tirto.id - Konsumsi berlebihan atau overconsumption adalah tantangan baru di era modern. Perilaku ini semakin marak seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya media sosial. Lalu, apa itu overconsumption dan bagaimana dampaknya pada lingkungan?
Overconsumption adalah istilah yang merujuk pada konsumsi berlebih atau penggunaan sumber daya, barang, maupun jasa secara berlebihan. Berlebihan berarti melampaui batas kebutuhan maupun jumlah sumber daya yang tersedia.
Sederhananya, overconsumption mengacu pada perilaku manusia yang mengonsumsi lebih banyak sumber daya daripada yang dibutuhkan dan yang bisa dihasilkan. Ketika konsumsi barang lebih cepat daripada kemampuan untuk menghasilkannya kembali, pada akhirnya kita akan kehabisan sumber daya.
Overconsumption cenderung terjadi di negara-negara maju karena perekonomian yang meningkat bisa membuat seseorang menginginkan sesuatu yang lebih. Sementara itu, Population Media Center menyebutkan bahwa overconsumption beriringan dengan overpopulation.
Ledakan populasi otomatis akan menyebabkan peningkatan kebutuhan, baik itu makanan, air, hingga energi. Padahal, overconsumption memiliki dampak negatif yang cukup signifikan terhadap lingkungan, termasuk polusi dan perubahan iklim global.
Bentuk-Bentuk Overconsumption
Overconsumption sering dipicu oleh gaya hidup modern yang banyak dipengaruhi oleh media sosial. Adanya iklan/endorsement, kemudahan belanja online, hingga fenomena FOMO (fear of missing out) menciptakan budaya konsumtif yang merugikan.
Adapun overconsumption dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Berikut bentuk-bentuk overconsumption yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari:
1. Overconsumption Sumber Daya Alam (SDA)
Kehidupan manusia tak bisa lepas dari sumber daya alam, mulai dari lahan, air, hutan, hewan, dan masih banyak lagi. Meski sebagian SDA dapat diperbarui, jumlahnya bisa terus menipis jika fenomena overconsumption terus terjadi.
Contoh overconsumption SDA bisa dilihat dari industri kayu. Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya konstruksi bangunan, perabot, dan juga kertas. Demi memenuhi kebutuhan, dilakukan penebangan pohon secara besar-besaran sehingga menyebabkan penggundulan hutan.
Contoh lainnya adalah overconsumption bahan bakar. Orang-orang lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi, bahkan untuk perjalanan jarak dekat yang bisa ditempuh dengan jalan kaki. Berbagai industri manufaktur juga menggunakan banyak bahan bakar untuk keperluan produksi hingga transportasi.
Padahal, sebagian bahan bakar yang digunakan masih berasal dari bahan bakar fosil yang tergolong sumber energi tak terbarukan. Jika digunakan berlebihan dalam jangka waktu lama, SDA akan habis dan bisa menyebabkan masalah yang lebih besar.
2. Overconsumption Barang
Overconsumption
barang berarti menggunakan barang dalam jumlah yang lebih besar daripada yang dibutuhkan, misalnya pakaian, gawai, makeup, perabot, dan masih banyak lagi. Bentuk overconsumption ini umumnya terjadi di tingkat konsumen dan sering didorong oleh budaya konsumtif, tekanan sosial, atau tren pasar.Salah satu contoh overconsumption barang yang saat ini banyak terjadi adalah di bidang mode. Fast fashion yang menawarkan pakaian dengan berbagai model dengan harga murah kerap menarik perhatian konsumen sehingga tak ragu-ragu untuk membelinya dalam jumlah banyak.
Hal serupa juga terjadi pada penggunaan barang-barang elektronik seperti ponsel pintar, laptop, atau jenis gawai lainnya. Meski gawai lama masih berfungsi dengan baik, banyak orang yang tergoda untuk membeli gadget seri terbaru untuk memenuhi gengsi dan gaya hidup.
3. Overconsumption Makanan
Makanan juga menjadi target overconsumption yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya orang-orang dengan pendapatan tinggi. Overconsumption makanan berarti mengonsumsi produk pangan secara berlebihan hingga melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kemunculan fast food dan beragam camilan mendorong banyak orang untuk membelinya. Ironisnya lagi, sebagian masyarakat terkadang kurang perhitungan sehingga overconsumption dapat menimbulkan food waste yang merugikan.
Kerugian lain yang bisa dirasakan adalah menurunkan kesehatan akibat pola makan yang berlebih. Makan terlalu banyak bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit, mulai dari gangguan pencernaan, diabetes, penyakit jantung, hingga kanker.
Dampak Negatif Overconsumption bagi Lingkungan
How does overconsumption affect the environment? Overconsumption dapat merusak lingkungan dalam berbagai cara karena berhubungan langsung dengan penggunaan sumber daya alam, produksi barang, dan limbah yang dihasilkan.
Berikut beberapa dampak negatif overconsumption terhadap lingkungan:
1. Polusi Limbah
Overconsumption
yang dilakukan masyarakat luas akan mendorong para produsen untuk terus memproduksi barang. Akibatnya, akan ada lebih banyak limbah yang dihasilkan, baik itu limbah padat, cair, hingga gas.Sayangnya, masih cukup banyak industri pabrik yang tidak mengelola limbahnya dengan baik dan membuangnya ke alam bebas. Sebagai contoh, pabrik tekstil membuang limbah yang mengandung bahan kimia berbahaya ke sungai.
Hal ini menyebabkan kerusakan ekosistem air tawar dan bisa mencemari sumber air bersih bagi warga sekitar. Sayangnya kasus pembuangan limbah seperti ini masih sering ditemui di berbagai wilayah di Indonesia.
2. Berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Overconsumption
berkontribusi pada berkurangnya ruang terbuka hijau (RTH) dengan cara yang sangat signifikan, terutama berkaitan dengan konversi lahan. Pembangunan rumah dan infrastruktur yang terus meningkat demi kenyamanan warga otomatis akan mengurangi RTH karena berubah fungsi menjadi area pemukiman.Ekspansi perkebunan dan pertanian yang memangkas hutan hingga pembukaan lahan untuk area industri dan wisata juga dapat mengurangi RTH. Berkurangnya ruang terbuka hijau dapat menurunkan kualitas tanah dan udara sehingga merusak lingkungan secara keseluruhan.
3. Sumber Daya Alam Menipis
Overconsumption
berkaitan erat dengan menipisnya sumber daya alam (SDA). Sumber daya alam meliputi bahan baku yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, seperti air, energi, bahan pangan, hingga hasil tambang.Konsumsi yang meningkat berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan SDA. Overconsumption pun akan mempercepat penggunaan dan eksploitasi SDA yang jumlahnya terbatas. Bahkan untuk SDA yang dapat diperbarui seperti kayu/hutan, butuh waktu yang cukup lama untuk menumbuhkannya kembali.
4. Perubahan Iklim
Overconsumption
dapat mempercepat pemanasan global dan perubahan iklim. Perubahan iklim adalah masalah serius yang bisa mengancam kehidupan, mulai dari suhu bumi yang terus naik, pola cuaca berubah, hingga kerusakan ekosistem yang mengancam kelangsungan hidup manusia.Overconsumption mempercepat perubahan iklim lewat banyak cara, misalnya dari meningkatnya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan proses produksi dan transportasi, memperburuk deforestasi yang mengurangi ruang terbuka hijau, hingga peningkatan penggunaan energi fosil yang menghasilkan emisi karbon.
Overconsumption merupakan tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini dengan dampak yang sangat luas terhadap lingkungan. Guna mencegah dampak negatifnya, diperlukan berbagai upaya untuk menekan konsumsi berlebih demi menciptakan dunia yang lebih seimbang dan ramah lingkungan bagi generasi yang akan datang.
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani