Menuju konten utama

Apa Dampak G20 Bagi Indonesia dalam Bidang Ekonomi?

Mengetahui apa dampak G20 atau Group of Twenty terhadap perekonomian Indonesia? 

Apa Dampak G20 Bagi Indonesia dalam Bidang Ekonomi?
Presiden Meninjau G20. foto/Laily Rachef

tirto.id - Group of Twenty (G20) merupakan forum kerja sama multilateral di bidang ekonomi yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). Negara yang terbagung di dalamnya memiliki kelas pendapatan menengah, hingga tinggi.

Pada mulanya G20 hanya diikuti oleh menteri-menteri terkait ekonomi dan keuangan negara anggota. Namun, sejak tahun 2008, kepala negara anggota G20 juga turut ambil bagian dalam perundingan kerja sama ekonomi yang disusun.

Negara yang tergabung dalam G20 antara lain Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Cina, Australia, India, Arab Saudi, Turki, Rusia, Afrika Selatan, Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Brasil, Argentina, Meksiko, Kanada, AMerika Serikat dan Uni Eropa.

Dilansir dari laman Kemenkeu, negara anggota tersebut G20 merupakan representasi lebih dari 60 persen populasi bumi. Tidak hanya itu, mereka juga terlibat dalam 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.

Negara-negara anggota tersebut akan mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20), di Bali, Indonesia, dengan agenda utama berlangsung pada 15-16 November 2022.

KTT tersebut akan menjadi puncak dari proses dan usaha yang intensif dari seluruh alur kerja G20 (Pertemuan Tingkat Menteri, Kelompok Kerja, dan Engagement Groups) selama 1 tahun Indonesia menjadi pemimpin G20.

Dampak G20 Bagi Ekonomi Indonesia

Selain membahas kerja sama ekonomi untuk negara-negara anggotanya, gelaran G20 di Indonesia juga memberi dampak positif bagi Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Mengutip Panduan Modul G20, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyebut gelaran G20 akan menciptakan kontribusi hingga USD 533 juta atau sekitar Rp7,4 triliun pada PDB Indonesia. Selain itu, peningkatan konsumsi domestik diperkirakan meningkat hingga Rp1,7 triliun.

Sementara dari sektor pariwisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, menyebut gelaran G20 akan berkontribusi terhadap proyeksi peningkatan wisatawan mancanegara antara 1,8 juta hingga 3,6 juta per tahun.

Dari sisi lapangan kerja, penyelenggaraan G20 diprediksi menyerap 600 ribu hingga 700 ribu lapangan kerja baru ditopang kinerja bagus sektor kuliner, fesyen, dan kerajinan.

Rangkaian kegiatan G20 di Indonesia akan melibatkan UMKM dan menyerap tenaga kerja sekitar 33.000 orang di area penyelenggaraan.

Presidensi G20 juga diperkirakan mampu mendorong investasi pada UMKM dalam negeri, mengingat saat ini 80 persen investor global berasal dari negaranegara G20.

Selain itu, presidensi G20 juga dapat menjadi momentum Indonesia untuk menarik investor asing. Apalagi, UU Cipta Kerja, yang ditujukan meningkatkan kepercayaan investor global kepada Indonesia juga sudah disahkan.

Apabila modal asing masuk ke Indonesia, dapat meningkatkan perekonimian masyarakat. Hal itu juga dapat meningkatkan volume ekspor-impor yang juga berdampak pada pendapatan pajak negara.

Sementara manfaat jangka panjang bagi Indonesia adalah informasi dan pengetahuan lebih awal tentang perkembangan ekonomi global.

Hal tersebut dapat membantu Indonesia dalam mempersiapkan potensi risiko ekonomi yang dihadapi. Karenanya, Indonesia dapat mencontoh kebijakan ekonomi negara lain terutama negara maju.

Dengan demikian, Indonesia mampu menyiapkan kebijakan ekonomi yang tepat dan terbaik. Selain itu, Indonesia juga dapat memperjuangkan kepentingan nasional dengan dukungan internasional lewat forum G20.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Permadi Suntama

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Permadi Suntama
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Yandri Daniel Damaledo