tirto.id - Prolaps organ panggul atau prolaps genital adalah kondisi saat terjadi penurunan satu atau lebih struktur panggul (kandung kemih, uterus, vagina) dari lokasi anatomi normal menuju atau melalui lubang vagina, demikian mengutip American Family Physician.
Ketika otot dan ligamen yang menopang organ panggul wanita melemah, organ panggul bisa turun lebih rendah sehingga menciptakan tonjolan di vagina (prolaps).
Perempuan dari semua umur berpotensi mengalami kondisi ini. Namun demikian, prolaps organ panggul lebih sering terjadi pada perempuan berusia lanjut.
Perempuan biasa mengalami prolaps organ panggul beberapa tahun setelah melahirkan, setelah histerektomi, atau setelah menopause, demikian dilaporkan Mayoclinic.
Gejala Prolaps Organ Panggul
Banyak perempuan biasanya tidak mengalami gejala awal prolaps organ panggul. Namun sebagian lainnya melaporkan mengalami gejala awal. Sejumlah gejala tersebut, seperti dikutip dari WebMD, adalah sebagai berikut:
- Perasaan tertekan di area panggul
- Sakit pada bagian bawah punggung
- Sakit saat berhubungan intim
- Perasaan ada sesuatu yang keluar dari vagina
- Masalah kemih seperti bocornya air seni atau seringnya buang air kecil
- Sembelit
- Bercak atau perdarahan dari vagina.
Gejala tergantung pada organ mana yang turun. Jika kandung kemih turun, kebocoran urin bisa terjadi. Jika yang turun rektum, sembelit dan hubungan seksual yang tidak nyaman sering terjadi.
Sakit punggung serta ketidaknyamanan saat hubungan seksual seringkali menyertai prolaps usus halus. Prolaps uterus juga disertai dengan sakit punggung dan hubungan intim yang tidak nyaman.
Penyebab Prolaps Organ Panggul
Sebagaimana dilansir laman Women’s Health, terdapat beberapa hal yang bisa menjadi penyebab prolaps organ panggul. Beberapa penyebab itu adalah sebagai berikut.
1. Persalinan pervaginam
Hal ini bisa meregangkan dan membebani dasar panggul. Melahirkan berulang kali melalui vagina meningkatkan risiko prolaps organ panggul di kemudian hari. Namun, perempuan yang belum pernah memiliki anak juga bisa mengalami prolaps.
2. Tekanan jangka panjang pada perut
Faktor ini termasuk tekanan akibat obesitas, batuk kronis, atau sering mengejan saat buang air besar.
3. Melahirkan bayi berat
Melahirkan bayi dengan berat lebih dari 8,5 pound (sekitar 3,85 kg) meningatkan risiko seorang perempuan mengalami prolaps organ panggul.
4. Penuaan
Gangguan dasar panggul lebih sering terjadi pada perempuan lanjut usia. Sekitar 37 persen orang dengan kelainan dasar panggul berusia 60 hingga 79 tahun, dan sekitar setengahnya 80 tahun atau lebih.
5. Perubahan hormonal selama menopause
Hilangnya hormon estrogen pada perempuan selama dan setelah menopause dapat meningkatkan risiko prolaps organ panggul. Namun, para peneliti belum yakin persis mengapa ini bisa terjadi.
6. Faktor genetika
Para peneliti kini sedang mempelajari bagaimana genetika dapat berperan dalam prolaps organ panggul.
Pengobatan Prolaps Organ Panggul
Harvard Health Publishing menulis beberapa cara pengobatan untuk prolaps organ panggul seperti melakukan senam kegel, pemasangan alat pessarium, dan operasi.
Cara perawatan pertama yang mungkin direkomendasikan dokter adalah terapi fisik dasar panggul, termasuk dengan senam kegel. Senam ini dilakukan dengan membuat otot penahan aliran kencing (otot lantai pelvis) berkonstraksi dan relaks dalam jangka waktu beberapa detik. Senam kegel ini dapat memperkuat otot yang membantu menopang organ panggul.
Terapi fisik dengan senam kegel mungkin bisa meredakan gejala prolaps. Namun, sangat penting melakukan senam kegel dengan cara yang benar. Ahli terapi fisik bisa menggunakan teknik seperti biofeedback untuk membantu menemukan otot yang tepat untuk ditekan saat senam kegel.
Dokter mungkin juga akan merekomendasikan alat yang disebut pessarium. Pessaries terbuat dari silikon dan tersedia dalam berbagai bentuk. Pessarium dimasukkan ke vagina sebagai alat bantu untuk menopang organ yang mengalami prolaps. Biasanya alat tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan, dan bisa dilepas.
Sementara operasi adalah pilihan terakhir jika kedua cara di atas tidak meredakan gejala akibat prolaps organ panggul. Ada beberapa jenis operasi yang mungkin direkomendasikan oleh dokter, berdasarkan lokasi dan tingkat keparahan prolaps atau masalah kesehatan lainnya.
Bagi perempuan yang mengalami prolaps uterus, seringkali histerektomi (pengangkatan rahim) dianjurkan oleh dokter.
Sedangkan perempuan yang berisiko tinggi mengalami prolaps berulang kali mungkin akan diminta menjalani prosedur yang disebut sacrocolpopexy, di mana ahli bedah bekerja melalui sayatan kecil di perut untuk memposisikan kembali organ panggul ke posisi semula.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Addi M Idhom