Sakit bokong yang semakin parah saat beraktivitas.
Pada kondisi yang serius, sindrom ini dapat menyebabkan penderita tidak dapat menggerakkan kakinya.
Penyebab Sindrom Piriformis
Piriformis merupakan salah satu otot yang paling banyak difungsikan setiap hari. Namun, apabila digunakan pada aktivitas yang terlalu berat dapat menyebabkan sindrom piriformis.
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan sindrom piriformis adalah sebagai berikut:
- Duduk terlalu lama.
- Berlari atau olahraga lain yang membutuhkan aktivitas kaki terlalu lama.
- Mengangkat beban yang terlalu berat.
- Naik tangga terlalu lama.
- Cedera yang diakibatkan oleh pinggul terkilir, terjatuh, pukulan, kecelakaan lalu lintas, luka luar yang mencapai otot piriformis.
Beberapa orang memiliki resiko lebih tinggi untuk dapat menderita sindrom piriformis. Misalnya, pekerja yang terlalu sering duduk atau terlalu sering mengangkat beban berat punya kans lebih besar menderita sindrom ini.
Selain itu, olahragawan juga punya resiko lebih tinggi menderita sindrom piriformis, terlebih pelari dan atlet angkat beban. Sebab, keduanya membutuhkan aktivitas tubuh bagian bawah yang intens.
Cara Mengatasi Sindrom Piriformis
Sindrom piriformis biasanya tidak membutuhkan perawatan khusus. Operasi atau pembedahan medis sangat jarang dilakukan pada penderita sindrom piriformis.
Orang yang mengalami sindrom ini dapat mengatasinya sendiri di rumah. Berikut langkah-langkahnya dilansir Flex Freeclinic:
1. Kompres panas atau dingin
Kombinasi kompres hangat dan pijatan lembut dapat meredakan gejala nyeri yang timbul pada bokong. Penderita juga dapat menggunakan kompres air dingin untuk meredakan nyeri tersebut.
Menerapkan kompres merupakan langkah paling mudah untuk meredakan nyeri akibat sindrom piriformis.
Penderita dapat menempelkan kompres pada bagian yang nyeri selama 20 menit, dan diulangi selama 2-4 jam.
2. Obat pereda nyeri
Penggunaan obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti ibuprofen dapat meredakan rasa nyeri yang timbul karena sindrom piriformis.
Namun, penggunaan obat-obatan pereda nyeri perlu diperhatikan, sebab terdapat beberapa orang yang sensitif terhadap obat pereda nyeri tertentu.
3. Latihan fisik
Peregangan otot sebelum melakukan aktivitas berat dapat meminimalisir potensi nyeri. Peregangan khusus juga dapat membantu meredakan nyeri yang timbul.
Peregangan otot piriformis dapat dilakukan dengan menekuk dan menyilangkan kaki ke atas, searah dengan bahu kiri.
Lakukan hal yang sama pada kaki sebelah kiri hingga terasa tarikan pada otot bokong.
Penulis: Adilan Bill Azmy
Editor: Abdul Hadi