Menuju konten utama

Posisi Ergonomi Naik Motor Menyelamatkan Pinggangmu

Ergonomi sepeda motor memengaruhi kenyamanan berkendara dan berdampak pada kesehatan tubuh.

Posisi Ergonomi Naik Motor Menyelamatkan Pinggangmu
Ilustrasi ergonomi berkendara. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Para pengendara sepeda motor mau tak mau menguatkan tubuhnya untuk duduk berjam-jam selama perjalanan. Di balik itu para biker rentan mengalami masalah pegal dan sakit di sejumlah bagian tubuh, apalagi jika berkendara dengan posisi tidak nyaman.

Kenyamanan berkendara berkaitan dengan aspek ergonomi dari sepeda motor yang digunakan. Asosiasi Ergonomi Internasional menyepakati definisi ergonomi ialah acuan desain untuk mengoptimalkan kualitas hubungan antara manusia dengan alat industri, termasuk di dalamnya kendaraan bermotor.

Pada konteks sepeda motor, ergonomi dirancang untuk mereduksi rasa lelah yang dirasakan pengendara. Dengan begitu, sepeda motor dapat dimanfaatkan buat bepergian jarak jauh, membawa penumpang, atau bahkan membawa barang.

Pada artian yang lebih spesifik, ergonomi mencakup hubungan rancang bangun sepeda motor dengan posisi badan penunggangnya. Ergonomi disusun dari berbagai faktor, seperti tinggi motor dari tanah, jarak antara jok dengan setang, tinggi setang, letak pijakan kaki, dan lainnya.

Resurgens Orthopedics—laman spesialis ahli ortopedi memberikan acuan ringkas ihwal posisi berkendara yang ideal. Kenyamanan bisa didapatkan saat posisi pinggul dan lutut membentuk sudut 90 derajat (badan lurus tidak menunduk atau menengadah). Pun dengan sudut siku dan lengan sebaiknya membentuk sudut 90 derajat agar titik berat seimbang.

Sayangnya, posisi idaman menurut Resurgens Orthopedics tidak bisa didapatkan di semua jenis sepeda motor. Berkendara dengan motor sport yang posisi setangnya rendah menuntut pengendara untuk menunduk, sehingga tulang belakang melengkung ke depan. Sebaliknya, sepeda motor model cruiser dengan posisi setang condong ke belakang menggiring juru mudi menengadah.

Persoalan klasik soal ergonomi kerap terjadi akibat pijakan kaki ditempatkan terlalu ke depan atau ke belakang, setang kelewat rendah, dan tidak adanya sandaran kursi. Selain itu, ketidaksesuaian postur tubuh pengendara dengan dimensi motor juga dapat menuntun kepada risiko cedera leher dan punggung, dan carpal tunnel syndrome—kesemutan atau nyeri pada telapak tangan karena pembengkakan saraf akibat tekanan berkelanjutan.

Konsekuensi dari masalah ergonomi, ada sejumlah bagian tubuh pemotor yang terkena dampaknya. Dalam makalah bertajuk “Ergonomic Posture For Motorcycle Riding”, Neela Ravindra Rajhans dari College of Engineering Pune, India (2011) memaparkan keluhan yang paling sering dirasakan pengendara sepeda motor karena posisi berkendara yang tak ergonomi.

Infografik Akibat Naik Motor Kelamaan

Berdasarkan observasi terhadap 70 pemotor berusia antara 18-25 tahun, keluhan utama yang mereka utarakan yakni sakit di punggung. Ada 11 orang yang menjawab “sering” merasakan sakit punggung, 45 menyatakan “kadang” didera sakit punggung, dan 14 mengaku tidak pernah mengalami keluhan tersebut.

Masalah lain yang dikemukakan para pemotor, yaitu nyeri di pinggang dan bokong. Ada 35 orang atau setengah dari total responden mengalami penyakit tersebut. Selama duduk di atas jok sepeda motor, titik berat tubuh bagian atas bertumpu tulang pinggang dan bokong. Jadilah organ tubuh tersebut menjadi bagian dari tulang belakang yang rentan terjangkit rasa pegal atau sakit karena mendapatkan tekanan terus menerus. Tangan, punggung, dan paha pun tidak lepas dari kelelahan hebat karena masalah ergonomi saat berkendara sepeda motor.

Sampai saat ini tidak ada standar baku dimensi sepeda motor. Maka, untuk mendapatkan ergonomi yang setidaknya mendekati “layak” pabrikan sepeda motor perlu mengkalkulasi antropometri konsumen. Antropometri ialah studi pengukuran ukuran fisik manusia, mencakup tinggi badan, ukuran lengan, lingkar badan, dan lainnya yang dilakukan untuk perancangan infrastruktur kerja atau produk tertentu.

Mencuplik Motorcyclist, empat aspek utama yang berpengaruh langsung terhadap ergonomi sepeda motor adalah jarak jok dengan setang kemudi, jarak jok dengan pijakan kaki, tinggi setang, dan sudut kaki dan badan saat duduk. Dalam kurun waktu 16 tahun, tim Motorcyclist mengobservasi dimensi ideal sepeda motor buat menghadirkan ergonomi terbaik. Hasilnya, mereka menyepakati ukuran ideal dari empat aspek tersebut. Menurut Motorcyclist, jarak ideal setang dengan jok sekitar 69 cm, jarak jok dengan pijakan kaki berkisar 47 cm, dan tinggi setang diukur dari penjepit (clamp), yakni 22 cm.

Motorcyclist memang punya hasil riset soal dimensi ideal sepeda motor, tapi ergonomi cenderung bersifat subjektif, sehingga sulit untuk diukur secara mutlak. Orang dengan postur sepadan pun bisa berbeda pendapat soal kualitas ergonomi sepeda motor karena kenyamanan berhubungan dengan rasa dan selera.

Agar bisa memenuhi ekspektasi ergonomi, maka sebaiknya kenali betul bentuk sepeda motor sebelum membelinya. Duduk di atas sepeda motor yang hendak dipinang untuk beberapa saat dapat memberi gambaran bagaimana rasanya berkendara dengan motor tersebut. Selain itu, bisa maksimalkan kesempatan test ride yang diberikan dealer, sehingga impresi berkendara semakin kuat.

Bagaimana jadinya kalau sepeda motor sudah kadung terbeli, tapi ada rasa kurang nyaman?

Ada banyak cara buat mewujudkan ekspektasi mengendarai sepeda motor yang nyaman. Modifikasi minor, seperti disebutkan dalam laman Cycle World, bisa dilakukan untuk menyesuaikan posisi berkendara. Pada motor naked, posisi setang dapat dimajukan atau dimundurkan sesuai kemauan hanya dengan mengendurkan baut-baut penjepit. Jika masih kurang, apa boleh buat, anda harus mengeluarkan pundi untuk membeli peninggi setang atau setang baru dengan ukuran yang diinginkan.

Perangkat jok juga termasuk mudah untuk diubah dimensinya. Ada banyak tukang jok yang bisa memapas atau menambah busa jok, atau mengubah konstruksi jok. Memasang sandaran pinggang untuk pengendara dan penumpang pun lumayan bermanfaat buat mengurangi rasa pegal.

Baca juga artikel terkait SEPEDA MOTOR atau tulisan lainnya dari Yudistira Perdana Imandiar

tirto.id - Otomotif
Penulis: Yudistira Perdana Imandiar
Editor: Suhendra