Menuju konten utama

Apa Itu Hipertensi Primer dan Perbedaannya dengan Sekunder?

Hipertensi tidak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung tetapi juga penyakit lain seperti penyakit saraf hingga ginjal.

Apa Itu Hipertensi Primer dan Perbedaannya dengan Sekunder?
Ilustrasi Hipertensi Sekunder. foto/istockphoto

tirto.id - Hipertensi atau darah tinggi merupakan sebuah kondisi saat tekanan darah tinggi dan bersifat abnormal setelah diukur paling tidak pada tiga kesempatan berbeda.

Menurut Repositori Poltekkes Jogja, hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung tetapi juga penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi. Terdapat faktor-faktor endogen seperti usia, jenis kelamin, dan genetik atau keturunan. Selain itu terdapat juga faktor-faktor eksogen seperti obesitas, konsumsi garam, rokok, dan kopi.

Jenis-Jenis Hipertensi

Dilansir dari laman P2PTM Kemkes, terdapat 2 jenis hipertensi berdasarkan penyebabnya, yaitu hipertensi primer atau esensial dan hipertensi sekunder. Berikut adalah penjelasannya.

Hipertensi Primer (Esensial)

Menurut laman Cleveland Clinic, hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi yang terjadi ketika seseorang memiliki tekanan darah yang tinggi namun bukan berasal dari sebuah kondisi medis.

Pada umumnya tekanan darah tinggi jenis ini dipengaruhi oleh obesitas, keturunan, dan pola makan yang tidak sehat. Kondisi ini bisa diperbaiki dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan.

Hipertensi primer dapat merusak pembuluh darah yang jika dibiarkan terlalu lama akan menimbulkan penyakit-penyakit yang mengancam nyawa seperti aneurisma, dementia, serangan jantung, gagal jantung, penyakit ginjal, stroke, dan kehilangan pengelihatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya hipertensi primer sangat terkait dengan kondisi tubuh dan gaya hidup seperti usia di atas 65 tahun, makanan dengan kadar garam tinggi, terlalu banyak mengonsumsi kafein, riwayat keluarga dengan darah tinggi, obesitas, konsumsi alkohol berlebihan, hingga kesulitan tidur (insomnia).

Hipertensi Sekunder

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, hipertensi sekunder bisa terjadi apabila seseorang memiliki tekanan darah tinggi yang diketahui disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis tertentu.

Penderita hipertensi sekunder terbilang cukup langka, hanya sekitar 5% sampai 10% dari seluruh populasi. Biaya untuk memeriksa hipertensi sekunder biasanya juga cukup mahal.

Sesuai definisinya, hipertensi skeunder merupakan jenis hipertensi yang disebabkan oleh sebuah penyakit atau kondisi medis yang jelas. Penyakit-penyakit yang bisa menjadi penyebab hipertensi sekunder antara lain adalah:

1. Penyakit ginjal

Kerusakan pada ginjal dan arteri bisa merusak persediaan darah ke organ-organ tubuh yang kemudian menyebabkan darah tinggi.

2. Penyakit adrenal

Kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal berperan sebagai pencipta dan pengatur hormon-hormon. Jika kelenjar tersebut bermasalah, maka hormon dalam tubuh akan menjadi tidak seimbang.

3. Hiperparatiroid

Kondisi ini terjadi di mana kelenjar paratiroid yang terletak di leher memproduksi hormon yang mengatur kadar kalsium di darah secara berlebihan.

4. Masalah tiroid

Fungsi tiroid yang tidak normal dapat berujung pada tekanan darah tinggi.

5. Pengencangan pada aorta

Aorta yang mengencang atau menegang dapat menahan aliran atau peredaran darah yang menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Muhammad Iqbal Iskandar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Muhammad Iqbal Iskandar
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari