Menuju konten utama

Macam-Macam Nyeri Ulu Hati, Gejala dan Cara Mengatasinya

Nyeri ulu hati lazimnya tak berbahaya karena setara sakit perut akibat salah mengonsumsi makanan. Tapi di beberapa kasus nyeri ulu hati bisa mengancam jiwa.

Macam-Macam Nyeri Ulu Hati, Gejala dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi nyeri ulu hati. foto/istockphoto

tirto.id - Nyeri ulu hati alias epigastrium adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan sakit di bagian ulu hati, terletak di tengah perut atas, tepat di bawah tulang rusuk.

Dilansir dari Healthline, penyakit ini lazimnya tidak berbahaya karena levelnya setara sakit perut akibat salah mengonsumsi makanan.

Tapi di beberapa kasus, nyeri ulu hati bisa mengancam jiwa, jadi penting untuk berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui tingkat rasa nyeri yang dialami.

Penyebab Nyeri Ulu Hati

Gejala umum nyeri ulu hati meliputi mulas, kembung, dan perut bergas. Seperti dikutip dari Medical News Today, ada beberapa faktor yang menjadi pencetus penyakit ini, di antaranya:

1. Gangguan pencernaan

Gangguan pencernaan lazim terjadi setelah makan. Dalam proses mencerna makanan, lambung menghasilkan asam yang terkadangdapat mengiritasi lapisan sistem pencernaan.

Gejala dari gangguan pencernaan meliputi:

  • Sendawa
  • Kembung di bagian perut
  • Terasa cepat kenyang padahal makan dalam porsi kecil, dan
  • Mual
Gejala-gejala ini sering dirasakan bersamaan dengan nyeri epigastrium. Gangguan pencernaan yang timbul selepas makan juga bisa menjadi pertanda reaksi intoleran terhadap makanan tertentu.

2. Refluks asam dan GERD

Refluks asam merupakan reaksi ketika asam lambung naik ke kerongkongan. Terjadi akibat otot kerongkongan bagian bawah (otot LES) melemah.

Otot ini idealnya menutup saluran ke kerongkongan setelah makanan turun ke lambung.

Beberapa gejala umum yang menandai refluks asam, yakni:

  • Gangguan pencernaan
  • Rasa nyeri atau terbakar di bagian dada dan tenggorokan
  • Terasa seperti ada benjolan di dada atau tenggorokan
  • Rasa asam di mulut atau keinginan muntah
  • Sakit tenggorokan dan batuk berkelanjutan, atau serak
Refluks asam jika dibiarkan bisa merusak saluran makanan dan memicu refluks gastroesofagus, alias GERD.

Penanganan orang dengan GERD lebih kompleks dari refluks asam biasa karena mereka harus rutin berobat dan mengubah pola makan.

3. Makan Berlebihan

Mengonsumsi makanan melebihi porsi “normal” dapat membuat perut mengembang dan memberi tekanan pada organ-organ di sekitar perut.

Kondisi tersebut memicu gejala nyeri epigastrium, gangguan pencernaan, refluks asam, dan mulas.

4. Intoleransi laktosa

Individu yang tidak toleran laktosa mekanisme tubuhnya sulit memecah laktosa, gula yang ada dalam susu dan produk turunannya.

Mengonsumsi makanan dengan laktosa bagi orang yang toleran dapat memunculkan gejala:

  • Sakit perut
  • Kram, kembung, dan bergas
  • Mual atau muntah
  • Diare
5. Minum alkohol

Meminum alkohol dalam jumlah berlebih dan jangka waktu panjang akan menyebabkan peradangan pada lapisan perut, yang memicu nyeri epigastrium dan masalah pencernaan lain.

6. Esofagitis atau gastritis

Esofagitis dan gastritis sama-sama merupakan reaksi peradangan. Bedanya esofagitis berada pada lapisan pipa makanan, sementara gastritis menyerang lapisan lambung.

Kedua kondisi ini bisa dipicu oleh refluks asam, infeksi, iritasi obat-obatan tertentu, dan beberapa gangguan sistem kekebalan.

Peradangan dalam jangka waktu panjang dapat membuat jaringan parut atau pendarahan.

Gejala umum lain terkait kondisi ini meliputi:

  • Rasa asam atau reaksi ingin muntah
  • Batuk terus-menerus
  • Rasa terbakar di bagian dada dan tenggorokan
  • Sulit menelan
  • Mual dan muntah darah
  • Gizi buruk.
7. Hernia hiatus

Istilah ini dipakai untuk menggambarkan kondisi ketika bagian atas lambung masuk ke rongga dada. Gejalanya meliputi:

  • Sakit tenggorokan
  • Iritasi atau gatal di tenggorokan
  • Sulit menelan
  • Bergas atau sendawa keras
  • Rasa tidak nyaman di bagian dada
8. Penyakit tukak lambung

Penyakit tukak lambung terjadi ketika lapisan lambung atau usus kecil terinfeksi bakteri, atau terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Gejala penyakit tukak lambung mencakup nyeri epigastrium dan tanda-tanda perdarahan internal, seperti sakit perut, kelelahan, dan sesak napas.

9. Gangguan kantong empedu

Batu empedu bisa jadi menghalangi pembukaan kantong empedu, atau menyebabkan peradangan. Gejala spesifik gangguan kandung empedu meliputi:

  • Rasa sakit hebat di sekitar sisi kanan atas perut, setelah makan
  • Kulit menguning
  • Kehilangan selera makan
  • Bergas atau kembung
10. Kehamilan

Nyeri epigastrium ringan sering terjadi selama kehamilan karena pembesaran rahim memicu refluks asam atau tekanan pada perut.

Kondisi ini bisa menjadi lebih buruk akibat perubahan kadar hormon selama kehamilan.

Jika periode kehamilan mengalami nyeri epigastrium parah atau terus-menerus, maka gejala ini bisa menjadi indikasi gangguan kesehatan lain yang lebih serius.

Cara Mengatasi Nyeri Ulu Hati

Cara jitu meminimalisir nyeri ulu hati dapat dimulai dengan makan dalam porsi sedikit tapi sering.

Pilih sumber makanan mengenyangkan seperti protein tanpa lemak, serta menghindari makanan yang menyebabkan gas.

Untuk kondisi yang lebih parah seperti GERD atau tukak lambung perlu ada perawatan khusus jangka panjang.

Anda perlu segera mengunjungi unit gawat darurat jika mengalami komplikasi parah, meliputi:

  • Sulit bernapas atau menelan
  • Rasa sesak seperti ditekan kuat di bagian dada
  • Batuk darah
  • Tinja berdarah
  • Mual, muntah, atau diare lebih dari 24 jam
  • Demam tinggi, dan
  • Kelelahan ekstrim hingga kehilangan kesadaran
Mayoritas kasus nyeri epigastrium dapat diobati dan dicegah dengan merubah pola makan atau gaya hidup.

Pada kasus kronis diperlukan kontrol dengan obat-obatan khusus serta perubahan pola makan.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Dhita Koesno