Menuju konten utama
Berita Internasional Terkini

Apa Itu Resesi Global Tahun 2023: Bagaimana Menurut IMF?

Bank Dunia mengatakan bank-bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bunga di tahun 2022 ini.

Apa Itu Resesi Global Tahun 2023: Bagaimana Menurut IMF?
Ilustrasi Resesi Global. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bank Dunia memprediksi, kemungkinan besar dunia akan bergerak menuju resesi global serangkaian krisis keuangan di pasar negara berkembang pada tahun 2023.

Hal itu akan terjadi ketika bank sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap inflasi, demikian menurut studi baru oleh Bank Dunia.

Seperti dikutip laman resmi worldbank.org, bank-bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bunga di tahun ini. Diperkirakan, trend ini akan berlanjut sampai tahun depan.

“Kekhawatiran mendalam saya adalah bahwa tren ini akan bertahan, dengan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan orang-orang di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang,” kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass.

Bagaimana Respons IMF?

Dikutip Times of India, juru bicara IMF, Gerry Rice mengatakan, beberapa negara memang diperkirakan akan mengalami resesi di tahun 2023, tapi terlalu dini mengatakan apakah akan ada resesi global secara lebih luas.

Pada Juli lalu, IMF merevisi pertumbuhan global turun menjadi 3,2 persen pada 2022 dan 2,9 persen pada tahun 2023.

"Jelas apa yang kami tandai sebagai perlambatan ekonomi global hanya meningkat dalam beberapa minggu dan bulan terakhir," kata Rice.

Masalah itu, kata dia, terjadi karena lockdown Covid-19 yang berkelanjutan dan masalah real estate membebani aktivitas ekonomi di China, serta penguatan dolar yang memiliki implikasi bagi banyak negara.

"Kami memperkirakan beberapa negara akan menghadapi resesi di tahun 2023. Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah itu akan menjadi resesi global yang meluas," ungkapnya.

BBCmelaporkan, menurut Bank Dunia, alasan bank-bank sentral menaikkan suku bunga adalah untuk mengatasi kenaikan harga.

Selain itu, menaikkan suku bunga juga membuat pinjaman menjadi lebih mahal sehngga bisa menurunkan laju kenaikan harga.

Namun, di sisi lain, menaikkan suku bunga juga bisa membuat pinjaman menjadi lebih mahal sehingga bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Pada Kamis pekan lalu, Bank Dunia juga mengatakan kalau ekonomi global berada dalam perlambatan paling tajam, bahkan setelah pemulihan pasca-resesi sejak tahun 1970.

Sebuah studi juga menemukan bahwa tiga ekonomi terbesar dunia seperti Amerika Serikat, China dan kawasan Eropa telah melambat dengan tajam.

Dalam menghadapi risiko resesi, Bank Dunia meminta bank sentral untuk mengoordinasikan dan "mengkomunikasikan keputusan kebijakan dengan jelas" untuk "mengurangi tingkat pengetatan yang diperlukan".

Selama beberapa bulan terakhir, inflasi atau tingkat kenaikan harga telah mencapai level tertinggi 40 tahun di AS dan Inggris.

Hal itu terjadi oleh permintaan yang lebih tinggi karena pandemi mulai mereda. Selain itu, perang di Ukraina juga mendorong kenaikan harga energi, bahan bakar, dan pangan.

Baca juga artikel terkait RESESI GLOBAL 2023 atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya